31 Januari 2012

Membaca Darmogandul

Kiai Kalamwadi sedang memberikan wejangan kepada muridnya, Darmogandul.  Yang intinya menerangkan asal muasal kerusakan bangsa Jawa.

Membaca Serat Darmogandul buat saya cukup membingungkan.

Banyak nama yang sebenarnya lain dengan yang dimaksud.  Seperti Majapahit disebut Majalengka, padahal jika mau menggunakan nama lain Majapahit ada sebutan Wilwatikta.  Lalu penyebutan patih pendamping pada masa Brawijaya adalah Gajah Mada.

Serat Darmogandul tidak diketahui penulisnya dan disebut muncul sebelum perang Jawa pecah. Adapun jika menelaah isi serat ini mungkin seperti membaca ajaran Syech Siti Jenar hanya saja sangat campur aduk antara Islam, Kejawen dan sedikit Nasrani di sana sini.  Islam menjadi sebab musabab kehancuran Siwa Budha yang dianut oleh Majapahit.  

Ada penggambaran Syariat yang disebut sebagai Sarengat yaitu sare (tidur) sementara alat kelaminnya njengat (mengacung).  Mungkin penggambarannya mirip ajaran Tantra dimana persetubuhan dianggap sebagai ritual keagamaan, jika mengacu pada jaman Kertanegara pada masa Singasari.

Para Wali songo terutama Sunan Bonang dianggap sebagai sumber malapetaka karena mengipas ngipasi Raden Patah untuk merebut tahta Majapahit dari ayahandanya sendiri, Prabu Brawijaya.

Agak aneh, karena Sunan Bonang dan para Wali lainnya dikenal cukup akomodatif dengan budaya setempat.  Banyaknya suluk yang bermuatan tasawuf, akulturasi budaya yang tercermin dari tempat ibadah, seni pertunjukan sampai tembang,

Majapahit sendiri sudah sangat lemah karena perang saudara yang berlarut larut ditambah perselisihan keluarga setelahnya. Sangat wajar apabila kerajaan terkuat itu runtuh mengingat tiadanya figur kuat yang dapat mempersatukan wilayah kekuasaan seperti jaman kakeknya. Pun, keruntuhan itu bisa karena serbuan tentara Demak, atau daerah daerah yang melepaskan diri.

Dialog antara Sabda Palon dan Prabu Brawijaya menggambarkan ketidakrelaan abdi pemomong Raja tersebut ketika Sang Prabu berpindah memeluk agama Islam.

Lalu siapakah Sabda Palon dan Naya Genggong yang disebut sebagai abdi setia sang Prabu?  Disebutkan mereka sebagai mahluk halus, ada kesan Sabda Palon mewakili sosok Semar.

Hal ini juga sama membingungkan dengan kisah muksanya Prabu Brawijaya karena dalam Islam tidak dikenal istilah Muksa.  Muksa dikenal dalam agama Siwa dan Budha.

Penggunaan kata bestik untuk menyebut makanan berbahan daging juga mencerminkan pengaruh Belanda.

Lalu pembagian buah terlarang, seperti Budi untuk orang Jawa, Kaweruh untuk Nasrani dan Khuldi untuk Islam menunjukkan penulis serat ini lebih memihak Belanda. 

Memang terasa ada konflik kepercayaan terutama antara Kejawen (mungkin ini turunan dari agama Budi) dengan Islam.  Namun agak membingungkan karena dari adanya serapan kata kata asing, serat ini kemungkinan ditulis pada abad 19 dan Islam di Jawa adalah Islam hasil paduan dengan budaya setempat.

Membaca serat Darmogandul mungkin kita harus menempatkan diri sebagai pembaca prosa non sejarah dimana tokoh dan tempat bisa berada dimana saja tanpa terikat waktu dan lepas dari aturan aturan historis.

Namun, ungkapan ungkapan yang tertulis dapat diambil poin poin yang rasanya tidak rugi untuk diperhatikan dengan catatan jangan diambil unsur SARA-nya. Walau tidak tertutup kemungkinan isi serat ini dapat menyinggung perasaan umat Islam.


28 Januari 2012

Sekali Lagi Tentang Perempuan

Supir angkot C13 jurusan Citraland itu menjalankan mobilnya perlahan.

Penumpang turun naik silih berganti, Ia mengelap peluh yang kian deras memenuhi ruas keningnya.  Sampai suatu saat mendadak ia menambah kecepatan angkot dan berbelok ke rumah bersalin.

Tergesa gesa ia turun dan memasuki ruang bersalin.  Tak lama keluarlah bayi mungil dari perut si supir.

Sang supir angkot, Jeanette Husain melahirkan anaknya yang kesekian tatkala sedang menjalankan trayeknya.

Beberapa minggu lalu saya memesan taxi untuk membawa saya ke bandara.  Jam 05:30 pagi datanglah taxi tersebut.  Seorang perempuan berambut panjang keluar dan membantu saya membuka bagasi untuk menaruh barang.

Entah, saya tidak berniat sama sekali mencari tahu kemana suami mereka.  Bagi saya pada titik seperti ini perbincangan tentang suami tidak dibutuhkan lagi.  

Muhamad Yunus memulai kerja besarnya karena melihat segerombolan wanita miskin Bangladesh menganyam tikar sepanjang hari untuk memberi makan anak anaknya.  Yunus membentuk Grameen Bank untuk memberikan kredit kepada para ibu ibu miskin dari strata sosial terendah.

Perempuan perkasa, bukanlah selalu mereka yang melalui didikan Universitas, berpendidikan tinggi dab memegang jabatan.  Mereka itu yang telah melalui berbagai macam cobaan, melawan nasib untuk anak anaknya dengan keadaan serba minim yang tidak memihak mereka.

Bagi para perempuan itu, masa melayani suami dan romantisme pernikahan telah berlalu dan tidak diperlukan lagi.  Mereka bersiap dengan kerja besar, berjuang untuk memastikan keturunan mereka tidak mengalami kepahitan seperti ini. 

Namun selalu terselip rasa syukur yang tercermin dalam ucapan ucapan mereka.


27 Januari 2012

Ngider Akhir Sesi 1

Kota penutup rangkaian FGD adalah Bandung.

Kali ini 3 orang; saya, mas Hadi dan mas Aam berangkat dengan membawa peralatan perang.  Projector, gimmick, dokumen dan lain lain.

Saya menggendong ransel bulukan saya..waduh kasian amat nih ransel, sudah waktunya diganti...kondisinya sudah robek robek di beberapa tempat.

Yah, Asyar ditinggal lagi deh....kasian kamu, Nak.  

Dengan menumpang Cititrans 3 orang ini menuju Bandung, Jalanan lancar.  Ke Primarasa di kemuning sebentar karena sudah janjian untuk menyelesaikan pembayaran konsumsi untuk respondent lalu ke hotel Amaris di Cimanuk.

agak benci ruangan banyak kaca

kamar
Taruh barang barang dan langsung ngacir jalan kaki, melewati jalan Ambon, ternyata dua bapak ini asyik nostalgia masa remaja mereka di bandung dulu...saya di belakang mereka, berjalan santai sambil menengok sekeliling, tampak tenang beda sekali dengan suasana week end atau musim liburan.  Bandung di saat itu seperti neraka. 

Sesekali menimpali pembicaraan ngalor ngidul, kita berencana naik angkot menuju Cihampelas...halah, ke situ lagi, pasti mau ke Ci-walk.  Melewati GOR Saparua, akhirnya menyetop angkot dan turun di jalan belakang Cihampelas.  Eh busyet, bapak bapak ini belum pernah ke Ci-Walk rupanya, akhirnya menjadi pemandu sementara.

sudut PasKal
Nongkrong di warung Talaga dalam kawasan Ci-walk lama juga, sampai perut kenyang.  beranjak lagi karena sudah jam 8 malam....liat liat sebentar dan kembali naik angkot menuju hotel, jalan sebentar karena jalurnya tidak melewati hotel.

Ternyata karena masih belum puas, sehabis mandi kembali jalan mencari minuman hangat, melewati jalan Progo yang ada di belakang hotel ternyata jalan ini penuh kafe kafe rumahan.  Jalannya sendiri lengang namun kafe kafe itu penuh orang.  Terus berjalan sampai jalan Riau,,sepi euy...beda sama Jakarta.

Akhirnya mampir di kafe seberang hotel, bergaya bali gitu deh...minum dan ngobrol sebelum balik ke hotel.

Pagi pagi saya sudah bangun, tapi males mandi, akhirnya minum kopi di hotel sebelum buru buru mandi dan menuju kantor regional Bandung.  Hanya butuh waktu 30 menit dari ambil snack di kemuning sampai Braga, kantor regional....huahhhhh enak banget,,,beda sama Jakarta ya...

FGDnya sih lancar hanya pesertanya kurang begitu banyak,  Saya menjadi moderator untuk sesi pagi dan menjadi notulen untuk sesi siang. namun cukuplah untuk mendapatkan data.  Jam 3 sore selesai dan buru buru meninggalkan kantor,,,males yah lama lama di sana :)

sudut PasKal
Andrew, head of regional Bandung mengajak ke Paskal (Pasir Kaliki) semacam food court yang luas dan terbuka.  sampai di sana eh..ada jualan jagung bakar, keliatannya sih kualitas premium, sebagai penggemar jagung bakar tentu saya langsung menuju ke gerai itu dong yaa...Mas Hadi dan Mas Aam sepakat memilih daging babi...ih, saya agak geli melihat keratan daging babi digantung di etalase....
Setelah Paskal, balik ke hotel...mandi dan jalan lagi.....kali ini ke jalan Progo dan duduk di Giggle Box. cuma sampe jam 10 malam aja ah,,,capek sepertinya.

FGD hari kedua, peserta lebih banyak, saya lagi lagi menjadi moderator sesi pagi dan jadi notulen di sesi siangnya.  Sudah buru buru mau kabur begitu selesai, eh ketemu person in charge untuk sister company di bawah,,sialllll....langsung diajak ngomongin redistribusi channel termasuk line upnya...heughhhh....!!!!  sementara saya dan Mas Hadi masih meeting singkat, eh mas Aam dipanggil oleh Direktur Teknik...ealahhhh,,,bakal lama nih.  udahlah Mas Jimmy, diemail aja yahhh,,,besok langsung kita respon kok...

Mana saya ada titipan suruh beli soes Merdeka dari bokap lagi,.,,,Andrew mengantar ke toko kue Merdeka dekat BIP sana.  dan langsung menuju pool Cititrans di Dipati Ukur.

Yaahh,tol Cipularang macet di KM 68, ada perbaikan jalan...sampai Jakarta hujan deras,,,wah banjir ini mah,,,,sampai di SCBD, gak ada taxi!!!!!......terpaksa jalan kaki keluar SCBD dengan ransel, tripod, dan barang barang lain, sudah jam 22:30 nih....

Susah banget taxinya, karena hujan dan banjir di beberapa tempat...akhirnya ada taxi yang berhenti...WAduh capek betul,,,,,mana rumah jauh banget di sawangan,,,saya ketiduran sampai komplek kelewatan....

Sampai di rumah jam 24:00 wuidiiih,,,,udah dini hari nih..masih harus cuci panci sebentar buat besok ngangetin nasi..kelar semuanya jam satu pagi...besok harus bangun jam 5 pagi untuk nyiapin sarapan..,,rendemin cucian dan....ngantor lagi....penting tuh,,,wkwkwkk upik abu lagi nih ceritanya


23 Januari 2012

Si Penjelajah Samudera

Teringat dengan kapal indah ini.

Setelah bertahun tahun didera kesibukan tanpa henti, langkah saya di suatu pagi terhenti saat pandangan tertumbuk di kios koran, majalah dengan sampul depan kapal layar tiang tinggi, KRI Dewaruci.  Sudah lama saya tidak pernah lagi membeli majalah ini. Padahal saya berlangganan pada masa kuliah dulu.  Kuliah sekretaris tapi langganannya Angkasa...*garuk garuk...

Dahulu sekali saya selalu melahap berita tentang kapal layar tiang tinggi yang dimiliki Indonesia, baik itu Dewaruci maupun Arung Samudera. 

Majalah Angkasa edisi khusus menyajikan liputan khusus tentang kapal latih yang tahun 2013 akan pensiun dalam usianya yang ke 60.

KRI Dewaruci adalah kapal jenis Barquentine yang dibuat di galangan kapal Jerman pada tahun 1952 dan tahun 1953 sudah dipakai oleh Angkatan Laut Republik Indonesia sebagai kapal latih bagi para taruna laut sampai saat ini.

Dari kapal inilah dilahirkan para tentara laut yang tangguh, sehingga disebut juga kapal Ibu.  Tak heran setiap kapal perang RI apabila berpapasan dengan Dewaruci harus memberikan penghormatan.

Komandan pertama kapal latih ini adalah seorang bule berkebangsaan Jerman yang beralih menjadi WNI bernama Roosenow.  Sebelumnya ia bahkan menghibahkan kapal ikan miliknya untuk menjadi kapal latih yang juga dinamakan Dewaruci namun rusak parah saat latihan di ujung Karawang tahun 1950.

Jadi Dewaruci yang sekarang ini adalah yang kedua namun juga yang paling legendaris dengan penjelajahan ke 7 samudera yang dimulai tahun 1964.

Kapal ini dirancang untuk tetap bisa berlayar dalam kemiringan 35 derajat.  Ehem...pernah melihat video Moonwalker-nya Michael Jackson? miringnya gaya Moonwalker sepertinya hanya 20 derajat...itu sudah susah setengah mati.  Coba ambil busur derajat...kayak apa kemiringan 35 derajat itu....

Ada lonceng yang retak di Dewaruci, sama legendarisnya dengan kapal ini sendiri.  Ada beberapa moment khusus yang membutuhkan dentangan lonceng selain jadwal reguler, yaitu saat memasuki perairan Masalembo dimana Tampomas tenggelam, saat memasuki Laut Aru dimana jasad Komodor Yos Sudarso terkubur bersama Matjan Tutul dan di Selat Sunda tempat abu jenazah Roosenow ditaburkan.

KRI Dewaruci juga membawa misi diplomatik yang seringkali lebih ampuh efeknya dibanding Kedutaan Besar yang resmi.  Rasanya tidak ada yang tidak jatuh hati dengan keanggunan penampilan kapal ini saat memasuki pelabuhan.

Bendera berlambang tengkorak Jolly Roger sangat kontras karena berada di Kapal Perang, ditambah dengan aksi para kadet memanjat tiang layar yang berjumlah 16.

Tahun ini Dewaruci berusia 58 tahun dan memasuki masa persiapan pensiun.

Selamat jalan kapal kesayanganku, semoga saya diijinkan melihatmu berlayar di tengah samudera.

JALESVEVA JAYAMAHE!!!!!!


18 Januari 2012

Sang Arsitek

Bagaimana orang yang semula tidak suka hal hal berbau militer dan politik, menjadi tokoh militer yang berpengaruh dalam menentukan strategi kehidupan bermasyarakat sipil dan militer di era 80-an.

Ali Moertopo termasuk salah satu di antara orang orang tersebut. 

Sepanjang ingatan, Ali Moertopo adalah orang dengan seribu akal, kesetiaannya pada era Orde Baru tidak diragukan lagi.  Keluwesannya dalam menterjemahkan dan melaksanakan keinginan Soeharto yang kadang memakai bahasa terselubung tidak diragukan lagi.

Keluwesan dan kelicinan dalam bersikap itulah yang tidak dipunyai oleh rival utamanya saat itu, Pangkokamtib/Wapangab Jendral Sumitro.  Sehingga ia masuk dalam perangkap peristiwa Malari 1974.

Bersama Pater Beek seorang Pastur dari Ordo Jesuit, ia menggagas peleburan partai partai dan turut mendirikan lembaga think tank CSIS. CSIS yang kemudian banyak disebut mempunyai pengaruh dalam pengambilan kebijakan orde baru saat itu.

Ali Moertopo lah tokoh di balik Opsus, lembaga yang ditakuti karena kewenangannya yang boleh dikata hampir tak terbatas dengan dana yang juga sama ajaibnya. Kegemarannya bermain main dengan friksi memunculkan rekayasa politik dan intelijen.  Komando Jihad adalah salah satu produk bentukan Ali Moertopo untuk mengacaukan partai berbasis Islam, bisik bisik juga mengatakan pembajakan Woyla adalah salah satu cara untuk memunculkan nama Benny Moerdani sebagai bintang.

Namun kejayaan seseorang ada batasnya,bermula dari pemanggilan anak didiknya dari jabatan sebagai Konjen di Korea Selatan, Benny Moerdani.

Moerdani yang semula akan dijadikan sebagai tangan kanan Ali Moertopo ternyata dengan lihai dapat menggeser kedudukan gurunya secara perlahan sebagai orang kepercayaan Soeharto.  Pelan namun pasti semakin terlihat jelas rivalitas antara mereka.

Kesamaan mereka adalah sama sama ingin berkuasa hanya saja Ali Moertopo semakin lama semakin tampak niatnya untuk menjadi orang nomer satu sedangkan Benny Moerdani lebih misterius. Sama sama menggunakan atau memanfaatkan organisasi Islam/gerakan Islam untuk mencapai tujuannya.

Namun di atas semua itu ternyata Soeharto lebih lihai memainkan peran sebagai King Maker, terbukti keduanya dapat digeser dan dihentikan pengaruhnya. Benny Moerdani terpeleset dari jabatan Pangab setelah mengomentari bisnis anak anak Soeharto dan Moertopo meninggal di ruang kerjanya saat itu ia telah pensiun dari jabatannya sebagai Menteri Penerangan/

12 Januari 2012

NGider Lagi....

Kemarin saya meeting dengan 2 company, satu dari channel satu lagi dari sister company.  Satu di grand hyatt yang lain di Nanini Plaza Indonesia.  Pulang saya terkantuk kantuk di jalan.

Besoknya saya hadir di launching salah satu TV berbayar, ngobrol sebentar dengan teman teman lama, kembali ke kantor, bersiap siap dengan proposal research di 2 kota kecil, hiyahhhh...yang kota besar aja belum selesai udah ngebut aja.

FGD di 5 kota sedang berjalan, minggu depan Yogya dan minggu depannya Bandung, deuhhh.harus ke Yogya lalu giliran saya kembali jadi moderator di Bandung..deuhhh...

Melirik sekilas coret coret tempat untuk persiapan Palembang dan Cirebon, males banget euy ngerjainnya...mana harus siap jalan Februari lagi...

Baru dapat kabar harus ke Pekanbaru, "kamu sendirian ya Mal..." begitu kata si bos, ee..busyet,,,dilepas sendirian aja gitu tanpa teman dari Jakarta. "Nanti ketemu dengan kepala regional kita di Palembang..namanya Henry" kata pak bos lagi...Nah lo....mukanya kayak apa itu si Henry ya pak..(nyengir).

Barusan ketemu dengan mantan bos jaman duluuuuuuu sekali..nyonya sosialita yang sangar...dengan suara keras beliau bilang "ah elo mah laki laki...bukan perempuan".   Hahhhh,,,,di akte mah saya perempuan sih mbak, onderdil saya juga asli punya perempuan, lah, tampang saya juga lumayan, gak ancur ancur amat..*prihatin,,,something is going wrong with me....niahhhhh,,,,,!


08 Januari 2012

Matahari Padam di Mataram

Pekik, sang  pangeran tua itu menghela napas, di hadapannya menantu sekaligus rajanya, Amangkurat I memandang dengan penuh kemarahan.

"Mataram sudah habis" Pekik bergumam dalam hati.  Ia memandang lurus mata menantunya, kini ia adalah tawanan, namun pangeran tua itu tidak gentar. Amangkurat I baginya adalah seorang raja lemah namun ia tak henti mengutuki ketidakberdayaannya sepanjang hayat saat membiarkan putrinya menikah dengan Amangkurat.

"Darah petani itu yang kini nampak jelas" Pekik tersenyum samar.  Menantunya itu adalah anak dari Mas Rangsang, Sultan Agung, keturunan Pemanahan, seorang petani. Tidak heran Mas Rangsang bernafsu mencaplok daerah timur yang merupakan kedudukan para Wali.

Matahari makin meninggi dan perlahan melangkah menuju barat. "Seperti Surabaya", desis Pekik.  Ia adalah putra dari Jayalengkara, Raja Surabaya, keturunan Sunan Ampel.  Surabaya kini hanya bawahan, begitu pula dengan Giri Kedaton..

