13 Desember 2016

Melancong dekat rumah

Dari umur 5 tahun tinggal di Depok dan 14 tahun melipir ke Sawangan, wilayah Depok coret tidak juga membuat saya familiar dengan tempat-tempat melancong dengan radius tak terlalu jauh dari wilayah tempat tinggal.

Pemandian air panas Ciseeng yang berjarak tidak sampai 20 km dari rumah misalnya.  Naik mobil hanya butuh waktu maksimal 45 menit untuk sampai di sana.  Tentu saja saya pernah ke tempat itu jauh sebelumnya, saat masih dikelola secara swadaya.  Kesan waktu itu ya, biasa saja.

Bukit kapur di Tirta Sanita
18 tahun kemudian, saya mengangguk saat suami ingin tahu tentang pemandian air panas tersebut.  Yang saya ingat adalah ada bukit batu yang menjulang dan sekaligus sebagai tempat shooting sinetron laga.

05 Desember 2016

Melihat Banda Naira melalui buku


Banda Naira adalah sebuah gugusan kepulauan di Maluku yang terletak di tengah laut Banda dengan pemandangan gunung api di tengahnya.  Terdapat 10 pulau dalam gugusan kepulauan tersebut antara lain pulau Banda besar (yang terbesar) dan pulau Run yang sering dikaitkan dengan perjanjian Breda tahun 1667

http://koleksitempodoeloe.blogspot.co.id/2013/03/peta-kuno-abad-17-th1700an-kepulauan.html

Namun pulau yang hampir tidak terlihat di peta ini pada abad ke 16 menjadi incaran utama para pedagang Eropa berkat komoditi yang hanya ada di Banda yaitu Pala (Myristica Fragrans)

14 November 2016

Pesan dari Liyangan

Warga melintas di sekitar situs

Sugeng Riyanto dari balai arkeologi Yogyakarta mengguratkan jarinya ke lantai batu, ia mencoba menggambarkan tata letak candi. "Umumnya candi itu kosentris, tapi di Liyangan ini berbeda.  Bila dibandingkan dengan komplek Batujaya di Karawang, Liyangan ini bukan hanya sebagai tempat peribadatan tapi juga pemukiman".

01 November 2016

DJOHAN SJAHROEZAH - Sosialis Jaringan Bawah Tanah

Kami bukan pembangun candi,
Kami hanya pengangkut batu
Kami angkatan yang mesti musnah
agar menjelma angkatan baru.....

Bait-bait sajak Henrietta Roland Holst ini mengingatkan pada sosok Djohan Sjahroezah.  Orang akan mengernyit bila ditanya siapa itu Djohan Sjahroezah tapi akan mengangguk bila nama Sutan Sjahrir disebut.

Seperti juga Juanda Kartawijaya yang tidak banyak dikenal begitulah juga halnya dengan Djohan Sjahroezah.  Dalam dunia jurnalistik ia adalah salah satu bapak yang membidani kelahiran kantor berita Antara bersama empat orang rekannya; Adam Malik, Sumanang, AM Sipahutar dan Pandoe Kartawiguna.  Pun, di Antara namanya tidak masuk dalam hierarki melainkan lebih senang berada di belakang layar.  Sebagai jurnalis tulisan-tulisannya kerap masuk dalam koran Indonesia Raya dan Djohan pun merupakan anggota redaksi dari harian Daulat Ra'jat.

Jejak Djohan Sjahroezah pun tidak masuk dalam buku Seratus Jejak Pers Indonesia yang memuat tokoh-tokoh pers Indonesia.  Hal itu semakin menegaskan teka-teki tentang dirinya bagi orang luar.

Djohan Sjahroezah lahir di Muara Enim tahun 1912 dari keluarga Minang dan dari urut-urutan keluarga ibunya, ia adalah keponakan Sutan Syahrir.  Orang Minang pada abad 20 adalah kumpulan para intelektual, berkat diterimanya sekolah-sekolah Belanda di kalangan masyarakat dan digabungkan dengan pendidikan madrasah.  Dari pertalian darah, selain Sutan Syahrir terdapat pula Rohana Kudus, tokoh pergerakan perempuan Minang pertama yang juga bergerak dalam bidang jurnalistik.

13 Oktober 2016

Batavia dan Pergaulan Sosialnya

Adalah menarik melihat perkembangan Jakarta jika ditarik jauh ke belakang, saat masih bernama Batavia. Saat batas-batas negara belum seperti sekarang dan para migran dari berbagai belahan dunia lebih leluasa berdatangan mengadu nasib serta mengambil peranan dalam terciptanya beragam komunitas yang ada di Batavia, terutama komunitas sosial yang berusaha diciptakan oleh VOC

Jean Gelman Taylor dalam tulisannya mengenai kehidupan sosial di Batavia di mana para pendatang yang berasal dari Eropa khususnya Belanda menciptakan kelas-kelas pergaulan lengkap dengan aturan resminya.

Picture: Adolf Heuken, SJ
Yang unik, interaksi sosial di Batavia tidak bisa lepas dari kehadiran para perempuan yang meskipun dianggap nomor dua namun sulit disangkal menimbulkan jalinan kekerabatan yang menguntungkan antara keluarga saudagar dengan para pejabat yang akhirnya berpengaruh pada karir suami dan keturunan mereka.

Dalam pergaulan di Batavia terdapat kaum Mestizo yang orang-orangnya merupakan hasil kawin campur antara Asia dan Eropa.  Ada pula orang Indies, yang mengacu pada orang-orang eropa yang mengikuti budaya Mestizo.  Yang dimaksud dengan orang Eropa adalah mereka yang lahir di daratan Eropa.

Sementara istilah komunitas Eropa digunakan dalam pengertian hukum yang mencakup orang-orang yang lahir di Eropa maupun Asia dan orang campuran keturunan Eropa.

Sebutan Kreol digunakan untuk anak yang lahir di Asia dari orangtua asal Eropa dan menempati kasta tinggi di Batavia.

Batavia sebelum kedatangan Cornelis de Houtman dengan armadanya merupakan daerah pelabuhan di bawah kekuasaan kerajaan Banten dan masih bernama Jacatra dengan penduduk mayoritas dari suku Sunda.  Kedatangan de Houtman pada tahun 1596 disusul oleh kedatangan kapal dagang Belanda lainnya sehingga orang-orang Belanda yang tergabung dalam VOC tersebut diijinkan oleh Pangeran Wijayakrama sebagai penguasa Jacatra pada saat itu untuk membangun pemukiman.

Para personil VOC diikat kontrak kerja selama lima tahun; ada yang sebagai pedagang atau pegawai administrasi misalnya sebagai juru tulis, jabatan yang paling rendah atau menjadi tentara VOC.  Merekalah yang paling banyak berbaur dengan masyarakat lokal terutama dengan perempuan-perempuan setempat yang menjadi gundik atau istri mereka.

20 September 2016

Austronesia dan Etnogenesis Indonesia

Masih ingat lagu Nenek moyangku seorang pelaut?

Kalau memang seorang pelaut dari mana mereka berasal dan ke mana mereka pertama kali menuju?

Pertanyaan-pertanyaan itu jawabannya bisa beragam.  Namun para ahli sepakat bahwa nenek moyang bagi mayoritas bangsa Indonesia adalah para penutur Austronesia yang tiba di wilayah nusantara, bermigrasi dari Philipina sekitar 4000 SM.  Mereka tiba di wilayah Sulawesi dan Kalimantan melalui laut, sudah pasti.

Google

Jadi siapakah para penutur Austronesia ini sesungguhnya?

05 September 2016

Hutang itu manusiawi asalkan dilunasi

Masih seputar hutang piutang....

Gaes, soal pinjam meminjam uang itu jamak kok.  Semua orang pasti pernah mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam dengan jumlah tertentu kepada orang tua, saudara, pacar, suami atau istri.
Image result for hutang harus dikembalikan

Tapi pastikan agar uang yang dipinjam itu dapat dikembalikan sesuai waktu yang dijanjikan atau paling tidak mencicil dengan tertib sampai lunas.  Jangan pura-pura lupa sehingga menyusahkan orang yang sudah menolong kita.

Membosankan memang, tapi kelihatannya perkara yang berhubungan dengan uang ini selalu menghantui hidup saya bertahun-tahun.  Entah apa yang membuat orang senang sekali meminjam dari saya.   Padahal gaya sosialita jauh sekali dari tampilan saya.  Menu makanan saya sehari-hari saja juga sangat sederhanan dibanding rekan yang lain.  Kemana-mana saya naik angkutan umum, beda dengan sejawat yang selalu turun naik mobil atau bahkan membawa mobil sendiri

Di media sosial saya tidak pernah memajang foto bareng dengan pejabat atau update status sedang meeting dengan pejabat A dan petinggi B.  Sumpah, hidup saya biasa-biasa saja.  Bukan juga orang yang sering memajang foto-foto liburan dengan keluarga di mana-mana.

Image result for hutang harus dikembalikan

Yang seperti itu saja saya kerap dijadikan sasaran peminjaman duit dan lagi-lagi sialnya saya tipe orang yang tidak tega melihat orang kesusahan, mau menolak juga tidak enak, kasihan.  Yang bisa saya lakukan adalah menanyakan kapan pinjaman itu dikembalikan.
Heran, kenapa yang suka kemana-mana naik mobil itu malah tidak pernah dimintai pinjaman.

Selesai?  wah, andai sesederhana itu.  Pinjaman yang dijanjikan akan dikembalikan itu bagaikan layang-layang yang diterbangkan angin, walaupun sudah diperkuat oleh selembar surat bermeterai yang diusulkan oleh peminjam.  Ibarat kita naik kopaja dan metromini, sudah bayar sesuai rute namun belum sampai tujuan sudah diturunkan.

