12 Oktober 2012

Kecanduan Gadget

Asyar sibuk bertekun dengan i-Pad setelah sebelumnya ia mengutak atik tablet saya, apalagi kalau bukan game, apalagi ayahnya baru saja meng-install game terbaru.

Dari suatu web
Dengan usianya yang baru saja menginjak 8 tahun, anak itu sangat fasih mengoperasikan i-Pad yang dikenalnya lebih dari setahun yang lalu.  Sepertinya Asyar memang memiliki kesenangan seperti ayahnya akan gadget.  Jari-jarinya dengan lincah memilah tombol "touch screen" sesuai perintah yang ditampilkan.  Sepertinya anak sekarang yang sering disebut dengan Gen Z memiliki kelebihan dalam pengenalan teknologi.

Apakah saya cemas bahwa anak itu akan membuka konten yang tidak patut karena rumah kami juga dilengkapi wi-fi? Ya, saya sempat was was, apalagi saat saya menunjukkan gambar-gambar tokoh kartun dari internet menggunakan google, gambar kartun yang tak layak bagi anak kecil juga ikut "nongol".

Sebelum i-Pad muncul, saya sudah cukup dipusingkan dengan PSP - Play Station Portable, setiap libur selalu PSP yang digenggamnya, karena saya tidak mengijinkan PSP dimainkan selain week-end.

Bukan itu saja, keasyikan bermain dengan gadget modern semacam i-Pad dan PSP mulai memunculkan efek individualis pada anak jika dibiarkan...istilah gaulnya "Autis" padahal pengertian Autis yang sebenarnya sangat berbeda namun bisa jadi mirip karena memunculkan tanda serupa.

******+++++++++++++++**************************+++++++++++++++**********************+++++++++

Anak yang kecanduan games pada gadget biasanya betah berjam-jam terpaku dengan benda tersebut, tidak mengacuhkan ajakan temannya untuk bermain.

Ciri-ciri yang juga sempat muncul pada anak saya, untunglah masih belum terlambat untuk menghalaunya.  Semakin dini gejala itu terdeteksi semakin mudah untuk memulihkan semangat si kecil untuk kembali bersosialisasi dengan teman-temannya.

Kebetulan ada artikel di majalah Ayah Bunda yang membahas pengaruh i-Pad pada anak.  Ini linknya Anak dan teknologi.  Dan, memang sangat dibutuhkan pendampingan orang tua saat anak sedang mengotak-atik gadget tersebut karena i-Pad sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk belajar.  Jika anak malas membaca buku, i-Pad bisa menjadi media pengganti buku bahkan lebih praktis sebenarnya karena bisa memuat berbagai macam cerita anak.

Awasilah durasi penggunaan gadget-gadget canggih tersebut.  Jika sudah lebih dari 30 menit ada baiknya anak dihentikan dan diajak bermain ke luar, di taman  misalnya.  Jika anak sudah bersekolah, beri pengertian pada anak untuk tidak menyentuh i-Pad di luar hari libur.

Sebagai orang tua, saya berusaha membawa Asyar berkegiatan ke luar, sehingga ia lupa akan televisi dan segala macam gadget dan konsul di rumah.  Seperti mengajaknya main bulutangkis atau bersepeda keliling komplek sambil membeli donat kesukaannya.

Saya pun meminta dengan sangat kepada suami untuk benar-benar mengurangi pemasangan game-game tambahan pada komputer di rumah. 

Biasanya teman-teman Asyar yang sering main ke rumah juga mencari gadget tersebut dan pintar-pintar kita sebagai orang dewasa untuk mengelak dan menyuruh mereka untuk bermain di luar atau bermain yang lain, karena pengalaman telah membuktikan begitu mereka memegang i-Pad dan semacamnya, anak-anak itu langsung terisolasi dari sekelilingnya.

Karena saya juga bekerja sehingga dari siang sampai malam Asyar bersama kakek atau neneknya yang sengaja menemani di rumah kami.  Dengan kondisi seperti itu saya juga meminta kerelaan kakek dan nenek agar tidak luluh pada rayuan Asyar untuk memainkan gadget di luar waktu yang ditentukan.  Terutama sang kakek yang sering kali tidak tega pada cucu lelaki kesayangannya.

Namun karena untuk kepentingan sang cucu, akhirnya kakek tega juga..ha..ha..ha.


Alhamdulillah, sekarang Asyar bisa membagi waktu dan tidak lagi kecanduan.  Namun bukan berarti saya bisa lepas tangan.  Tetap harus mengawasi namun tidak dengan tangan besi

1 komentar:

Murtiyarini, Arin mengatakan...

Pengalaman yang menarik Bun, anakku juga suka gadget. Bundanya aja kalah. Butuh ekstra pengawasan dengan cara yang smart. TFS.