28 Agustus 2014

JEMBER FASHION CARNAVAL : Pawai Yang Mendunia

"Sebentar lagi stasiun Rambi mbak, setelah itu baru Jember"

Demikian petugas KAI menginformasikan stasiun yang akan disinggahi oleh kereta yang kami tumpangi.  Nampaknya ia iba melihat tampang-tampang kusut kami berdua yang duduk gelisah dalam KA Logawa jurusan Jogja-Jember. 

Sebelumnya ia bertanya tujuan kami ke Jember dan mengangguk maklum saat tahu kami datang untuk Jember Fashion Carnaval (JFC).

Jumat jam 21:55 kami berangkat dari Jakarta menuju Jogja dengan KA Bogowonto dan dilanjutkan dengan KA Logawa hingga sekarang hampir jam 19:30 mendekati Jember.  Total hampir 20 jam dihabiskan dalam kereta dengan biaya yang sangat murah, kelas ekonomi.  

ketiduran
Waktu berjalan dengan lambat dalam kereta, bolak-balik mainin ponsel, motretin orang, ngobrol dan terakhir tidur menjadi tindakan pamungkas.  Tempat duduk bernomor 1A & 1B ternyata menjadi teman setia selama pulang dan pergi.  Menjengkelkan karena dekat toilet yang kadang berbau pesing.

Akhirnya, Jember juga.  Legaaa...dan kami pun turun

12 Agustus 2014

Usai Prabowo Mulai Jokowi

Barangkali kita memang patut berterima kasih pada Prabowo dan Jokowi.  

Karena berkat mereka pemilihan presiden kali ini berlangsung meriah, tidak membosankan seperti 5 tahun yang lalu.

Berkat kesediaan kedua tokoh ini untuk menjadi capres tiba-tiba semua orang bergairah mencari tahu dan berpartisipasi baik sebagai voters pasif maupun voters aktif.  Social media begitu hidup dengan banyaknya update dari para sukwan dan sukwati (meminjam istilah tahun '65 untuk akronim dari sukarelawan) tentang capres pilihan mereka.

Deklarasi pencapresan Jokowi tidak akan sefenomenal ini tanpa adanya tokoh Prabowo demikian juga langkah-langkah Prabowo menuju kursi RI1 tidak akan terasa hangat tanpa kehadiran Jokowi.

11 Agustus 2014

Golkar Dulu dan Sekarang

GOLKAR = pohon beringin, Soeharto, kuningisasi.

3 hal itu rasanya cukup mewakili yang terkilas dalam benak orang saat mendengar nama Golkar.

Tidak salah dan memang wajar karena belasan tahun Golkar menjadi pilihan wajib bagi pegawai negeri dan segenap petinggi negara. Golkar menjadi raksasa karena dipelihara dan difasilitasi negara, karena memang partai yang dulunya bukan partai ini sebenarnya dibentuk sebagai antitesis dari partai-partai yang dianggap sering merecoki kinerja kabinet.


gambar dari google


Soekarno yang merasa gerah dengan perselisihan antar partai mengemukakan gagasan untuk mendirikan satu organisasi yang tidak lagi berazaskan ideologi tertentu namun anggotanya mempunyai fungsi-fungsi  yang berbeda yang dipersatukan oleh tujuan.

Perdana Menteri Juanda Kartawidjaja menegaskan bahwa organisasi ini menampung semua orang yang berasal dari beragam