Sudah berapa lama uang saya terkatung-katung? sepertinya lebih dari 2 tahun.  Seperti yang sudah saya bilang, saya tidak tega melihat orang kesusahan apalagi yang masih terhitung kerabat tapi ya itu, lagi-lagi saya berhadapan dengan model bahlul.  Tidak ada kabar kapan uang itu dikembalikan, artinya tidak ada kepastian kapan saya dapat menerima hak saya.

Tidak ada pembicaraan dari yang bersangkutan soal cicilan seperti yang dijanjikan.  Telepon, sms, message di sosial media tidak pernah dijawab.  Padahal saya akan sangat respek apabila beliau yang terhormat itu mengontak saya untuk menjadwalkan kembali cicilan apabila memang ada kesulitan.


Sekedar intermezo, beberapa kali berbincang dengan personil perbankan; dari mereka saya akhirnya tahu bahwa justru orang-orang kecil dengan pendidikan sederhana yang sangat disiplin membayar cicilan kredit usaha kecil yang mereka pinjam dari bank dibandingkan dengan nasabah elitnya.  Sama dengan situasi saya kini.

Pembantu rumah tangga saya bulan lalu meminjam sejumlah uang untuk keperluan pernikahan adiknya.  Ia dan saya sepakat untuk memotong gajinya untuk pelunasan.  Jumlah potongan sesuai kesanggupannya, saya tidak ada masalah dengan itu.  Dan tampaknya pelunasan itu berjalan lancar.

Sebaliknya yang berpendidikan tinggi malah terkesan mengelak dari kewajiban.  Saya tidak mengerti dengan kredibilitas beliau yang sering dipamerkan di sosial media apabila sekedar memenuhi kewajiban saja tidak becus.  Untuk apa menepuk dada sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab apabila hutang terhadap orang yang sudah berbaik hati membantu saat kesusahan dilalaikan seenaknya.

Tidak tahu diri?  entah, saya tidak ingin menduga sejauh itu.  Masalah hutangnya bukan baru kali ini saja, sering malah kalau mau dihitung yang dulu-dulu.

Agar dia sadar sih, uang yang dinikmati selama ini itu berasal dari keringat perempuan ya....Kalau dia punya sedikit rasa malu loh.  Tapi melihat kasus sebelumnya tipis sekali harapan beliau ingat kewajibannya.

Kalau beliau tersinggung gara-gara tulisan ini ya saya lebih tersinggung lagi dengan caranya yang tidak laki-laki itu,  Kalau saya tidak mengontaknya lagi bukan berarti dia bebas dari kewajiban melunasi pinjamannya kan.  Saya berhenti mengontak karena sudah putus asa.  Ditelepon baik-baik tidak pernah membalas ya lama kelamaan capek juga.

Seperti yang pernah saya sampaikan di tulisan sebelumnya, mbak, silakan ambil laki-lakinya, asalkan uang saya kembali.





31 Agustus 2016

17|71 : Goresan Juang Kemerdekaan, Tak harus perang


Goresan Juang Kemerdekaan, menyambut 71 tahun RI pada tanggal 17 Agustus.  Begitulah terjemahan umumnya.

Kali ini istana kepresidenan menyelenggarakan pameran khusus koleksi lukisan yang tersimpan di berbagai istana kepresidenan di Indonesia.  Pameran yang bertempat di Galeri Nasional ini sudah berlangsung dari awal Agustus.  Tiap hari minggu ada spesial kurator yang mendampingi dengan waktu yang sudah ditentukan.

24 Agustus 2016

Bingkisan 71th Revolusi

Revolusi kerap diidentikkan sebagai perubahan radikal dan total.  Sebuah revolusi diharapkan mampu memberikan perubahan dengan cepat, menggulung yang lama dan mengeluarkan yang baru.  Seakan dengan revolusi semua masalah tidak akan ada lagi.


10 Agustus 2016

Sriwijaya - Ingatan yang samar

Bagaimana rasanya baru beberapa jam keluar dari bandara dan harus kembali ke bandara di lokasi lain untuk ke lain kota?  Saya mengalaminya.  Jadi pesawat dari Bali sampai di bandara Soetta pukul 22:00 malam, lalu tiba di rumah sekitar jam 24:00, beres-beres rumah sambil tukar baju di ransel lalu tidur.  Jam 04.30 besok paginya sudah jalan lagi ke bandara Halim PK mengejar jadwal pesawat jam 06:45 menuju Palembang.   Rasanya ya ngantuk...


Kenapa harus ke Palembang? karena ada pameran dan festival Sriwijaya.  Kenapa jadi penting, karena saya dan rekan yang menulis konten pameran :).   Sedangkan untuk festival diadakan oleh Pemda Sumatera Selatan yang merupakan event tahunan.  Rekan saya masih sibuk mengurus pameran Austronesia di Bali, jadi saya yang ke Palembang.  Untungnya saya berangkat Sabtu jadi tidak perlu menambah cuti kantor.


03 Agustus 2016

Pandan Berduri di Tenganan

Minggu lalu, dalam 4 hari saya pergi ke Bali, tepatnya daerah Tenganan dan Palembang.

Ada apa di Tenganan? jawabnya: Mekare-kare alias perang pandan.  Mekare-kare adalah tradisi masyarakat di desa Pegringsingan dan Dauh Tukad, dimana untuk menghormati dewa Indra warga kedua desa di Tenganan tersebut mengadakan ritual duel satu lawan satu dengan bersenjatakan ruas-ruas daun pandan berduri.

Ritual tersebut pada tahun ini diselenggarakan di desa Tenganan Dauh Tukad tanggal 22 Juli 2016 sedangkan di Tenganan Pegringsingan pada tanggal 25 Juni.

Jadi pada tanggal 21 Juli, menggunakan pesawat pagi saya tiba di Ngurah Rai, seorang pria muda bertato menjemput saya di bandara.  Itu lah bli Putu yang selama hari ini dan besok akan mengantar saya.

Karena yang di Pegringsingan sudah lewat, maka saya mengarah pada ritual Mekare-kare yang diselenggarakan di Dauh Tukad.  Daerah Tenganan berjarak cukup jauh dari bandara.  Dengan mobil dibutuhkan waktu 1.5 - 2 jam dengan jalan dalam kondisi lancar untuk mencapai Tenganan.  Mengingat hal itu maka saya memutuskan menginap di sekitar Candidasa.

Karena jarak yang cukup jauh itulah maka daerah Candidasa relatif sepi dari hiruk pikuk wisatawan, walau begitu banyak wisatawan mancanegara yang justru menginap di daerah ini, terlihat dari peginapan kelas menengah yang berderet-deret di sepanjang jalan.

Lorong di desa Dauh Tukad

20 Juli 2016

Punahnya Tradisi Intelektual

Seperti yang telah diketahui umum, tradisi ilmu pengetahuan yang mengakar sangat berperan penting terhadap perkembangan masyarakatnya.  Seperti dunia Islam pada masa kekalifahan dinasti Abbasiyah yang mencapai puncak kegemilangan justru karena ilmu pengetahuan benar-benar dihargai.  Kitab-kitab filsafat Yunani diterjemahkan, Bait al Hikmah didirikan.  Tradisi menghormati ilmu pengetahuan yang demikian membuat dunia Islam surplus cendikiawan, dari dokter, ahli teknik sampai ahli fiqih semua berkumpul di Baghdad.

Kala Eropa masih bergelut dengan pengusiran setan ala gereja, Dunia Islam sudah memamerkan kemampuan berlogika.  Namun sayang seiring dengan runtuhnya dinasti Abassiyah, tradisi intelektual ini surut bahkan nyaris hilang.  Penghancuran Bait Al Hikmah, perpustakaan megah di Baghdad oleh Hulagu Khan, pemimpin bala tentara Mongol sepertinya menjadi faktor pemicu menjauhnya ilmu pengetahuan.  Sementara Eropa perlahan merangkak meninggalkan masa kegelapan dan menyerap tradisi yang semula dimiliki umat Islam

Di Indonesia sendiri, pembaharuan tradisi pengajaran dengan menggabungkan metode barat dipelopori salah satunya oleh ulama Muhamadiyah, KH Ahmad Dahlan.  Langkah ini terbukti jitu memajukan pendidikan pada masa itu.  Abad ke 20 para intelektual pribumi bermunculan, salah satunya juga berkat politik etis yang dijalankan pemerintah kolonial pada masa itu.

Monumen penghargaan terhadap jasa mereka dapat dilihat di buku-buku sejarah, patung bahkan film untuk beberapa tokoh tertentu.  Tapi apakah semua penghargaan itu juga sekaligus pertanda  tradisi intelektual yang dipunyai para tokoh tersebut diwariskan? belum tentu.

Dalam perjalanan selanjutnya yang berkembang adalah kepopuleran atau lebih parah lagi ke-eksis-an seseorang.  Tak heran bila "Vickinisasi"sempat populer, merangkai kalimat ala Vicki, mantan pacar pedangdut Zaskia Gotic.  Atau mantan asisten Farhat Abbas yang mendadak tenar gara-gara memacari Farhat Abbas sehingga Farhat menceraikan Nia Daniati.

Belum lagi acara-acara macam "Alayers" atau berantem-beranteman orang pacaran yang di-shoot kamera.

Saat mengurusi pameran Jalur Rempah tahun lalu, kami sebagai team content tentu harus selalu berhubungan dengan narasumber yang terdiri dari sejarawan, arkeolog dan antropolog.  Selain membimbing, meminjamkan buku-buku dan selalu bersedia ditanyai macam-macam, mereka juga menjadi pembicara di acara berbagi, membagikan pengetahuan mereka pada khalayak umum. Dengan tugas dan keahlian yang mumpuni.

Berapa honor mereka?  Saya hampir menangis saat menyerahkan amplop kepada bapak dan ibu, profesor dan doktor itu.  Malu dan jengkel, bagaimana tidak, sesuai aturan ternyata honor mereka berkisar antara Rp 1.000.000,- s/d 1.500.000.  Tidak sebanding dengan keahlian dan jerih payah dalam membantu suksesnya program ini.  Sementara artis yang berfungsi hanya sebagai icon, well, gak ngaruh sih sebenarnya ada artis atau nggak, wong cuma senyum-senyum doang di acara pembukaan, honornya bisa puluhan kali lipat.

Pameran Para Pemelihara

26 Juni 2016

Tarumanegara, sebuah permulaan

Sampai saat ini sejarah kerajaan Taruma masih belum tersusun dengan jelas.  Para ahli mendapatkan potongan-potongan keterangan mengenai kerajaan tersebut melalui berita Cina maupun pembacaan prasasti.

Berdasarkan tempat temuan prasasti-prasasti dan tinggalan arkeologi lainnya yang dapat diidentifikasikan sebagai tinggalan dari masa kerajaan Taruma dapat diduga bahwa kerajaan ini memiliki wilayah yang luasnya meliputi sebagian besar Jawa Barat.

Salah satu candi di komplek percandian Batu Jaya

Berita tertua yang dianggap membicarakan kerajaan Taruma ialah berita Cina yang berasal dari Fa Hsien.  Berita ini terdapat dalam buku laporan perjalanan yang ditulis tahun 414 yang berjudul Fo-Kuo-Chi.  Laporan ini mengisahkan perjalanan Fa Hsien dari Cina ke India dan kembali ke Cina melalui Ceylon.   Dalam perjalanan, kapal yang ditumpangi dari Ceylon ke Cina rusak dan selama 5 bulan ia terdampar di Ya-wa-di

13 Juni 2016

Dongeng Geologi di Ciletuh

Layar GPS tiba-tiba memutih menandakan jalur yang sedang kami lewati ini tidak terlacak lagi.  Saat itu mobil kami sedang oleng ke kiri ke kanan mencoba menaklukan jalan tanah bercampur batu di daerah Waluran.  Waluran adalah kecamatan yang terletak di Sukabumi, tepatnya di Jampang Kulon.

Jalur Waluran adalah salah satu rute potong jalan apabila ingin menuju ke kawasan Lindung Geologi Ciletuh atau yang biasa disebut Geopark Ciletuh.  Sebenarnya kami tak sengaja menemukan jalur ini saat mengikuti sinyal GPS di jalan raya Sukabumi-Jampang Kulon, mata saya tak sengaja tertumbuk pada papan penunjuk arah di sebelah kanan.  Panah menuju arah Ciletuh menunjuk mendaki lewat perkebunan teh.


Kendi Kuno Kini

Kali ini membahas tentang pentingnya tempat air di masa lalu. 

Tentu saja tempat air masih penting di masa kini, dengan bentuk dan bahan yang umumnya dari plastik keras dan dapat dibeli bebas di mana saja.

Di masa lalu kita mengenal kendi sebagai tempat menaruh air.  Kendi dipakai baik dalam kegiatan keseharian maupun dalam kegiatan upacara sakral.  Dari kendi juga tercatat pengaruh budaya berdasarkan bentuk, ukiran/goresan yang tertera di atas permukaan sebagai hiasan.  Kendi pun termasuk dalam muatan kapal yang menyampaikan sepenggal kisah kepada para arkeolog bagaimana dan kemana muatan tersebut akan menuju.  Sekaligus memberitakan betapa masyarakat kita benar-benar menyatu dengan laut pada masa lalu.

24 Mei 2016

Kebangkitan Nasional, Kebangkitan Industri Dirgantara

Banyak orang memaknai Kebangkitan Nasional dengan kelahiran Budi Utomo.  Sebuah organisasi yang beranggotakan kaum muda terpelajar atas saran seorang dokter tua bernama Wahidin Sudirohusodo.  Terlepas dari berbagai argumentasi kritis di jaman sekarang, toh Budi Utomo telah mapan menjadi icon kebangkitan suatu bangsa yang terjajah.

Namun perjalanan bangsa ini tidak pernah mulus, jatuh bangun menghadapi musuh untuk mempertahankan kemerdekaan itu satu hal; Hal lain yang juga krusial adalah bagaimana kemerdekaan yang telah diperoleh itu akan diisi, bagaimana Indonesia ke depannya setelah penjajah pergi bersama semua teknologi Eropanya.

Pasca peperangan tahun 1945, sementara para politisi terus berdebat di gedung parlemen. gesekan pusat dan daerah kian santer sehingga menimbulkan pergolakan bersenjata.  Negara yang baru saja merdeka ini didera oleh konflik internal dengan ekonomi yang bisa dibilang morat marit sehingga sungguh tidak memungkinkan untuk merintis industri apalagi yang membutuhkan teknologi tinggi serta padat modal seperti kedirgantaraan. Sumber daya manusia pun tidak mencukupi, hanya sedikit di Indonesia yang punya pengetahuan tentang dunia aviasi saat itu

Tapi ini Indonesia, tempat dimana yang tidak mungkin menjadi mungkin dengan cara yang paling ajaib sekalipun.  Roh kebangkitan nasional tahun 1908 menemukan tempatnya di Angkatan Udara melalui tangan salah satu personilnya yang bernama Nurtanio Pringgoadisuryo.

Nurtanio yang semula diharapkan oleh orangtuanya menjadi petani ternyata menemukan takdirnya di Angkatan Udara berkat kegilaannya dengan pesawat terbang.  Bersama sahabat-sahabatnya yang juga berhobby aero modeling yaitu Wiweko Soepono dan RJ Salatun, mereka ditugaskan oleh Kepala TKR Jawatan Penerbangan, Suryadi Suryadarma untuk membantu Prof. Ir. Rooseno merintis penerbangan militer dan sipil sekaligus.

Jangan dikira tugas merintis penerbangan ini didukung oleh dana melimpah dan fasilitas istimewa dari pemerintah seperti masa BJ Habibie.  Mereka hanya mendapat sisa pesawat rongsok peninggalan Belanda dan Jepang serta alat-alat bengkel yang berada di pangkalan udara Maospati, Madiun.

Nurtanio dan Wiweko yang berada di Biro Rencana dan Konstruksi bersama para teknisi bekas anggota Militaire Luchtvaart mulai melakukan modifikasi dari pesawat yang ada.  Sasaran pertama adalah bekas pesawat pembon Guntai yang diperbaiki dan dimodifikasi menjadi pesawat transport dengan tiga seat.  Lalu dilanjutkan dengan membuat pesawat piper club di tahun 1948 dengan menggunakan kerangka besi berlapis kayu dan kain.  Sedangkan mesinnya memakai bekas motor Harley Davidson.

03 Mei 2016

Reklamasi di Mata Awam

Sebagai warga Twitterland dengan follower secuprit tapi mem-follow banyak akun selebtwit yang rajin berkicau, beberapa di antaranya adalah aktivis membuat dunia saya gaduh dalam sepi.  Anteng di dunia nyata riuh di dunia maya.

Yang sedang hangat menuju panas, atau malah sedang mendidih tentu saja masalah reklamasi teluk Jakarta.  Tentu saja dengan kapasitas pribadi yang bukan siapa-siapa, warga Jakarta juga bukan membuat saya lebih senang memantau twitter atau media massa.   Pun, saya juga masih belum tahu dengan dampak reklamasi pastinya akan seperti apa bagi Jakarta

Pendukung reklamasi teriak-teriak tentang Jakarta yang akan tenggelam dan juga rencana wajah Jakarta ke depan yang demikian keren bila dilihat dari maketnya sementara yang kontra tak kalah seru menyodorkan berbagai argumen mengenai kemudharatan reklamasi bagi para nelayan dan ekologi teluk Jakarta



21 April 2016

Bulan Dirgantara

Puncak Bulan Dirgantara yang diselenggarakan tanggal 15-17 April 2016 di Terminal Tango Sera, Halim PK diisi dengan display senjata dari Paskhas, Pertunjukan aerobatic team Jupiter, Band, Bazar, demo terjun payung, dll.

Biaya masuk Rp 20.000/dewasa dan Rp 10.000/anak-anak

Runway di terminal Tango Sera ini juga dipakai untuk penerbangan sipil.  Terlihat pesawat-pesawat komersial dari Lion air dan Citilink  bergantian take off.

Dan baru ngeh, kalau ternyata Halim Perdana Kusumah itu luas.  Kendala menuju terminal Tango Sera adalah angkutan.  Trans Halim hanya sampai pintu Dirgantara, dari situ tidak ada angkutan apa pun sementara pintu masuk terminal masih sekitar 2 km lagi.  Jadi bagi yang tidak membawa kendaraan pulang dari menonton pameran harus jalan kaki dari terminal menuju pintu Dirgantara untuk menaiki Trans Halim.


10 April 2016

Atraksi Dari Langit


 SWA BHUANA PAKSA


Setiap mendengar nama TNI AU yang terbayang adalah kisah anak sulung Republik yang menjadi anak tiri gara-gara geger politik tahun '65.  Saat AURI, sebutan awal TNI AU diyakini terlibat dalam pembunuhan para perwira tinggi dan menengah Angkatan Darat. 

Sebuah tragedi yang menyebabkan sayap tanah air itu guncang karena kehilangan pimpinan tertingginya, Omar Dani yang ditahan dan dijatuhi hukuman seumur hidup begitu pula dengan beberapa perwira tinggi AURI lainnya.  Nasib pun berkelanjutan, setelah para tokoh legendaris AURI bertumbangan berbarengan dengan Presiden Soekarno yang dicabut mandatnya, AURI yang kemudian menjadi TNI AU itu pelan-pelan menapak jalan yang tidak lagi mulus karena pengganti Soekarno tidak terlalu berminat pada matra udara melainkan terus menerus berfokus pada kekuatan darat.  Namun sesungguhnya sosok TNI AU tidak bisa terhapus saja dari hati rakyat Indonesia.  Aksi-aksi akrobatik para penerbangnya tetap ditunggu.  Cerita-cerita tentang para legenda prajurit udara selalu mengundang decak kagum generasi sesudahnya.

26 Maret 2016

OLVEH Yang Bersolek

Gedung cantik dengan cat putih berkilau dengan arsitektur model art deco terlihat berdiri megah di seberang stasiun Jakarta Kota, penampilan tersebut kontras dengan gedung-gedung lusuh di kiri kanannya.  Sayang kecantikan gedung ini terganggu dengan penampilan kabel listrik yang centang perentang tepat di depannya.  

Mungkin kalau mendengar jalan Pinangsia, kebanyakan dari kita yang tinggal di wilayah selatan Jakarta akan mengerutkan kening, namun bila dibilang kawasan stasiun kota maka semua orang akan mengangguk maklum.  Jalan Pinangsia memang dari dikenal dulunya sebagai distrik keuangan alias finansial.   Lidah orang pribumi yang susah melafalkan finansial mengubahnya menjadi Pinangsia.  Di jalan itulah sejarah gedung kuno ini berawal.


Saya baru tahu gedung itu dinamakan OLVEH (Onderlinge Verzekeringsmaatschappij Eigen Hulp) gara-gara mendapat flyer seminar tentang revitalisasi gedung ini.  Seminar yang digagas oleh biro arsitek Sarasvati bekerja sama dengan Jakarta Old Town Revitalization Corporation (JOTRC) dan National Geographic Indonesia.


Gedung Olveh ini ternyata adalah bekas gedung asuransi zaman Hindia Belanda yang selesai dibangun tahun 1922 oleh biro arsitek milik Schoemaker bersaudara yang merupakan guru besar di THB-Technische Hoogeschool te Bandoeng (nama awal ITB), merupakan dosen Soekarno, Presiden pertama kita.  Kalau tidak salah baca kabarnya Soekarno pernah ditawari bergabung di biro arsitektur tersebut. Sekarang gedung kuno bersejarah ini merupakan aset dari PT Asuransi Jiwasraya.

07 Maret 2016

Kedinginan di Papandayan

Naik gunung?.....

Ah, saya bukan penyuka kegiatan naik-naik ke puncak gunung.  Gunung yang baru pernah saya daki barulah Krakatau yang tingginya paling cuma 800 meter dari permukaan laut, atau gunung Bromo yang ada tangganya plus ojek gendong.


Itu sebabnya saya menggeleng saat diajak mendaki Rinjani beberapa tahun yang lalu.  Selain gak punya duit juga ragu akan kekuatan kaki dan satu lagi saya nyaris membenci hawa dingin.  AC di kamar saya cuma jadi hiasan dinding tidak pernah dinyalakan, karena banyak jendela untuk lalu lintas udara.  Bila suami menyalakan AC saya memilih tidur di luar kamar, tidak enak tidur dielus hawa dingin semriwing, merinding

04 Maret 2016

Cap Go Meh, Postingan telat

Duh, lupa posting foto-foto Cap Go Meh di Glodok tanggal 21 Februari lalu.

Jadi inilah acaranya.  Dimulai dari depan Lindeteves ke arah Harmoni sebelum sampai Harmoni ada putaran balik lalu pawai balik arah kembali ke arah Lindeteves.

Sudah mulai rame di jalan Gajah Mada


Duduk dulu

18 Februari 2016

HATTA DAN DEMOKRASI

Gerakan Renaissance yang berawal dari Italia mulai melanda Eropa tahun 1450-1650 sekaligus menandai kebangkitan kaum intelektual melawan dominasi Gereja.  Para Filsuf modern seperti Rene Descartes, John Milton dan Erasmus membawa paradigma baru dalam mengelola kehidupan duniawi dan pemanfaatan sumber daya.

Gelombang pemikiran baru di bidang sastra dan ilmu pengetahuan terus berlanjut dan membesar sampai pada abad 18 yang dikenal sebagai abad pencerahan di Eropa yang dicirikan dengan sikap ilmiah terhadap fenomena alam yang menitikberatkan pada eksperimen dan observasi, rasionalitas dan kepercayaan pada hukum alam; keyakinan bahwa Tuhan menciptakan alam semesta untuk kebaikan umat manusia.

Kebebasan dalam berpikir dan menjalankan perekonomian inilah yang mendorong paham liberalisme pada masyarakat Eropa.

Jika abad 15 sampai dengan 17 kaum cendikiawan yang bergerak maka pada abad 18 giliran kaum menengah menunjukkan sikap kritis kepada para penguasa absolut yang masih menganut sistem monarki.  Gerakan kaum menengah ini berpuncak pada perubahan kehidupan bernegara.   Gerakan kelas menengah ini mendorong revolusi Amerika tahun 1776 diikuti oleh revolusi Perancis tahun 1789 yang semboyannya paling sering dikutip oleh generasi setelahnya: Liberty, Equality & Fraternity.

Para pemikir arus utama pada masa itu seperti Voltaire, Montesquieu dan Thomas Jefferson memperkuat arti penting paham kebebasan dalam kehidupan manusia.  Kebebasan yang diusung oleh para pemikir abad 18 dan 19 ini mencakup kebebasan moral, ekonomi dan politik.  Adanya nilai-nilai dasar yang diyakini melekat pada manusia sebagai individu dan hak-hak individu inilah yang patut dijaga dimana negara pun tidak boleh melanggar hak-hak tersebut.

Lantas apabila masing-masing individu ini saling berkonflik akibat penerapan konsep kebebasan ini apa yang harus dilakukan?
John Locke, seorang filsuf politik tahun 1690 menyodorkan jawaban berupa kontrak yang dilakukan oleh para individu untuk membentuk suatu kekuasaan.  Kekuasaan ini mengatur hak-hak rakyat yang kemudian disebut negara.

Negara dengan kekuasaan terbatas menciptakan ketertiban umum dalam masyarakat dan melindungi hak-hak dasar individu.

Kemudian JJ Rousseau menyodorkan bentuk demokrasi langsung yang kini disebut kedaulatan rakyat.  Artinya para individu menyerahkan semua haknya kepada kelompok yang menjadi badan otoritas pembuat undang-undang.   Pemikiran Rousseau ternyata membangkitkan kembali kekuasaan absolut.
Namun Rousseau juga memperkenalkan konsep kehendak semua yang merupakan penjumlahan dari semua kehendak individu yang memunculkan kehendak mayoritas sebagai penentu kebijakan.

Keduanya, baik Locke maupun Rousseau berpegang pada prinsip liberal yang merawat kebebasan individu agar tidak diganggu oleh kekuasaan negara.

07 Februari 2016

Kembara Lampau Para Penjelajah

Traveling - It leaves you speechless, then turns you into a storyteller

Begitulah sang pengembara Ibnu Battuta mendeskripsikan seorang pejalan pada abad ke 14.  Ibnu Battuta sendiri pernah singgah ke Samudra Pasai pada masa kejayaannya.  Melalui kisah Ibnu Battuta gambaran kemajuan kerajaan Samudra Pasai dapat terekam



Jaman sekarang tentu kita kenal dengan yang namanya Traveller Blogger yang melengkapi tulisannya dengan foto serta mengupdate sesegera mungkin tiap informasi yang ditemukan di media sosial.



Hampir 7 abad sebelum Battuta seorang biksu pengembara asal Cina I-Tsing telah melakukan hal-hal tepat seperti yang dilukiskan oleh Battuta.  Dalam perjalanannya untuk mempelajari agama Budha di Nalanda, India ia singgah di beberapa tempat di antaranya adalah Sriwijaya yang saat itu dinamakan Shih-li-Fo-Shih, lalu Ka-Cha (Kedah) sebelum tiba di Tan-Mo-Lo-Ti yang merupakan tapal batas India Timur.








02 Januari 2016

Hari Terakhir: Bocah di Bondo Kapumbu

Pagi ini, hari terakhir di Sumba sebelum besok terbang kembali ke Jakarta.  Saya bangun dengan santai, berniat tidak terburu-buru mengingat hanya akan bermain-main di sekitar Weetabula saja.  

Sarapan dengan santai seperti biasa.  Hotel terlihat lebih ramai, karena menurut pak Adi semalam tamu-tamu mulai berdatangan karena masa liburan telah tiba.  Saya sempat bertegur sapa dengan penghuni di kamar sebelah, dua orang bapak asal Kupang.  Mayoritas penghuni di deretan koridor kamar saya adalah laki-laki...hehehh.. Yang perempuan biasanya di blok lain dan bareng suami atau pacar, itu pun jarang....:)

Semalam saya sudah ber-sms dengan Jon, tukang ojek yang saya temui di bandara saat tiba di Tambolaka waktu itu untuk mengantar ke pelabuhan Waikelo pagi ini.  Namun statusnya masih menggantung, saat saya setuju dengan harganya, sms saya malah tak dibalas.  Jadi saya putuskan untuk mencari tukang ojek lain.

Saya cukup berdiri di pinggir jalan depan hotel, tak berapa lama seorang pengendara motor berhenti dan menghampiri.  Segera kami terlibat dalam tawar-menawar.  Setelah sepakat saya pun segera mbonceng di belakangnya.  Oya di sini pengendara motor tidak kenal helm dan alat pengaman dalam berkendara, jadi pastikan mengenakan jaket bertudung agar kulit tidak makin eksotis dan sasakan rambut tetap dalam bentuk semula..:).  Kalo soal masker sih, rasanya jalanan di daerah Sumba sih lengang banget, Jakarta pas lebaran aja kalah lengang, jadi paru-paru kalian masih tetap aman.

Pantai sekitar Waikelo