13 Januari 2009

Sinar yang padam

Kunjungan terakhir ke Gramedia menghasilkan buku Islam Andalusia : sejarah kebangkitan dan keruntuhan. Suatu kebetulan, mengingat minggu2 terakhir ini saya sibuk browsing sana sini mencari sedikit pencerahan,,,informasi tersaji bagai potongan puzzle sehingga cukup melelahkan jika harus mencocokkan sumber satu dengan lainnya.

Contohnya soal pengangkatan Khalifah pertama yaitu Abu Bakar as Shiddiq, Kaum Syiah dan Sunni mempunyai pandangan yang berbeda. Jika ditanyakan kapan Islam terpecah; bisa dikatakan saat nabi Muhammad Saw wafat, saat itulah timbul bibit perpecahan soal pengangkatan Khalifah. Kaum yang kelak dikenal sebagai Syiah berpandangan Ali bin Abi Thalib sebagai menantu Nabi lah yang pantas sebagai pengganti, berbeda dengan kaum Sunni yang memilih Abu Bakar as Shiddiq. Pertentangan inilah yang akhirnya memisahkan aliran Sunni - Syiah.

Sebenarnya Syiah sendiri berarti pengikut dan pada waktu itu lebih bersifat politis. Seiring berjalannya waktu Syiah berkembang menjadi aqidah. Berbeda dengan Sunni yang disebut juga sebagai Ahlus Sunnah yaitu menegakkan Islam berdasarkan Al Quran dan hadits sesuai dengan pemahaman para sahabat Nabi, Aliran Syiah tidaklah mengakui sahabat Nabi.

Pertentangan ini masih dapat diredam sampai dengan khalifah ke empat, Sayyidina Ali yang selain sahabat juga menantu Nabi. Setelah itu dimulailah sistem dinasti.

Nampak poin penting dalam pemilihan Khalifah mulai dilupakan, yaitu orang yang paling zuhud, paling tinggi pemahamannya mengenai Islam dan tidak berpamrih. Pada akhirnya kekhalifahan tidak lebih dari pada sistem monarki yang absolut.

Peta dunia Islam terpecah,saat dinasti Abbasiyah merebut kekuasaan dari dinasti Umayyah di Baghdad. Dinasti Umayyah menyingkir ke Andalusia dan membangun kerajaannya sendiri yang kekuasaannya sempat mencapai Sicilia.

Manusia rentan terhadap nafsunya sendiri, begitu pula nafsu terhadap kekuasaan. Seiring waktu, bermunculan kekuasaan kekuasaan gurem para Sultan yang saling berperang sehingga menggerogoti kekuatan kekhalifahan. Bahkan mereka tidak segan segan membayar upeti kepada kaum Kristen Trinitarian untuk melanggengkan kekuasaan.

Sampai akhirnya kecemerlangan Baghdad luluh lantak ditangan Hulagu Khan pemimpin bangsa Mongol di tahun 1258. Begitu pula sinar Islam di Andalusia meredup dan akhirnya benar benar padam saat dua kerajaan Eropa; Castilla dan Aragon bersatu dan merebut benteng Al Hambra di abad 15.

Sistem kekhalifahan walaupun lemah masih bertahan di Turki sampai tahun 1924. Di tahun itu muncul revolusi besar besaran dipelopori oleh apa yang disebut Gerakan Turki Muda dan dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha dan kelak dikenal sebagai "Ataturk" (Bapak orang Turki).

Khalifah terakhir yaitu Abdul Majid II, diusir bersama keluarganya sedangkan isi harem nya diminta angkat kaki.

Sejak saat itu Turki menjadi negara sekuler yang lepas dari jejak keislaman.

Mustafa Kemal sendiri menjadi sosok yang penuh dengan kontroversi.

Sekilas dari buku buku yang beredar, sama sekali tidak ada yang meninggalkan kesan baik tentangnya.

Tapi perlu dicatat, bahwa Kekhalifahan Turki mungkin sudah sedemikian bobroknya sehingga menyengsarakan rakyatnya sendiri. Perubahan ideologi juga tidak membawa ke arah perbaikan.

Saat ini muncul keinginan di kalangan Islam agar Indonesia menggunakan sistem Khilafah, hmm..harus diingat, sistem Khilafah mana yang mereka jadikan acuan? Jika mereka mengacu pada sistem khilafah pertama di Madinah, maka orang yang ditunjuk menjadi khalifah harus bersiap siap menjadi melarat.

Keempat khalifah pertama : Abu Bakar ash Siddiq, Umar bin Khatab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, hidup sebagai fakir walaupun mereka memegang kunci Baitul Mal. Mereka tidak ingin lebih diatas kekurangan rakyatnya.

Kekhalifahan pasca empat sahabat berubah menjadi dinasti penuh dengan nepotisme, dimana setiap Khalifah hidup mewah dan lupa akan tanggung jawabnya. Hal itulah yang lama lama menggerogoti Daulah Islam.

Jika kita mendengar kisah tentang kemegahan maka kita juga harus tahu sebab kehancurannya.

Tidak ada komentar: