25 Maret 2009

Fenomena AROK

Sisi gelap selalu berkisar pada diri Ken Arok, pemuda desa Pangkur. Lahir dari seorang wanita tanpa diketahui siapa ayahnya menjadikan Arok terbuang dan akhirnya menjadi seorang begal.

Walaupun demikian nampaknya sejarah memang berpihak padanya, walaupun dari kalangan tidak jelas namun dari Aroklah wangsa Rajasa lahir, kisahnya meloncat melampaui abad menorehkan sejarah yang sambung menyambung di tanah Jawa.

Beragam pujangga melukiskan Arok menurut versi masing masing, ada yang melukiskan sebagai manusia licik dan sadis, banyak pula yang menganggapnya "Robin Hood" tanah Jawi.

Tapi ada satu persamaan dari beragam kisah tentangnya, Arok telah membunuh Tunggul Ametung dengan meminjam tangan Kebo Ijo lalu menikahi Ken Dedes, perempuan yang dianggap sebagai ardhanareswari, wanita utama yang kelak akan menurunkan para Raja dan menguasai Tumapel sebelum akhirnya menjadikan Kediri karang abang.

Entah terinspirasi oleh kisah Arok, ada desas desus yang mengatakan Soeharto meminjam tangan PKI untuk "membunuh" bung Karno sehingga kursi penguasa jatuh ke tangannya. Kalau Ken Arok adalah senopati kepercayaan Tunggul Ametung, Soeharto adalah panglima Kostrad pada waktu itu sementara istrinya Siti Hartinah dipercayai sebagai pemegang wahyu kekuasaan sedangkan Kolonel Untung mirip dengan nasib Kebo Ijo.

Mungkin Arok sendiri tidak akan menyangka bahwa namanya akan menggaung sampai beratus tahun kemudian, mungkin pula ia bersedih karena kelakuannya ditiru oleh orang orang yang hidup setelah jamannya. Karena ia menyadari bahwa Singasari akhirnya tak lebih menjadi ladang pembantaian antara trah Tumapel dan trah Rajasa.

Akankah Indonesia mengulang sejarah kelamnya, setelah banjir darah tahun 1965 dan 1998, bukan tidak mungkin kutukan Mpu Gandring akan muncul lagi karena telah bermunculan Arok Arok modern.

Tidak ada komentar: