10 April 2016

Atraksi Dari Langit


 SWA BHUANA PAKSA


Setiap mendengar nama TNI AU yang terbayang adalah kisah anak sulung Republik yang menjadi anak tiri gara-gara geger politik tahun '65.  Saat AURI, sebutan awal TNI AU diyakini terlibat dalam pembunuhan para perwira tinggi dan menengah Angkatan Darat. 

Sebuah tragedi yang menyebabkan sayap tanah air itu guncang karena kehilangan pimpinan tertingginya, Omar Dani yang ditahan dan dijatuhi hukuman seumur hidup begitu pula dengan beberapa perwira tinggi AURI lainnya.  Nasib pun berkelanjutan, setelah para tokoh legendaris AURI bertumbangan berbarengan dengan Presiden Soekarno yang dicabut mandatnya, AURI yang kemudian menjadi TNI AU itu pelan-pelan menapak jalan yang tidak lagi mulus karena pengganti Soekarno tidak terlalu berminat pada matra udara melainkan terus menerus berfokus pada kekuatan darat.  Namun sesungguhnya sosok TNI AU tidak bisa terhapus saja dari hati rakyat Indonesia.  Aksi-aksi akrobatik para penerbangnya tetap ditunggu.  Cerita-cerita tentang para legenda prajurit udara selalu mengundang decak kagum generasi sesudahnya.




Kini, keadaan sudah berubah, TNI AU menggeliat kembali.  Tanggal 9 April 1946 dengan dikeluarkannya Penetapan Pemerintah yang menunjuk Komodor Udara Surjadi Suryadarma sebagai Kepala Staf TRI AU yang berkedudukan di Yogyakarta, maka tanggal tersebut menjadi hari ulang tahun Angkatan Udara RI.  70 tahun kemudian setelah mengalami pasang surut pahit dan manis, perlahan pamor TNI AU kembali bersinar. 

Tahun 2016 ini TNI AU seperti mempelopori perubahan image dunia militer yang biasanya kaku dan dingin menjadi bersahabat dan mudah bercanda namun tetap dalam koridor kepantasan.  Para penggiat sosial media menjadi saksi bagaimana akun @_TNIAU berhasil merebut simpati netizen dengan celetukannya yang segar namun tegas.


Hari ini tanggal 9 April 2016, TNI AU genap berusia 70 tahun.  Bagaimanakah postur TNI AU terkini mengingat statement Marsekal Pertama Dwi Badarmanto, Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU bahwa Indonesia terdiri dari 1/3 wilayah darat, 2/3 wilayah laut dan 3/3 wilayah udara. Jadi penjagaan wilayah udara menjadi tugas utama TNI AU.  

Mengacu pada penjelasan Kadispen bahwa saat ini personil TNI AU adalah sebanyak 36.000 orang, kalah jauh bila dibanding TNI AD.  Alutsista yang dimiliki negara kepulauan seluas Indonesia tidak lebih banyak dari Singapore yang luasnya hanya sebesar kutu bila di peta.  Tentu saja dibutuhkan peningkatan personil dan alutsista untuk dapat mengemban tugas menjaga wilayah udara seluas Indonesia.


Pembelian pesawat Sukhoi, Su-35 sebanyak 10 unit merupakan salah satu cara untuk memperkuat daya jelajah demi melindungi wilayah udara Indonesia.

Bulan April yang menjadi event penyelenggaraan Bulan Dirgantara Indonesia menjadi cara TNI AU untuk mendekatkan dunia kedirgantaraan dengan masyarakat.  Tanggal 1-3 April diadakan lomba kedirgantaraan, tanggal 9 April 2016 diadakan atraksi untuk memperingati HUT TNI AU di Halim Perdana Kusumah dan 15-17 April akan diselenggarakan Edu-Tech di tempat yang sama.


Dan memang, minat masyarakat pada sosok TNI AU terlihat jelas saat tiba di Skuadron 45 Halim PK.  Waktu belum menunjukkan pukul 7 pagi, namun masyarakat sudah terlihat berdatangan untuk melihat atraksi udara di tanggal 9 April ini.  Di udara Halim terlihat pasukan paramotor melayang-layang mengitari area lapangan Skuadron membawa spanduk bertuliskan Bulan Dirgantara.

Para personil TNI AU terlihat sibuk mengarahkan para penonton sementara para peserta upacara yang terdiri dari para taruna dan tentara sudah siap sedia di depan lapangan.  Nampak mobil-mobil para perwira tinggi juga berdatangan.  Crew stasiun TV juga telah bersiap


Terlihat pesawat tempur T-50 Golden Eagle yang bercat biru kuning diparkir bersanding dengan Sukhoi, Su-27.

Upacara peringatan HUT TNI dimulai pukul 08:00 tepat.  Setelah itu disajikan drumband dari para taruna AAU, lalu atraksi terjun payung, dilanjutkan dengan atraksi Paskhas lengkap dengan ledakan bom-nya dan diakhiri atraksi udara dari team aerobatic Jupiter dan aksi composite strike (serangan gabungan) dari 12 pesawat tempur seperti F-16, Sukhoi Su-27 dan T-50 Golden Eagle. 



Antusiasme yang tinggi menyebabkan penonton merangsek ke pinggir taxi way, membuat para personil yang berjaga sedikit kewalahan.  Namun semua dapat dikendalikan dengan baik.
Seorang personil TNI AU bertopi ranger dengan kumis tebal dan kaca mata hitam, di dadanya tertera nama Don...lupa nama belakangnya nampak mondar-mandir di depan penonton, cukup membikin keder penonton yang bandel.  Cuaca yang panas juga tidak menyurutkan semangat anak-anak kecil untuk menyaksikan idolanya.  


Beberapa anak kecil yang duduk di belakang saya terdengar fasih menyebutkan tipe-tipe pesawat yang dimiliki oleh TNI AU; kagum betul mereka kelihatannya. Ketika saya tanya, mereka dengan senyum malu-malu menjawab dengan lancar hal-hal yang berkaitan dengan pesawat bahkan tipe kuno seperti Antonov.  
Banyak ibu yang menggendong balitanya tak mau ketinggalan untuk ikut menyaksikan atraksi perayaan ini.  Mirip seperti piknik keluarga :)


Saat team aerobatic Jupiter beraksi, lagu yang diputar adalah soundtrack film lawas Perwira dan Ksatria yang dibawakan God Bless.  Film yang diputar 25 tahun lalu ternyata efeknya panjang hingga kini...hahahha...

Memang perayaan HUT TNI AU selalu layak untuk ditunggu, jadi tahun depan mari ajak anak-anak untuk melihat atraksi udara, sekaligus untuk belajar tentang dunia kedirgantaraan.


FOTO-FOTO 
 











Tidak ada komentar: