20 Januari 2009

PAUS YOHANA, First woman in Vatican



Pope Joan atau Paus Yohana, sempat saya tertegun mendengar nama itu,,,rasanya tidak asing,,,somewhere and somehow, it’s sound familiar.

Memang sang penulis cenderung mengatakan buku ini adalah fiksi, namun nama Pope Joan diperoleh dari salinan kuno Liber pontificalis (kronik para Paus?). Entry itu disisipkan ke dalam teks kronik tersebut. Tentang siapa yang menyisipkan, dan kapan itu ditulis masih tetap menjadi pertanyaan.


Lagi, menurut sang penulis, selama beratus tahun sampai pertengahan abad 17, keberadaan Paus Yohana diakui secara universal. Diperkirakan Paus perempuan itu menduduki tahta Vatikan antara jaman Paus Leo IV dan Benediktus III. Sebelum ditahbiskan dengan nama Paus Yohanes VIII sekitar tahun 855, Joan menjadi biarawan di Fulda dengan nama John Anglicus.

Namun pada abad ke 17, Gereja Katolik mendapat serangan yang semakin gencar dari gerakan Protestanisme, mulai menjalankan upaya sistematis untuk menghancurkan berbagai catatan historis tentang Joan dengan penyitaan ratusan manuskrip dan buku oleh Vatikan.

Dalam buku itu disebutkan bahwa John Burcardt, Uskup Horta dan pembawa acara dalam upacara upacara Kepausan yang memberinya pengetahuan yang mendalam mengenai kehidupan dalam istana Kepausan menulis dalam jurnalnya alasan kenapa prosesi Kepausan tidak lagi mengunakan Via Sacra, Ia menyebutkan bahwa John Anglicus melahirkan anaknya saat arak arakan di jalan tersebut dan oleh karena itu rute prosesi Kepausan diubah.

Kisah Joan juga termuat di dalam buku petunjuk peziarah ke Roma yang resmi dan digunakan oleh para peziarah selama lebih dari 300 tahun. Hanya sayang tidak dijelaskan tahun berapa.

Mungkin buku ini mempunyai posisi sama dengan Da Vinci Code yaitu mengambil posisi berlawanan dengan apa yang sudah menjadi sikap resmi Gereja Katolik

Para sejarahwan yang harus mengambil inisiatif terbebas dari campur tangan berbagai pihak untuk meneliti. Dongeng atau cerita lisan bisa jadi berasal dari suatu kejadian

Buat saya sebagai non kristiani, keberadaan Pope Joan dengan segala kondisinya pada saat itu bukanlah sebuah aib. Jika memang keberadaan Pope Joan itu benar, maka mungkin itu merupakan sebuah teriakan dari suatu kaum yang pada dark age itu diperlakukan sebagai warga kelas dua. Walaupun salah satu pendahulunya dikenal sebagai The Holly Virgin.


Tidak kurang pula perempuan pendahulu yaitu Maria Magdalena dianggap sebagian orang sebagai salah satu murid terkasih Yesus Kristus
.

Pemahaman bahwa pada masa abad itu agama benar benar dipahami secara literal dan dimana Gereja menguasai seluruh sendi sendi kehidupan dalam masyarakat.

Sama seperti saudara kandungnya, Islam. Agama Katolik pun juga mengalami pasang surut dan tidak lepas dari kondisi sosial yang juga berpengaruh terhadap pemahaman ayat ayat dalam kitab suci.

Tidak ada komentar: