03 Januari 2009

Hakikat

Agama Hindu dan Budha pada perkembangan selanjutnya bersinkretis menjadi Syiwa Budha. Ajaran ini dasarnya sangat mirip dengan Islam seperti larangan memakan daging babi, minum minuman keras, dan membungakan uang.
Hakikat ajaran Syiwa Budha hanya berbeda dalam penamaan. Jika Syiwa sbg pangkal penciptaan mahluk yang diciptakan-Nya disebut dengan nama Brahma, maka dalam Islam Allah sbg pangkal penciptaan disebut dengan nama al-Khaliq.
Syiwa sebagai Maha Pemurah dan Maha Pengasih disebut dengan Sankara, Allah yang Maha Pengasih dan Pemurah disebut ar-Rahman ar-Rahim.
Lambang Lingga yang dijadikan sarana bantu bagi pemujaan terhadap Syiwa hampir sama dengan Ka'bah sebagai kiblat oleh orang Islam. Mungkin perbedaannya jika Ka'bah berada di satu tempat dimana kiblat umat Islam dunia diarahkan ke situ, sedangkan Lingga bisa berada di tiap tempat yang dijadikan pemujaan.
Surga dalam Syiwa Budha ada 7 tingkatan (Bhurloka, Bhuwarloka, Swarloka, Maharloka, Janarloka, Tapoloka dan Satyaloka) sama seperti dalam Islam (Ala'Iliyyin, al-Firdaus, al-'Adn, an-Na'im, al-Khuld, al-Ma'wah dan Darussalam).
Bahkan kalau diperhatikan tulisan Allah dalam huruf Arab mirip sekali dengan gambar trisula bercadik lambang Syiwa, Mahadewa yang bersenjatakan trisula.
Namun Syiwa Budha lebih banyak dianut oleh para pendeta dan kalangan elit istana, sedangkan penduduk asli saat itu banyak menganut Kapitayan, itupun telah campur baur dengan animisme.
Ajaran Kapitayan murni juga sangat mirip dengan Islam, yaitu memuja Sang Hyang Taya (hampa, suwung) tidak dilahirkan, tidak berawal tidak berakhir.
Istilah sholat pun dikenal dengan nama sembahyang.
Adapun tradisi peringatan kematian selama 7, 40, 100 dan 1000 hari yang umumnya dilakukan oleh orang di nusantara bukanlah berasal dari agama Hindu dan bukan juga merupakan adat kejawen. Tradisi ini dibawa oleh umat Islam yang mengungsi dari Campa yang beraliran Syiah. Tradisi Suro pun juga berasal dari Syiah dimana pada bulan tsb Sayyidina Husein cucu nabi Muhammad Saw terbunuh.
Agama Hindu hanya mengenal peringatan kematian 12 tahun sekali.


Tidak ada komentar: