27 Desember 2008

SAMBAL

Selasa pagi, saya melihat sambal ABC ukuran 140 ml yang baru dibeli beberapa hari yang lalu tinggal sedikit; ini bukan kejutan pertama kali.

Sudah beberapa lama saya menyadari pembantu kecil saya tampaknya maniak saus sambal. Saus sambal yang saya beli selalu habis dalam hitungan hari.
Lama lama jengkel juga,,,saya cuma sempat makan sekali, eh begitu ditinggal berapa hari sudah habis. Makan saus sambal seperti minum air putih.

Akhirnya terpikir oleh saya untuk memberikan dia sambal sendiri, ingat kan saus sambal yang sering digunakan tukang mie ayam keliling.....dimana ya nyarinya?...

Saya menemukannya di sebuah toko kelontong,,,,tampaknya ia menjadi langganan para tukang mie ayam... ambil 1 botol ukuran 610 ml...saya sudah menyiapkan uang 15 ribu rupiah,,,"dua ribu aja" kata pemilik toko dengan santai....saya bengong sejenak...sambal ukuran gede lengkap dg botol beling hanya 2000?...salah denger? ragu ragu saya menyodorkan uang lima ribu,,,dikembalikan 3 ribu..berarti gak salah dong.

Kembali saya pelototi sambal ini,,,,bahan apa aja yang dipakai?,,,komposisi memang disebutkan cabai, air, bawang putih, garam....tapi kok saya ragu ya...cabai merah itu harganya 2 ribu rupiah sekantong kecil dengan isi paling banter 10 buah....gimana caranya bisa jadi 1 botol besar sambal,,,,,waduh...sisanya bahan apa nih....? bandingkan dengan sambal ABC seharga Rp 3.700 utk ukuran 140 ml.

Yang paling penting apa pembantu saya itu masih hidup setelah mencicipi sambal ajaib ini?


Tidak ada komentar: