26 Juni 2008

ASMARADANA

Sang asmaradana melayang
perlahan, mencari titian.

Pengembaraan akankah usai,
samar terpahat wajah,

dia kah, sang lintang panjer sore..
dalam mimpi sang ksatria.
wadah tumpahan hasratnya

TB - Playgroup


Lazimnya Ibu Ibu yang mempunyai anak balita, hampir pasti selalu memasukkan anaknya ke Taman Bermain istilah kerennya Playgroup.

Alasannya pun seragam, supaya anaknya bisa bersosialisasi krn kegiatannya sepenuhnya bermain sambil sedikit sedikit disisipi pengetahuan seperti melipat, mewarnai dan berdoa. Intervalnya hanya 3 kali seminggu, 2 jam setiap pertemuan.

Saya juga salah satu dari kelompok Ibu diatas, selain saya juga berlagak seperti perempuan kantoran yg sibuk mengejar kebutuhan dan gengsi yang tidak ada habisnya.

Asyar anak saya, masuk TB Seruni pada umur 3 tahun, setelah setahun di TB akhirnya Juli tahun ini, sang Bunda Seruni yang sangat dekat dg Asyar menyatakan jagoan cilik ini sudah pantas utk naik ke TK A. Bukan saya yg ambisi loh, saya sih dg egois tetap ingin si raja kecil ini tetap di TB dan tetap menjadi balita .-.#%...

Tiba tiba saya merasakan keharuan yg menyentak, bukan saja krn Asyar beranjak besar tapi juga menyadari betapa sabarnya para Bunda pengasuh di TB. Saat pengambilan raport, diserahkan juga barang barang yg semula diletakkan di rak masing masing anak. Saat membuka kotak barang Asyar, terdapat hasil karya selama berada di TB.

Huruf yg masih mencong dan peot, buku gambar yg coreng moreng bak lukisan abstrak, juga hasil tempelan kertas warna warni.

Ah, time goes by...burung kecil ini mulai mengepakkan sayap, semoga nantinya akan menjelma menjadi Rajawali.

21 Juni 2008

KITCHEN CABINET





Meniru istilah Umar Kayam di buku tersohornya..Mangan ora Mangan yang menceritakan kehidupan harian beliau dengan 2 org Kitchen Cabinet dan anak2 nya. Kitchen Cabinet disini maksudnya yg membantu di rumah a. k. a pembokat.

Di gubuk saya, jelek2 begini saya juga punya dua Kitchen Cabinet, satu utk mengurus anak saya karena saya adalah perempuan yang sok sok-an berkarir. satu lagi utk mengurus rumah, mencuci dll.

Sehubungan dengan naiknya harga minyak dunia, maka saya sebagai salah satu pemegang saham merangkap direktur operasional dan keuangan di gubuk sawangan berkenan menaikkan kesejahteraan 2 Kitchen Cabinet tsb masing-masing Rp 50.000, efektif bulan Juni 2008.

Jadilah pengasuh ndoro kecil saya yang sudah 4 tahun ngenger di gubuk bergaji Rp 950.000 bersih tanpa potongan. sedangkan si mbak yang junior bergaji Rp 400.000,-
Berhubung saya kurang tahu apakah ada perda ttg gaji suster dan pembantu. Jadi saya mengandalkan gosip2 para ibu RT utk menetapkan UMR utk 2 staf domestik saya.

Apakah mereka puas?,,wah ndak tau,,,tapi menilik wajah mereka yg berseri-seri..sepertinya situasi tetap terkendali.

Beberapa waktu yg lalu saya bertemu sahabat saya, istri seorang pangeran Batak perantauan keturunan Sisingamangaraja, dengan berseri seri beliau menceritakan pembantu barunya yang gres dari kampung yg bersedia mengurus 2 anak plus mengurus rumah dan rela dibayar Rp. 275.000,- utk ukuran Jakarta loh. Saya cuma bisa gedek gedek membayangkan hidup seperti apa yang dicita citakan dg uang segitu..dan apakah teman saya juga meluluskan permintaan yg ajaib tsb,,saya jg lupa tanya.

19 Juni 2008

Data adalah NYAWA

Kemarin, saat sebagian karyawan pabrik sudah pulang,,,tiba2 nyelonong email dari salah satu majikan di Kuala Lumpur, Malaysia yg isinya minta dikirimkan data biaya sulih suara dari Juni s/d Sept 2007.

Saya pun berusaha membaca pesan dalam bahasa Inggris yg canggih bin njelimet,,,,ooo..gitu toh pesannya...

Ternyata utk memastikan saya mudeng dg perintah tertulis,,,sang juragan merasa perlu mengontak saya langsung dari kantor pusat. Setelah blah,,,blah,,,,tanya jawab dlm bahasa Inggris akhirnya..Yes,.Inggih Juragan,,,,saya minta waktu sampai Jumat....!

Kamis,,,saya membuat draft dan membuka2 file saya,,,,,,Gusti Allah ora sare,,,,,he,,,he...data yg saya butuhkan ada semua....akibat saya lumayan rajin mengumpulkan data judul2 film yg disulih suarakan, . ..

Beruntung saya pernah nyambi jadi pengurus arsip...lalu naik pangkat jadi admin executive...sama saja yah......dan pernah menjalani indoktrinasi 3 tahun di barak Kalimalang tentang pentingnya rekam jejak. Ibaratnya kita mau ngapain aja pasti butuh data.

Singkat kata saya sudah selesai mengirimkan laporan pd hari Kamis.

Dengan kalimat berbuih buih,,,saya melampirkan laporan lengkap dg cc ke majikan saya yg lain. Seperti lazimnya majikan...mereka hanya menjawab dg kata pendek.."thanks!.....wah..Asu..!

Saya pandangi binder file dg mesra...dan berbisik "I love You",,,bya.. ha ha...

Kenangan Gempa Jogja



27/05/06

Tiba tiba teringat gempa di Jogja 2 tahun yang silam, heran kenapa baru ingat sekarang. Padahal saat gempa berlangsung, saya dan keluarga sedang menginap di Hotel Santika tepat di tengah kota.

Sebelum berangkat ke Jogja, teman2 kantor sempat kaget karena saat itu Merapi sedang aktif dan kebetulan saya mendapat kamar hotel yang tepat mengh
adap gunung tsb.

