26 Januari 2009

Kembangrum memandang Gajah Narpati tajam...."Jawab aku, Kakang..!...akan kau tempatkan dimana aku....?..

Gajah Narpati, senapati muda itu terkunci mulutnya,,,,Kembangrum, kekasihnya..menuntut kepastian,,,hubungan mereka sudah terlalu jauh,,,namun tidaklah mungkin bagi Gajah Narpati mencampakkan kehidupannya sekarang,,

Betapa kecewanya Kembangrum....selama ini ia menjadi tempat laki laki itu berpaling, tapi nampaknya sekarang lelaki itu hanya bisa membisu seribu bahasa,. Kembangrum tidak dapat mengerti jalan pikiran senapati muda itu.

Tapi iapun mempunyai harga diri,...tidak sudi ia mengulang pertanyaannya,..Dengan tegar ia pun melanjutkan "Baik kakang,,,aku kira kakang mencintaiku seperti yang selama ini selalu kakang katakan...aku memang tidak pandai berkata kata..tapi aku juga tidak suka mengumbar kata kata kosong..."

Gajah Narpati balik memandang kekasihnya,,,ia melihat kemarahan berkilat kilat tergambar di mata itu...Gajah Narpati tahu benar bahwa Kembangrum mempunyai sifat keras bagai baja, perempuan cantik itu juga berotak cemerlang. Sifat yang membuatnya perlahan lahan menyayangi perempuan itu.

"Kembangrum,,,aku mencintaimu sepenuh hatiku,,,betapa sakitnya harus menyimpan perasaan ini bertahun-tahun..tanpa bisa berbuat sesuatu."..

Terdengar tawa sinis, "Hmm,,,bukankah kakang sudah mendapatkan tubuhku?...tentu saja Kakang tidak akan rugi,,bukankah aku tidak pernah merepotkan Kakang dengan rengekan..?

Bagai disambar petir,,Gajah Narpati terbungkam,,,,kata kata Kembangrum bagai sembilu menusuk jantungnya.

Dua anak muda tersebut berpandangan dengan suram...ada percikan asmara, tapi kini tajam disaputi kemarahan. Dada mereka bergolak penuh kepahitan.

Sementara di luar langit mulai menumpahkan bebannya. Kelabu yang menggantung seakan tidak kuat lagi menampung muatan. Alam terasa kelam, sekelam hati penghuninya,

Tidak ada komentar: