23 Januari 2012

Si Penjelajah Samudera

Teringat dengan kapal indah ini.

Setelah bertahun tahun didera kesibukan tanpa henti, langkah saya di suatu pagi terhenti saat pandangan tertumbuk di kios koran, majalah dengan sampul depan kapal layar tiang tinggi, KRI Dewaruci.  Sudah lama saya tidak pernah lagi membeli majalah ini. Padahal saya berlangganan pada masa kuliah dulu.  Kuliah sekretaris tapi langganannya Angkasa...*garuk garuk...

Dahulu sekali saya selalu melahap berita tentang kapal layar tiang tinggi yang dimiliki Indonesia, baik itu Dewaruci maupun Arung Samudera. 

Majalah Angkasa edisi khusus menyajikan liputan khusus tentang kapal latih yang tahun 2013 akan pensiun dalam usianya yang ke 60.

KRI Dewaruci adalah kapal jenis Barquentine yang dibuat di galangan kapal Jerman pada tahun 1952 dan tahun 1953 sudah dipakai oleh Angkatan Laut Republik Indonesia sebagai kapal latih bagi para taruna laut sampai saat ini.

Dari kapal inilah dilahirkan para tentara laut yang tangguh, sehingga disebut juga kapal Ibu.  Tak heran setiap kapal perang RI apabila berpapasan dengan Dewaruci harus memberikan penghormatan.

Komandan pertama kapal latih ini adalah seorang bule berkebangsaan Jerman yang beralih menjadi WNI bernama Roosenow.  Sebelumnya ia bahkan menghibahkan kapal ikan miliknya untuk menjadi kapal latih yang juga dinamakan Dewaruci namun rusak parah saat latihan di ujung Karawang tahun 1950.

Jadi Dewaruci yang sekarang ini adalah yang kedua namun juga yang paling legendaris dengan penjelajahan ke 7 samudera yang dimulai tahun 1964.

Kapal ini dirancang untuk tetap bisa berlayar dalam kemiringan 35 derajat.  Ehem...pernah melihat video Moonwalker-nya Michael Jackson? miringnya gaya Moonwalker sepertinya hanya 20 derajat...itu sudah susah setengah mati.  Coba ambil busur derajat...kayak apa kemiringan 35 derajat itu....

Ada lonceng yang retak di Dewaruci, sama legendarisnya dengan kapal ini sendiri.  Ada beberapa moment khusus yang membutuhkan dentangan lonceng selain jadwal reguler, yaitu saat memasuki perairan Masalembo dimana Tampomas tenggelam, saat memasuki Laut Aru dimana jasad Komodor Yos Sudarso terkubur bersama Matjan Tutul dan di Selat Sunda tempat abu jenazah Roosenow ditaburkan.

KRI Dewaruci juga membawa misi diplomatik yang seringkali lebih ampuh efeknya dibanding Kedutaan Besar yang resmi.  Rasanya tidak ada yang tidak jatuh hati dengan keanggunan penampilan kapal ini saat memasuki pelabuhan.

Bendera berlambang tengkorak Jolly Roger sangat kontras karena berada di Kapal Perang, ditambah dengan aksi para kadet memanjat tiang layar yang berjumlah 16.

Tahun ini Dewaruci berusia 58 tahun dan memasuki masa persiapan pensiun.

Selamat jalan kapal kesayanganku, semoga saya diijinkan melihatmu berlayar di tengah samudera.

JALESVEVA JAYAMAHE!!!!!!


Tidak ada komentar: