28 Januari 2012

Sekali Lagi Tentang Perempuan

Supir angkot C13 jurusan Citraland itu menjalankan mobilnya perlahan.

Penumpang turun naik silih berganti, Ia mengelap peluh yang kian deras memenuhi ruas keningnya.  Sampai suatu saat mendadak ia menambah kecepatan angkot dan berbelok ke rumah bersalin.

Tergesa gesa ia turun dan memasuki ruang bersalin.  Tak lama keluarlah bayi mungil dari perut si supir.

Sang supir angkot, Jeanette Husain melahirkan anaknya yang kesekian tatkala sedang menjalankan trayeknya.

Beberapa minggu lalu saya memesan taxi untuk membawa saya ke bandara.  Jam 05:30 pagi datanglah taxi tersebut.  Seorang perempuan berambut panjang keluar dan membantu saya membuka bagasi untuk menaruh barang.

Entah, saya tidak berniat sama sekali mencari tahu kemana suami mereka.  Bagi saya pada titik seperti ini perbincangan tentang suami tidak dibutuhkan lagi.  

Muhamad Yunus memulai kerja besarnya karena melihat segerombolan wanita miskin Bangladesh menganyam tikar sepanjang hari untuk memberi makan anak anaknya.  Yunus membentuk Grameen Bank untuk memberikan kredit kepada para ibu ibu miskin dari strata sosial terendah.

Perempuan perkasa, bukanlah selalu mereka yang melalui didikan Universitas, berpendidikan tinggi dab memegang jabatan.  Mereka itu yang telah melalui berbagai macam cobaan, melawan nasib untuk anak anaknya dengan keadaan serba minim yang tidak memihak mereka.

Bagi para perempuan itu, masa melayani suami dan romantisme pernikahan telah berlalu dan tidak diperlukan lagi.  Mereka bersiap dengan kerja besar, berjuang untuk memastikan keturunan mereka tidak mengalami kepahitan seperti ini. 

Namun selalu terselip rasa syukur yang tercermin dalam ucapan ucapan mereka.


Tidak ada komentar: