01 Desember 2020

Terpana di Timor

 

Bekas tambang marmer di Mollo

Sudah melewati pertengahan November, Jabodetabek tiap hari hujan.  Banjir pun sudah melanda.

Tapi di wilayah NTT tidaklah begitu.  Matahari tetap menyengat walau terkadang disaput mendung, namun hujan terlihat masih enggan turun di wilayah ini.

Fian, driver kelahiran Soe yang menjemput dan

14 September 2020

Kopi Alor yang mulai menggeliat

Halaman rumah kak Alera penuh dengan biji kopi yang sedang dijemur.

Sore ini saya datang ke rumah kak Alera di Kalabahi untuk mengambil biji kopi pesanan.  Semua berawal dari Alor Expo di lapangan Kalabahi.  Ada kafe yang menyajikan kopi, dan hanya satu-satunya di expo tersebut.

Setelah menembuh keriuhan pengunjung expo, saya iseng menghampiri kafe tersebut dan memesan kopi lalu anak muda yang menjadi barista mempersilakan saya untuk memilih jenis kopi.  Tentu saja saya memilih kopi Alor jenis robusta untuk dijadikan kopi susu.  Sebagai bukan ahli kopi atau penggila kopi saya cukup menikmati saja cairan kopi susu tanpa gula mengalir melewati tenggorokan sambil menyaksikan keramaian.  Menikmati suasana jauh di ujung timur Indonesia.

Debu-debu lapangan beterbangan, tanah liat di lapangan cepat sekali kering walaupun baru saja disemprot oleh truk pengangkut air.

Saya mengobrol dengan barista tentang kopi alor.  kopi yang disajikan adalah dari kebun sendiri di Otvai.  Rasa kopi dari Alor memang terasa tebal.  Karena tidak dikelola serius maka kalah jauh dari tetangganya Flores.  Sudah ada beberapa kelompok tani yang berusaha mengenalkan kopi Alor dengan mengolah dan mengemasnya secara baik.  Contohnya merk Lonsilar.


Memang masih jarang kedai kopi yang serius di Alor dan walaupun kopi tumbuh di setiap kebun warga Alor, jarang yang serius menangani tanaman kopi.  Tanaman ini dibiarkan saja tumbuh, jika sudah saatnya panen pun dipetik selagi ada waktu karena warga lebih memprioritaskan cengkeh dan vanili.  Vanili memang lagi booming, harganya yang tinggi membuat warga mulai menanam tanaman ini.  Sudah mulai terlihat petak-petak vanili di kebun warga.

Namun perawatan vanili yang butuh ekstra perhatian membuat tidak semua warga berminat dan mampu menanamnya.  di Bumol saya bertemu dengan seorang bapak yang sedang membantu penyerbukan bunga vanili satu demi satu.  Pohon vanili yang tinggi membuatnya harus naik tangga untuk mencapai bunganya.

Tanaman Vanili

Kembali ke kopi, Saat berjumpa dengan kak Alera di kedai kopi di expo Alor ia menceritakan tentang usahanya mengembangkan kopi alor.  Dari mulai mencari biji kopi berkualitas yang membuatnya harus berkeliling ke seantero pulau sampai akhirnya mengambil keputusan untuk menanam sendiri pohon kopi untuk mendapatkan mutu sesuai keinginannya.  Dari hasil penjelajahannya ia tahu bahwa kopi arabica Alor hanya tersedia mungkin hanya sekitar 10 persen saja selebihnya adalah kopi robusta.

Dari pengalamannya membuka kedai kopi di Alor, kak Alera sadar bahwa ternyata kopi Alor banyak yang suka.  Sudah ada permintaan untuk memasok biji kopi ke Bali, namun lagi-lagi terkendala stok.

Persediaan biji kopi untuk kafenya sendiri pun pas-pasan, sehingga ia tidak dapat memenuhi pemesanan biji kopi dari luar.


Dalam meroasting biji kopi, kak Alera masih melakukannya secara manual dengan penggorengan sehingga diakui kemungkinan tingkat kematangan biji kopinya tidak merata.

Jalan memang masih panjang.  Pohon-pohon kopi yang ditanamnya sendiri masih butuh perawatan sebelum berbuah.  Semoga kak Alera dan para petani kopi di Alor tetap semangat merawat dan mengembangkan kopi dari kebun mereka sendiri.



26 Mei 2020

Taman Nasional Way Kambas

Taman Nasional Way Kambas

Mungkin taman nasional yang paling sering didengar dari kecil dan memang merupakan taman nasional yang tertua.  Menurut websitenya taman nasional ini sudah dimulai sejak tahun 1936 dan saat ini luasnya lebih dari 125 ribu ha.

Dari pelabuhan Merak bisa naik kapal feri eksekutif yang hanya makan waktu 1 jam untuk sampai ke pelabuhan Bakauheni, Lampung.  Dari Bakauheni dilanjutkan dengan mobil menempuh jarak kurang lebih 90 km menuju Way Kambas.  Petunjuk dari google map dapat dipakai, jadi tidak perlu khawatir.
Sepanjang jalan cukup menyenangkan, tidak terlalu ramai dan jalan utama cukup mulus.


Karena kami pergi di hari Jumat yang merupakan hari kerja, tiba di Way Kambas sekitar jam 10 pagi dan masih lengang.  Dari pintu gerbang Way Kambas ke dalam perlu waktu beberapa menit dengan kendaraan melalui jalan yang menembus hutan tropis, walapun di beberapa titik nampak ladang milik masyarakat.  Terlihat sekelompok monyet sedang bermain di pinggir jalan.


06 April 2020

Kawasan Ekonomi Khusus - MANDALIKA

Apa itu Kek - kawasan ekonomi khusus?

Bila merujuk pada web https://kek.go.id/ itu adalah kawasan yang disiapkan untuk menarik investor dalam rangka mempercepat pencapaian pembangunan ekonomi nasional.  Pengembangan kek juga bertujuan mempercepat perkembangan daerah antara melalui industri pariwisata dan perdagangan sehingga dapat menciptakan lapangan kerja.

Mandalika

09 Maret 2020

GELIAT LENGGER LANANG

Bulan Februari kemarin mendatangi festival Ketandan di jalan Ketandan yang terletak nyempil di daerah Malioboro.


Ketandan merupakan daerah Pecinan lama.  Selama ini jika wara wiri di Malioboro hampir tidak menyadari ada jalan Ketandan, yang tidak jauh dari pasar Beringharjo.

05 Januari 2020

Sedikit oleh-oleh saat mengadakan workshop identifikasi bangunan tua Tionghoa di Madiun, Pasuruan dan Sumenep.

Para peserta memang masih muda-muda, mahasiswa dan penggiat sejarah dari komunitas di daerah yang tertarik dengan bangunan tua di wilayah mereka.

Peseta dibagi per kelompok untuk mengidentifikasi bangunan tua yang sudah ditentukan.  Dari langgam sampai kerusakan serta rekomendasi bagaimana bangunan itu sebaiknya difungsikan jika berupa bangunan kosong.

Pengusulan bangunan milik perorangan menjadi cagar budaya sudah tentu harus mempertimbangkan berbagai segi.  Terutama dari pihak pemilik.  Apa yang akan didapatkan oleh pemilik bila bangunannya dijadikan cagar budaya.

Berikut ini beberapa bangunan tua di tiga kota tersebut:

Rumah tinggal di Sumenep

Rumah pemilik Batik Gajah Mungkur di Gresik

Bagian samping dalam Bakso Solo, Madiun