Hari Sabtu, sehari sblm gempa..hotel tsb penuh dg tamu luar kota, diantaranya dari media cetak dan elektronik yang ditugaskan memantau Merapi.


Setelah malam sebelumnya berkunjung menengok sanak di Solo,,,pagi sekitar jam 05:30 saya terbangun
, tapi masih bermalas malasan di tempat tidur. Asyar, anak saya yg waktu itu berumur 2 tahun sudah bangun dan sedang bermain main di samping saya.

Sekitar 15 menit kemudian, saya merasakan getaran..semula menyangka anak saya
yg meloncat loncat...tp getaran bertambah keras...mendadak ada teriakan "gempa ...gempa". Seketika suara gemuruh mengalahkan suara2 teriakan.

Setengah sadar saya loncat, hmmm..insting seorang ibu, langsung menyambar asyar dan terhuyung-huyung berlari menuju pintu...suami dan ibu saya sudah mendahului. Baru kali ini saya merasakan berlari di tengah guncangan....d
i depan pintu semuanya oleng, ibu saya berusaha meraih gagang pintu...lagi lagi getaran membuat gerakan yang mudah menjadi sulit minta ampun. Akhirnya pintu berhasil dibuka, kami lari berpencaran...saya terseok2 menggendong asyar yang juga msh memeluk guling kesayangannya.

Patut dipuji pihak keamanan H
otel yang sigap mengevakuasi tamu hotel. mereka juga dg sigap menutup pintu kamar yg terbuka shg barang2 aman dari pencurian.

Sekilas saya sempat melihat ke arah gunung merapi,,,krn mengira gunung itu meletus...tp gunung itu kelihatan tenang tenang saja...Jadi apa? Di depan hotel, dipinggir jalan,,,tamu2 hotel terduduk lemas dg pakaian seadanya, saya sempat cemas krn ibu saya tidak terlihat,,,apa tertinggal di dalam hotel..shg saya menitipkan asyar kpd suami dan lari kembali masuk hotel. Akhirnya saya menemukan ibu sedang duduk di luar pagar hotel..pucat pasi.. dari mulutnya berulang kali terucap kata2 "astagfirullah.."

Getaran msh tetap berlangsung, sementara lalu lintas di Jl. Jend Sudirman
kacau balau...semua bangunan rusak, bahkan ada yg rubuh...orang berlarian... Cukup lama juga berada diluar,,,kembali pegawai hotel menunjukkan perhatian thd tamu2nya..mereka berkeliling membawakan air putih utk sekedar menenangkan. Sungguh luar biasa.

ada t
eriakan "tsunami..." saya yg masih tersengal sengal menggendong asyar,,,sudah pasrah,,,krn lelah..tp sempat berpikir...Jogja kan jauh dr laut.....ternyata itu memang kabar bohong.... Akhirnya kita baru berani masuk kembali sekitar 45 menit kemudian,,,dan buru2 berkemas,,, mendadak teringat mobil yang diparkir..suami segera bergegas dan tak lama kembali membawa kabar buruk,,,krn mobil rusak berat..tertimpa genteng,,,,belakangan diketahui hanya bodynya yg hancur,,mesin dan ac tetap normal.

Untung ada saudara yg menjemput...shg kita berkonvoi ke Kaliurang ,,,jalanan macet....semua org panik,,,saat di mobil pun msh terasa goncangan2...

nampaknya aparat tidak siap dg bencana ini,,,tidak ada petu
gas yg terlihat. shg keadaan menjadi chaos.

Sementara handphone berdering dr jakarta,,,ternyata metro tv sudah menayangkan huru hara gempa dr hotel santika,,,,dimana katanya gambarku yg sedang berlari membawa anak,,dan gambar aku di dekat mobilku yg hancur ditayangkan berulang ulang,,,,grhhhhhh.@#..%.

Teringat emang banyak crew TV yg kebetulan menginap di Santika.
Akhirnya diputuskan mengungsi ke semarang...tapi berhubung saudaraku tdk bisa sampai semarang,,akhirnya smp magelang, kita turun di Mc Donald...wuahhhh udah kayak pengungsi,,,,tas tas koper,,,kardus oleh2...akhirnya dijemput saudara di magelang dan diantar smp semarang dan menginap semalam di patra jasa..sementara mobil ditinggalkan di jogja.

Sampai di semarang pun gempa masih terasa,,,,kita tidur dg perasaan waswas
Di semarang,,,atas pertolongan seorang teman, Anjar,,,terima kasih ya Njar,,,kita berhasil mendptkan ticket Sriwijaya air utk pulang ke jakarta.


Kurang lebih seminggu setelah peristiwa tsb,,,di majalah otomotif ada foto mobil hijau hancur..dg judul kalau tidak salah "Asuransi utk bencana"....*senyum asem*...

16 Juni 2008

Perempuan dan Salon

Perempuan dan Salon adalah seperti dua anak kembar.. Perempuan manapun pasti menganggap salon adalah suatu dunia tempat dimana kepenatan dan kelelahan hilang, menguap seperti air di musim kemarau.

Yang berbeda mungkin intensitasnya..ada yang 3 kali sehari ada yg cukup seminggu sekali bahkan sebulan sekali digeber. Salon yg jadi langganan pun macam2. Ada yg cukup di sebelah rumah, di Mall atau salon exclusive yang hanya memblow rambut bisa sekitar Rp 100 ribu.

Kalau saya, termasuk tipe yang sebulan sekali, Perawatannya pun hanya seputar creambath dan pedicure...utk facial lebih percaya dg dokter kulit. Jadi ke salon benar2 utk memanjakan diri setelah penat bekerja.

Salon langganan yang murah meriah, bayangkan creambath dan pedicure hanya Rp 32.000,-, akhirnya saya tambah dg pijat...total semuanya hanya Rp. 52.000....*heaven on earth*

Yah, jangan bayangkan salonnya seperti salon wah di daerah kebayoran baru...tempat nyonya nyonya kelas atas. Salon ini letaknya di mall kelas ITC Depok. Pegawainya pun sederhana bukan bencong bencong canggih. Itu mungkin yang membuat saya jatuh iba, dan sering ke salon ini. Tapi salon ini laku sekali....banyak ibu ibu rumah tangga sederhana dan anak kuliah yang menjadi pelanggan, pun karyawati kantor juga banyak.

Sambil menikmati creambath dan pedicure, saya membayangkan salah satu nyonya sosialita, kenalan saya yang pasti pingsan jika diajak ke salon ini.....*ngakak* ... Mall ITC aja dia gak tau dalamnya seperti apa.

Kenikmatan memang berjenjang...utk saya, buat apa ke salon mahal kalau ada yang murah....toh saya hanya membersihkan kuku dan memijat kepala saya bukan operasi wajah.....he..he

13 Juni 2008

The Sunan



Dua raja kembar di Kasunanan Surakarta? masing masing mengaku memiliki legitimasi utk menduduki tahta.

Siapa yang berhak? masing masing mengklaim didukung oleh rakyat...

Mungkin rakyat pun tidak peduli siapa yang berhak menjadi raja, selama bisa menciptakan kemakmuran, siapa pun akan didukung.

Seperti kisah Ken Arok, perampok dari Padang karautan. Tidak masalah buat rakyat Kediri, Kertajaya boleh tumbang digantikan oleh Ken Arok selama ia bisa membuat rakyatnya makmur dan bebas dari penindasan.


Belajarkan kedua ningrat ini dengan kenyataan diatas ? Ada kemungkinan darah Ken Arok terpercik dalam darah mereka berdua

Kampung Minimarket



Indomaret, Alfamart..dan banyak mart mart lainnya yang bertaburan sepanjang jalan...penyebarannya sudah sampai daerah pinggiran, sehingga menggusur warung warung tradisional.

Depok merupakan salah satu kampung minimarket.

Bayangkan saja, dalam radius tidak sampai 1 kilometer, kadang kadang terdapat 2 atau 3 minimarket, bahkan kadang ada yang nyaris bersebelahan.

Dengan display yg menarik, lampu terang benderang, full AC..tentu saja lebih menarik perhatian, coba bandingkan dg display warung yang seadanya, terkesan lebih kumuh dan suram.

Sepertinya belum ada Perda yang mengatur penyebaran minimarket waralaba supaya tidak mengganggu keberadaan usaha yang lebih kecil.

Masalahnya apakah Pemda memperhatikan hal tersebut

Om Roy



Bapak Metadata kita dikerjain lagi....

Karya Anak Bangsa


Laskar Pelangi,
Telat banget gue krn baru baca setelah org2 ribut tentang buku ini.
Tapi inilah yang layak disebut salah satu karya terbaik putra bangsa, Andrea Hirata
Kisah tentang 10 anak Belitong Miskin yang bersekolah di SD yang hampir rubuh....sementara tak jauh dari lingkungannya berdiri PN Timah lengkap dengan sekolah elit dan fasilitas yang tidak bisa dinikmati oleh penduduk asli.
Mereka memang miskin, tapi jangan harap menemukan kalimat kalimat yang menyesali kemiskinan, novel ini menceritakan masa kecil mereka dengan penuh kegembiraan, lengkap dengan sindiran halus terhadap para elit yang mengeruk kekayaan pulau mereka.
Ayat Ayat Cinta hanyalah roman picisan bila dibandingkan dengan ini.
Dengar2 Laskar Pelangi juga populer di Malaysia, dan negara Polandia juga berminat menerbitkan buku ini dalam bahasanya.

12 Juni 2008

Rumah Mertua - JoGJa




Hotel ini berada di daerah Sleman, menyempil jauh masuk kampung, dari luar kecil..tapi dalamnya cukup cozy dg 9 kamar.











Kamar deluxe, ruangannya luas dan nyaman. Ratenya murah, th 2007 Rp 350.000








Mengaku Rasul = Bodoh


Kelupaan mereview film yg kutonton premiernya beberapa waktu yang lalu..."Mengaku Rasul"...sepertinya terinspirasi oleh banyaknya aliran di Indonesia belakangan ini dimana pemimpinnya mengklaim telah mendapatkan wahyu, salah satunya Ahmad Mussadeq

Sebenarnya tidak ada yg istimewa, tapi mungkin sbg penawar dari banyaknya film2 ABG atau yg bertema asal romantis. Pesan yang ingin disampaikan terlalu telanjang, terlalu gampang dikunyah dan tidak merangsang daya kritis.

Berawal dari seorang Guru Samir, pemimpin sebuah padepokan yang mengaku bahwa dialah manusia yang dipilih Tuhan utk memimpin umatnya....umat terbesar di Indonesia yaitu Islam.

Diseling dg bumbu2 affair sang Guru dengan santriwatinya,,,,sampai akhirnya terbuka kedoknya.

Ray Sahetapi bermain lumayan bagus, kharismanya membuat akting pemain lainnya redup. Sekali lagi tidak terlihat kecerdasan para santri dalam mengikuti ajaran sang Guru, yang ditonjolkan adalah taklid buta..

Mudah mudahan itu bukan sifat umat Islam Indonesia.

aKal SEhat

Asmara, rasa itulah yang mampu menjungkirbalikan akal yang bagaimanapun bugarnya (akal sehat maksudnya...)

Ada seorang wanita yang mencintai pria beranak 3, Duda kayakah sang pria itu?......ooo bukan,,,ia masih berstatus suami sah dari org lain..kaya?.....mmmmm,,,gak juga tuh....dengan kondisi menyedihkan seperti itu, bisa dipastik

an si wanita tidak akan mendapatkan apa apa

Jadi apanya dong?......nggak tau juga,,,,mungkin kecerdasan dan kualitas pribadi sang jantan yang menarik perhatian....*mengeleng geleng.

Kira kira akan awetkah hubungan asmaranya..tergantung dari banyak hal...dari ketahanan mental si wanita.

U B A N

Ada yang menarik dari rambutku hari ini,

Di kamar mandi saat istirahat makan siang, ku melihat helai helai perak di sela sela rambut.

Woadooohhh...udah tua!.....itu kata pertama....detik berikutnya langsung sadar..sayangku..umurmu sudah menjelang 34 tahun, bukan lagi cewek 23 tahun......

Saatnya mulai mawas diri......

11 Juni 2008

DJUANDA, Yang Terlupakan

di kopi pas dari blognya mas ganteng ini

Sejak 1 Desember 1956, Hatta tak lagi menjadi wakil presiden. Kepergian Hatta jelas meninggalkan sebuah lubang besar: Siapa yang menjadi sekondan Soekarno dalam membangun Indonesia secara rasional, terencana dan sistematis?

Seperginya Hatta, Soekarno sadar, ia butuh sekondan yang bisa mengimbangi corak berpolitik dirinya yang political minded. Soekarno menemukannya pada sosok Ir Djuanda Kartawidjaja (1911-1963). Beberapa saat setelah Dekrit Presiden dilansir pada 1959, Djuanda langsung diangkat sebagai Menteri Pertama, jabatan yang selevel dengan posisi Perdana Menteri, hingga akhir hayatnya pada 1963.Djuanda mengingatkan orang pada peran dan poisi Hatta di pucuk pimpinan nasional di awal-awal terbentuknya Indonesia.

“Duet Soekarno-Djuanda di awal-awal Demokrasi Terpimpin,” kata Maladi, mantan Menteri Olahraga dan Penerangan di era itu, “Seolah-olah menggantikan dwitunggal Soekarno-Hatta.”Selama kurun itulah Djuanda mendampingi Seokarno mengerjakan administrasi negara dan pemerintahan, perencanaan negara, dan pelbagai detail yang tak mungkin bisa digarap

Soekarno yang lebih suka menghabiskan energi dan kharisma yang dipunyainya untuk “berpolitik-tingkat-tinggi”.

Ketika menyebut duet Soekarno-Djuanda sebagai dwitunggal Seokarno-Hatta jilid II, Maladi mungkin melihatnya dari sisi seperti yang pernah dipakai Herberth Feith untuk melakukan kategorisasi kepemimpinan nasional: Soekarno sebagai tipe solidarity maker yang menggeber energinya untuk meningkatkan tensi nasionalisme kebanggaan nasional sementara Djuanda sebagai tipe administrator yang menggerakkan roda pemerintahan day to day.Jika kita lihat pengalamannya di pemerintahan, Djuanda memang orang yang berpengalaman dalam hal administratif.

Ia adalah pemegang rekor sebagai orang yang paling sering menjadi menteri: 17 kali. Ia menempati pelbagai pos, dari yang “teknis”, “apolitis” hingga “politis”: Menteri Perhubungan, Dirjen Biro Perancang Negara, hingga Menteri Keuangan.Di luar jabatan-jabatan itu, sangat sedikit yang tahu kalau Djuanda-lah yang membangun sistem nasional transportasi darat, laut, dan udara.

Juga hanya segelintir yang paham kalau Djuanda adalah pemrakarsa maskapai penerbangan nasional Garuda, Akademi Penerbangan di Curug dan Akademi Pelayaran di Jakarta. Nihil yang tahu bahwa Djuanda adalah salah satu pelopor perancangan dan perencanaan pembangunan nasional yang detail dan sistematis lewat Rencana Lima Tahun yang juga diistilahkan lain sebagai Rencana Djuanda (1955-1960).

Dan pada masa kepemimpinannya pula lahir Deklarasi Djuanda yang termasyhur itu, sebua konsep hukum laut yang mengenalkan prinsip archipelago state (negara kepulauan).Djuanda sendiri tentu saja bukannya tak punya nila. Oleh semantara orang, misalnya Rosihan Anwar, Djuanda dianggap tak bisa cuci tangan dari kebijakan Soekarno yang membredel koran, menangkapi tokoh-tokoh yang tak sejalan, dan membubarkan partai-partai.

Tetapi di sini pun kita masih bisa mengajukan sebuah catatan: klik kiri (Soebandrio cs.) baru bisa memenjarakan Sjahrir, Soebadio Sastrosatomo, hingga Mochtar Lubis ketika Djuanda sudah mulai sakit-sakitan dan kerap meninggalkan tugas keseharian untuk istirah dan perawatan.

Selama Djuanda masih menjadi Menteri Pertama, keinginan untuk memenjarakan lawan-lawan Soekarno itu bisa ia rem.Dalam hal itu, kata Jenderal AH Nasution, Djuanda tak bisa digantikan. “Pada saat mengantarkan jenazah Djuanda, saya berbicara dengan Leimena yang mengenangkan bagaimana gigihnya Djuanda dan bagaimana penderitaan batin yang ia derita ketika sekuatnya mengupayakan stabilitas, tapi oleh rekan-rekan menteri lain diserang dalam rapat-rapat umum,” kenang Nasution.

Posisi Djuanda sebagai Menteri Pertama memang istimewa. Posisi itu diincar oleh banyak orang, termasuk oleh “klik kiri” yang menginginkan agar Soebandrio bisa menggantikan Djuanda. Soekarno tahu itu.

Ketika Djuanda wafat, Soekarno tak pernah lagi mengangkat Menteri Pertama/Perdana Menteri. Jabatan itu ia emban sendiri. Sementara Soebandrio hanya diberi “jatah” Wakil Perdana Menteri saja.Tetapi arus sejarah memang sedang bergerak kiri. Soekarno tetap tak bisa sepenuhnya membendung pasangnya kekuatan kiri. Wajar jika Roeslan Abdoelgani menyatakan bahwa kematian Djuanda menjadi a turning point of Indonesia, sebuah titik balik yang memungkinkan Soekarno makin alpa pada detail dan memberi peluang lebar bagi “klik kiri” (terutama PKI) untuk bisa leluasa memainkan peran.

Semuanya, kita tahu, berujung pada tragika 1965.Mestikah diherankan jika ada seorang wartawan Amerika, seperti dikutip oleh Taufik Abdullah (2001), bilang: “Nanti orang akan menyadari… betapa besar kerugian Indonesia dengan kematian Djuanda.

”Djuanda selalu tak dianggap. Dilupakan. Tetapi juga terang, bangsa dan negara ini tumbuh dan berkembang karena wajah-wajah yang membiarkan diri mereka sekan-akan tak bernama, mereka yang bersedia menghadapi masalah riil dengan hati terbuka dan pikiran yang jernih; sekelompok orang yang tak bermain dalam wilayah romantisme dan glamor sejarah.Djuanda adalah pemuka dari para anonim (dalam) sejarah Indonesia.

OUR FIRST PRESIDENT











KRAKATAU




08 Juni 2008

PASAR GEDE

Pasar ini dibuat berdiri th 1930 dan diarsiteki oleh Thomas Karsten.

Bangunan ini merupakan salah satu ikon dan cagar budaya kota Solo.


Di kolom jalan sutra, disarankan utk meningkatkan fungsi pasar ini jika ingin pasar ini tetap lestari, sayur mayur terbaik dan terlengkap harus ditemukan disini, makanan solo yang langka dengan kualitas terbaik hanya ada disini, jajanan unik juga harus ada disini.

Dengan kata lain roh kota Solo haruslah ada di tempat ini, dan tidak bisa digantikan oleh supermarket

AYO SEKOLAH ....Bagi yang mampu


Sekolah : High Scope Indonesia.

MISSION:

To help Indonesian children develop totally – academic, intrapersonal, interpersonal, and physical – and be competitive internationally

"Misinya adalah membantu anak Indonesia secara total untuk membangun kemampuan akademis, hubungan antar personal dan fisik dan sanggup berkompetisi di lingkup internasional".

Begitulah kira kira, kalau untuk anak Indonesia haruskah misinya ditulis dlm bhs Inggris?

Tidak ada yang meragukan kualitas sekolah ini, ini hanyalah satu dari ratusan sekolah mahal yang tersebar di seantero Jakarta.

Jangan tanyakan biayanya, gaji saya 3 bulan pun masih berat untuk dibandingkan.

Sudah tentu anak2 didikan sekolah sekolah mahal tersebut tidak perlu diragukan kecerdasannya. dengan guru personal, fasilitas lengkap, bahasa Inggris sudah pasti cas cis cus, plus bahasa lain. Mereka terlahir dari bibit berkualitas, dengan gizi yang baik, orang tua yang berkecukupan. Sehingga sekolah mahal tersebut tidak perlu susah payah dalam menunaikan misinya....

Bagaimana dengan anak anak Indonesia yang berada di strata bawah?...dimana untuk makan sekali dengan kualitas rendah kelas nasi aking mereka harus bertaruh nyawa mengamen , memalak, melacur?

Jangan berharap melihat anak anak terbuang tersebut mempunyai kulit licin dan halus seperti anak anak terpilih. Kulit mereka hitam kering, tidak jarang berpanu dan berkurap dengan bau keringat menyengat. Dengan gizi yang menyedihkan jangan harap mereka punya setengah dari kualitas otak yang diharapkan.

Jangan berharap mereka ingat utk sekolah, hidup bagi mereka adalah bertarung utk mempertahankan hidup itu sendiri.

Apakah negara memelihara mereka, tidak...negara mengabaikan..mereka adalah warga yang terbuang, tidak ada hak dalam kamus mereka. hanya LSM dan sukarelawan yang sudi menyisihkan waktu utk mendidik mereka.

Lupakan UUD 45 pasal 31 ayat 1 "setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan" yang berarti pemerintah harus menyediakan pendidikan yang layak dan mampu diakses oleh tiap warganya.

Kita adalah orang tua yang selalu berjuang untuk mengejar biaya pendidikan yang semakin melangit.


07 Juni 2008

AHMADIYAH

SKB tentang Ahmadiyah akan segera diterbitkan, setelah ricuh peristiwa Monas. Sebelumnya sudah santer pengrusakan tempat ibadah kaum Ahmadi dan kampus yang terletak di daerah Parung. Satu pertanyaan, lebih merugikan mana FPI atau Ahmadiyah. saya tanpa harus berpikir menjawab FPI. Ya, FPI lah yang harus dibubarkan bukan Ahmadiyah. Ahmadiyah mulai dikenal luas di Indonesia melalui Syarikat Dagang Islam, bahkan HOS Cokroaminoto disebut sebut sebagai yg bersimpati terhadap paham ini. Ir Soekarno pun memburu buku2 tentang pemikiran Ahmadiyah. Tentang Mirza Ghulam Ahmad yang dianggap nabi penerus ajaran Muhammad, apa bedanya dg Gus Dur yang dipuja dan disakralkan oleh kaum Nahdliyin. Apa bedanya dengan para Sunan yang dianggap orang suci sehingga makamnya diziarahi untuk meminta berkah. Ghulam Ahmad dianggap sebagai kolaborator Inggris saat menjajah India, ada yang berpendapat kelakuan Inggris lebih baik daripada bangsa India dari etnis tertentu yang membunuhi umat Muslim India. Umat Ahmadiyah di Indonesia tidak membuat keonaran. Sedangkan FPI, apa yang baik dari FPI selain segerombolan preman dan pengangguran yang diberi jubah dan simbol agama.

KEBANGKITAN IMPERIUM MAJAPAHIT

Dari Gajah Mada yang pintar membongkar persekongkolan hingga jurus silat ala Kho Ping Ho.

Gajah Mada tiba-tiba bangkit dari tidur lelapnya dan cahaya kemegahan kerajaan kuno Majapahit menyeruak, seperti mentari yang terbit di fajar sidik.

Kebangkitan itu terwakili dengan kelahiran novel-novel berlatar Majapahit yang banyak menghiasi rak-rak toko buku belakangan ini. Langit Kresna Hariadi, pengarang yang mukim di Solo, misalkan, menyerbu pasar dengan lima jilid serial Gajah Mada sejak 2005 hingga kini. Ada pula Dyah Pitaloka: Senja di Langit Majapahit (2005) karya Hermawan Aksan dan Sasmita: Bintang Berpijar di Langit Majapahit (2004) karya Tasaro.

Sebenarnya ini sebuah lompatan. Novel bertema majapahit sempat muncul di era Pujangga Baru, lewat Sandyakalaning Majapahit (1933) karya Sanusi Pane dan Zaman Gemilang (1938) karya Matu Mona (nama pena Hasbullah Parinduri). Ini hampir bersamaan dengan terbitnya Gajah Mada (1948) yang disusun Muhammad Yamin.

Sesudah itu popularitas Majapahit sebagai tema novel seakan tenggelam cukup lama. RM Slamet Danusudirdjo, dengan nama pena Pandir Kelana, sempat mengisi ceruk kosong itu dengan meluncurkan Tusuk Sanggul Pudak Wangi: Kisah Lahirnya Majapahit pada 1991.

Lalu, kejayaan Majapahit seakan tenggelam. Barulah beberapa tahun belakangan ini kemegahannya kembali tampak dari sejumlah judul novel yang terbit. Langit Kresna Hariadi tentunya yang paling menyita perhatian dengan lima seri novel Gajah Mada-nya, yang secara berurutan adalah Gajah Mada, Gajah Mada: Antara Tahta dan Angkara, Gajah Mada: Hamukti Palapa, Gajah Mada: Perang Bubat dan Gajah Mada: Madakaripura Hamukti Moksa.

Tebal novel yang mengungkap kembali kehebatan Mahapatih Gajah Mada itu rata-rata 500 halaman dan diterbitkan seluruhnya secara bertahap dalam tempo kurang dari 3 tahun.

Langit pernah bercerita soal banyaknya tanggapan yang mengalir mengomentari novel-novelnya. Kini setidak-tidaknya ada dua blog yang khusus membahas novel-novelnya--dengan ratusan komentar bertebaran di dalamnya. Pembaca yang terbius oleh nama-nama Sansekerta dalam novelnya pun banyak yang meminta izin sang pengarang untuk mengabadikan menjadi nama buah hatinya.

Kesuksesannya pun tergambar dalam penjualan karyanya. Menurut Gesang dari Tiga Serangkai International, jaringan penjualan dan distribusi dalam Tiga Serangkai Group, kelima novel Gajah Mada itu masing-masing telah dicetak ulang sedikitnya tiga kali, dan buku pertama bahkan sudah dicetak empat kali.

Penerbit sedikitnya mencetak 3.000 eksemplar setiap kali cetak. Jumlah ini terbilang cukup besar untuk ukuran penjualan buku sastra semacam ini.

Langit tidak memulai serialnya ini dari benih imperium Majapahit --ketika Raden Wijaya membabat hutan Tarik untuk mendirikan Desa Majapahit-- tapi langsung pada masa kekuasaan Jayanegara, ketika bekelnya, Gajah Mada, mulai ambil peranan dalam sejarah kerajaan itu.

Dalam buku pertama Langit membentangkan sepak terjang Kepala Pasukan Khusus Bhayangkara Gajah Mada dalam menyelamatkan Raja Jayanegara dari pemberontakan Rakian Kuti. Gajah Mada--yang masih berpangkat bekel--berusaha keras membawa rajanya menyingkir ke Desa Bedandher, Bojonegoro. Dari desa itulah Gajah Mada kemudian menyusun kekuatan dan memukul balik Ra Kuti. Bhayangkara muda itu kemudian mengembalikan dampar Majapahit ke Jayanegara.

Salah satu aspek menarik dari buku pertama ini adalah uraian Langit mengenai teknik telik sandi yang dijalankan oleh Gajah Mada dan pasukan khususnya ini. Kemampuan mereka dalam olah kanuragan --seperti memanah, melempar pisau, berkelahi, dan menyamar-- digambarkan cukup masuk akal, tanpa bumbu-bumbu ajian sakti mandraguna seperti yang selama ini menyelimuti legenda Gajah Mada. Selain itu, gelar perang seperti Diradamerta, Garuda Layang, Cakrayubha, Supit Urang atau Perang Brubuh digambarkan dengan cukup gamblang dan megah.

Pengarang juga menyisipkan kisah cinta terpendam antara tabib Ra Tanca dan Sekar Kedaton Dyah Wiyat. Dia juga menyelipkan teka-teki yang menjadi ciri khasnya. Kisah pengkhianatan pun menjadi bumbu yang menambah mak nyus heroisme Pasukan Bhayangkara.

Buku kedua Gajah Mada, setebal 508 halaman, diawali dari terbunuhnya Sri Jayanegara oleh Ra Tanca setelah sembilan tahun pemberontakan rekannya, Ra Kuti, gagal. Mangkatnya sang raja membuat istana kalang kabut karena Jayanegara tidak mempunyai keturunan. Para ratu pun berunding untuk memutuskan pengganti Jayanegara. Alternatifnya, tahta akan diwariskan kepada dua saudara perempuannya, Sri Gitaraja dan Dyah Wiyat.

Kekosongan kekuasaan inilah yang menjadi arus utama buku kedua ini. Raden Cakradara dan Raden Kudamerta yang akan mempersunting kedua putri mahkota tersebut sama-sama berambisi menjadi raja. Keadaan semakin rumit ketika hal itu dimanfaatkan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab. Gajah Mada dan Pasukan Bhayangkaranya kembali dituntut untuk menyelesaikan sebuah rencana makar dan persekongkolan berbelit yang memayungi istana.

Proses investigasi Gajah Mada dengan dukungan teman-temannya ditulis dengan sangat menarik. Teka-teki panjang akhirnya diurai berkat kelihaian Gajah Mada. Sesuai catatan sejarah, setahun setelah kematian Jayanegara, Sri Gitaraja dan Dyah Wyat bersepakat untuk memimpin Wilwatikta berdua. Gajah Mada yang banyak berperan pangkatnya bersinar dan diangkat menjadi patih di Daha.

Dalam buku ketiga, Gajah Mada: Hamukti Palapa, Langit benar-benar menjadikan Gajah Mada sebagai aktor utama. Lenyapnya pusaka kerajaan Cihna Nagara Gringsing Lobheng Luwih Laka dan Songsong Udan Riwis menjadi misteri yang harus dipecahkan Patih Gajah Mada, Senopati Gagak Bongol, Senopati Gajah Enggon, Pradabhasu dan bhayangkara lainnya. Penelusuran terhadap lenyapnya kedua pusaka itu membawa telik sandi di bawah pimpinan Gajah Mada menguak rencana makar di Keta dan Sadeng.

Kali ini Langit sedikit demi sedikit mulai membuka beberapa rahasia. Percintaan Sekar Kedaton Dyah Wiyat dan Ra Tanca terungkap. Begitu pula asmara masa lalu Ratu Gayatri dengan mantan maling Wirota Wirogati, yang ternyata ikut mendalangi pemberontakan. Langit pun menguak sedikit kisah cinta segitiga antara Dyah Menur, Raden Kudamerta (suami Prabu Putri Dyah Wiyat), dan mantan bhayangkara Pradabhasu.

Selain itu, Langit juga menyusupkan lintasan ke belakang tentang pemberontakan Ken Arok dan kisah keris Empu Gandring, cerita Raja Singasari Kertanegara mengusir utusan Tartar, runtuhnya Singasari akibat serangan Kediri, sampai pada perjuangan Raden Wijaya mendirikan negeri baru di atas Tanah Perdikan Tarik.

Langit juga mulai bermain dengan mistik yang lazim hadir dalam legenda zaman dahulu. Ilmu-ilmu yang muskil--seperti mendatangkan kabut, angin ribut, ilmu sirep, menghilang atau telepati--dihadirkan.

Akhirnya, Gajah Mada berhasil memadamkan pemberontakan Keta dan Sadeng dengan gemilang. Atas rentetan prestasinya, Mpu Mada kemudian ditahbiskan menjadi mahapatih menggantikan Arya Tadah yang sudah renta. Saat dilantik menjadi mahapatih inilah Gajah Mada mengucapkan sumpah yang menggetarkan, Sumpah Sakti Hamukti Palapa

Demikian sumpahnya: "Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukita palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa". Artinya, Gajah Mada belum akan menikmati palapa (kemewahan duniawi) sebelum menyatukan seluruh Nusantara di bawah panji-panji Gula Kelapa Majapahit.

Perang Bubat yang menjadi titik balik karir Sang Mahapatih menjadi inti cerita buku keempat. Perang Bubat adalah tragedi sejarah di mana Raja Sunda-Galuh (Pajajaran) dan putrinya, Dyah Pitaloka, beserta seluruh pengiringnya gugur dalam pertempuran melawan pasukan Gajah Mada di Tegal Bubat. Raja Pajajaran Prabu Linggabuana tidak sudi meluluskan permintaan Gajah Mada, yang meminta Dyah Pitaloka diserahkan sebagai upeti, tanda tunduk kepada kekuasaan Majapahit. Padahal, dalam perjanjian sebelumnya Dyah Pitaloka akan dipersunting menjadi permaisuri Prabu Hayam Wuruk.

Harga diri ksatria Sunda terkoyak dengan permintaan Gajah Mada. Mereka yang hanya berjumlah kurang dari seratus orang itu kemudian mengamuk melawan pasukan segelar sepapan Majapahit. Semua pengiring raja dan Putri Sunda yang sudah bersiap besanan dengan Maharaja Majapahit pun akhirnya tumpas tapis, termasuk Dyah Pitaloka yang memilih mengakhiri hidupnya dengan mati lampus (bunuh diri).

Selain dramatisnya Perang Bubat, jangan lupakan gelegak cinta Saniscara terhadap Dyah Pitaloka. Dengan kekuatan cintanya Saniscara melukis putri pujaannya seolah hidup. Namun, lukisannya pula yang membuat Prabu Hayam Wuruk kemudian ingin menyunting Putri Sunda itu. Kisah cinta mereka berdua menjadi bumbu yang sangat "pedas" yang mengiringi Tragedi Bubat.

Di mana Gajah Mada selepas Perang Bubat? Kisah Sang Mahapatih usai peristiwa yang menjadi titik balik karirnya itu tidak banyak diketahui orang, seperti juga asal-usulnya yang samar. Buku kelima Langit ini berada pada ranah perjalanan Gajah Mada setelah lengser dari jabatan mahapatih usai peristiwa Bubat.

Sang Mahapatih diceritakan menyepi ke Madakaripura. Gajah Mada, yang menjadi rakyat biasa, kemudian menyaksikan benih-benih perpecahan yang menggerogoti imperium Majapahit yang dibangunnya. Selain itu, Langit juga menyajikan spekulasi balas dendam dari Pajajaran kepada Gajah Mada serta mulai munculnya Islam di bumi Majapahit.

Langit kemudian membuat penyelesaian cerita Gajah Mada di buku ini, Madakaripura Hamukti Moksa. Semua misteri yang dibangunnya terkuak tuntas. Ada banyak hal dan tokoh yang harus diingat dari buku terdahulu. Kejutan-kejutan tak terduga pun dihadirkan pengarang sampai halaman terakhir bukunya.

Namun, Gajah Mada tetaplah seorang tokoh yang menyimpan misteri. "Biarlah orang mengenangku hanya sebagai Gajah Mada yang tanpa asal-usul, tak diketahui siapa orang tuanya, tak diketahui di mana kuburnya, dan tak diketahui anak turunannya. Biarlah Gajah Mada hilang lenyap, moksa tidak diketahui jejak telapak kakinya, murca berubah bentuk menjadi udara," tulis Langit di akhir buku ini.

Cukup banyak memang yang dihadirkan Langit dalam kelima bukunya, tapi tetap saja terasa kurang. Masih ada cerita penaklukan Nusantara yang luput diceritakan. Masih ada juga kisah Perang Paregreg yang mengakhiri gilang-gemilangnya Majapahit. Majapahit memang terlalu besar jika hanya dihadirkan dalam sosok Gajah Mada.

Namun, usaha Langit untuk menghidupkan kembali imperium yang hilang ini pantas diacungi jempol, terutama kemampuan bertuturnya yang membuat buku sejarah yang membosankan menjadi memikat.

Banyaknya catatan kaki yang menjelaskan latar belakang historis juga menunjukkan keseriusan sang pengarang dalam melakukan observasi sebelum menulis. Pilihan istilah Sansekerta dan ungkapan jadul dia tulis dengan penjelasan yang gamblang. Istilah segelar sepapan, tumpas tapis, makantar-kantar, nggegirisi, rawe-rawe rantas malang-malang putung dan beberapa idiom lainnya memberikan bumbu manis novel ini.

Langit pun menghadirkan sisi lain dari kerajaan terbesar yang pernah berdiri di bumi Nusantara itu. Ia menggambarkan bagaimana demokrasi sudah terbangun sejak zaman Majapahit. Tradisi pepe atau berjemur beramai-ramai untuk menyampaikan aspirasi kepada penguasa, mengingatkan pada aksi demonstrasi jalanan saat ini. Selain itu, sistem hukum Majapahit pun digambarkan sudah sedemikian baik dengan Kitab Kutaramanawa (semacam konstitusi dan Kitab Undang-undang Hukum Pidana saat ini).

Kalau pun perlu memberi catatan, barangkali soal kurang liarnya imajinasi pengarang dalam, misalkan, gambaran tentang perang yang berkobar dan percintaan yang panas. Sehingga eksplorasinya terkesan tanggung. Selain itu, Langit juga sering mengulang kata-kata dan memberikan penjelasan yang sebenarnya tidak perlu.

Kalau Langit mencoba setia pada alur sejarah Gajah Mada dan cenderung realis, Sasmita: Bintang Berpijar di Langit Majapahit karya Tasaro, nama pena Taufik Saptoto Rohadi, lebih berfantasi. Novel setebal hampir 500 halaman terbitan DAR Mizan ini mengambil latar kisah menjelang runtuhnya Majapahit. Tasaro meramu cerita sejarah, jurus-jurus silat sakti ala Kho Ping Ho dan kisah cinta.

Tasaro kemudian melanjutkan imajinasinya melayang antara Pajajaran dan Majapahit dengan menyajikan trilogi Pitaloka: Cahaya, Pitaloka: Mahkota dan Pitaloka: Nirwana.

Ketiga novel ini lebih menonjolkan sosok Dyah Pitaloka Citraresmi, putri Sunda yang memikat hati Raja Majapahit Prabu Hayam Wuruk. Pitaloka digambarkan sebagai gadis yang luar biasa, yang nantinya mampu menggagalkan ambisi Mahapatih Gajah Mada untuk membuat Pajajaran tunduk di bawah panji Majapahit lewat tragedi Perang Bubat.

Dengan gaya bahasa yang cukup puitis, Tasaro menyajikan kilatan pedang, drama, politik dan tentu saja cinta menjadi ramuan yang layak baca. Buku pertama dari trilogi ini sudah diterbitkan pada awal 2007 oleh Penerbit Aditera.

Hermawan Aksan kemudian menghadirkan novel perdananya yang juga mengambil latar tragedi di Tegal Bubat. Pitaloka: Senja di Langit Majapahit yang diterbitkan pertama kali di akhir 2005 itu bertutur mengenai pergulatan kekuasaan dan politik di tengah tragedi memilukan dalam perang tersebut. Hermawan menghadirkan kisah yang menjadi nila bagi kehebatan Gajah Mada itu.

Kisah Dyah Pitaloka dan 93 ksatria Pajajaran yang tumpas dalam peristiwa berdarah itu digambarkan sangat dramatis. Dyah Pitaloka digambarkan Hermawan menjadi korban ambisi politik Mahapatih Gajah Mada yang ingin menuntaskan Sumpah Sakti Hamukti Palapa dengan menyatukan Nusantara tanpa cela.

Sepertinya, kebangkitan tema novel berlatar kerajaan-kerajaan Nusantara kuno masih akan berlanjut. Tasaro baru menyelesaikan Pitaloka: Cahaya dan masih punya dua buku lagi yang belum rampung dan patut dinanti terbitnya.

Langit Kresna dengan semangatnya yang makantar-kantar baru saja meluncurkan serial pertama Candi Murca yang berjudul Ken Arok Hantu Padang Karautan. Seri ini, menurut Langit, akan diteruskan menjadi sepuluh edisi. Serial ini mempertemukan kisah di zaman Singasari dan masa depan di tahun 2011.

Sebenarnya sejarah Indonesia masih sangat kaya untuk diolah kembali menjadi fiksi. Masih ada kisah Sriwijaya, Mataram, Kutai, Tarumanegara, Kahuripan, Medang Kamulan dan lainnya yang menanti mantra para pengarang untuk bangkit kembali.

diambil dari : www.ruangbaca.com

06 Juni 2008

A MOUNTAIN HERO











picture from : www.viewimages.com




apakabarnya sekarang?....setelah menjadi bintang iklan Kuku Bima




Tukang Kebun

Namanya Bang Ja'i, biasanya dipanggil.
Tukang kebun bersuara cempreng. Sudah lama juga aku gak panggil dia buat ngeberesin kebun di rumah.

Biasanya sebulan sekali di hari Sabtu pagi dg upacara sarapan pagi Indomie atau nasi uduk yg kubeli di warung Embah dekat rumah. Kasihan memang, uang dari hasil memangkas kebun tidak seberapa, berapa orang sih di komplek yang memakai jasa tukang kebun keliling.

Aku sudah ganti tukang kebun, yang biasa mengerjakan kebun nyokap...lebih bersih dan tidak banyak membantah.

kasihan bang Ja'i, tapi bagaimana lagi,,,karena mulai berulah, saban bulan ada saja permintaannya.

Jejaka Kecil ku


Johan Sebastian "Asyar"


KANTOR LAGEEEE


KANTOR

kueeehhhhhh....nyam!...

waktu masih di lantai 9, ultah pertama di kantor baru






05 Juni 2008

When You Say You Love Me - Josh Groban

Like the sound of silence calling,
I hear your voice and suddenly I'm falling, lost in a dream.
Like the echoes of our souls are meeting,
You say those words and my heart stops beating.
I wonder what it means.

What could it be that comes over me?
At times I can't move.
At times I can hardly breath.
When you say you love me
The world goes still, so still inside and
When you say you love me
For a moment, there's no one else alive

You're the one I've always thought of.
I don't know how, but I feel sheltered in your love.
You're where I belong.
And when you're with me if I close my eyes,
There are times I swear I feel like I can fly For a moment in time.

Somewhere between the Heavens and Earth ,
And frozen in time, Oh when you say those words.
When you say you love me
The world goes still, so still inside and
When you say you love me For a moment,
there's no one else alive

[bridge:]
And this journey that we're on.
How far we've come and I celebrate every moment.
And when you say you love me, That's all you have to say.
I'll always feel this way.

When you say you love me
The world goes still, so still inside and
When you say you love me
In that moment, I know why I'm alive
When you say you love me.

When you say you love me.
Do you know how I love you?

BUBARKAN FPI !!!!!!!