Bagi seseorang yang awas akan sesuatu di depan, Pekik bukan tidak tahu apa yang kelak menimpanya, saat cucu kesayangannya Mas Rahmat, menginginkan calon selir ayahnya, Oyi.  Ia bukan tidak tahu sifat Mas Rahmat setali tiga uang dengan ayahnya, namun Pekik sudah siap.  

Bagi Pekik, biarlah Mataram yang busuk ini tenggelam, tak sanggup ia menyaksikan orang orang dari negeri seberang dengan bebas melenggang menginjak tanah ini. Menantunya tidak lebih dari seorang idiot berjiwa hewan.

Mas Rahmat diampuni, dengan mata kepala sendiri Pekik melihat Oyi, perempuan jelata itu menubrukan diri ke arah keris yang digenggam Mas Rahmat. "Astagfirullah!, mulutnya hanya bisa berkomat kamit menyebut asma Allah, berharap Oyi melakukan hal yang sama saat menghadap ajal, walaupun sia sia karena Oyi seperti halnya kawula mataram lain tidak kenal dengan lafal doa yang telah diakrabinya sejak kecil di pesantren Surabaya.

Pekik hanya bisa memandang geram terhadap cucunya, "Laki laki pinjungan!" umpatnya.
 
"Sayidin.." Pekik memanggil menantunya, Amangkurat I dengan nama kecilnya.  "Hei, Sayidin,,camkan lah, Mataram akan jatuh dalam kehinaan besar dan tidak pernah bangkit lagi. Raja rajanya hanya akan menjadi pejantan dengan puluhan selir !"

Sunyi makin membahana, matahari sempurna di peraduan.  Tubuh Pekik teronggok berlumur darah, namun kepala yang terpenggal itu sempurna membawa kembali harga dirinya yang pernah tergadai.


07 Januari 2012

Makan Makan Jumat Malam

Janjian makan bareng di Senayan City jumat malam after office hours...huh,,,sebenarnya tidak suka dengan mall, apa boleh buat, teman teman ex kantor lama rumahnya mencar mencar, ada yang di kelapa gading, cirendeu, cibinong, bekasi,  dan tempat yang rata rata mudah dicapai dari kantor saya dan mereka adalah daerah seputaran senayan yang penuh dengan mall

Setelah ngider gak jelas...akhirnya berhenti di Carlo de Huts...ya Italy gitu deh....padahal bosen banget sama makanan itu.  Di kasih buku menu segede alaihim gambreng,  Pilih pilih menu...gambarnya sih lucu lucu ya..

Minumannya datang dengan tempat seperti toples...segitu hausnya ya...rasanya sih enak lah, yang Blue Alaska lucu, warnanya biru dengan taburan buah buahan kyk strawberry dan nenas. Saya pesan baby corn cheese..bentuknya kayak roti zupa soup hanya dibalik dan dalamnya diisi jagung, keju, potongan susis, ok lah...cuma secara kita orang Indonesia ya, tetap aja kudu ditambah sambal sama tabasco.
minuman plus nachos

Ada yang pesan bahari chicken rice balines,,,apaan sih,,itu ternyata kayak nasi kari, cuma bumbu karinya gak terlalu tajam jadi ramah di lidah, yang ini enak...., chessy kumpir-nya juga enak lah

Setelah makanan dengan nama aneh aneh berdatangan, barulah kita sibuk saling cowel milik yang lain.,,,biasalah. Makanan hampir kelar, eh mantan bos saya kucluk kucluk baru datang sama anaknya, order ajalah langsung bos...

Ngobrol ngalor ngidul, makin malam tempatnya makin rame, ternyata banyak penggemarnya si Carlo ini ya.

mantan bos digandulin anaknya
Akhirnya pesan dessert, ada creme brulee sama baked pear, teman saya penasaran karena sering lihat di MasterChef makanan ini, saya sih melihat bahannya tidak terlalu tertarik, krim sama telur..ihh....kalo telor ceplok sih ok. Saya menyicip baked pear yang disiram saus coklat plus ice cream..kayak gini rasanya buah pir yang dibakar itu...masih enakan yang segar ah....
cream brulee
Dessertnya gak terlalu banyak sih, cuma ice cream gitu, males pesannya.
Dan total getokannya Rp 778.000 makan berdelapan eh bertujuh ding..karena mantan bos makan berdua sama anaknya....

Overall sih ok, tapi bukan jenis rasa yang bikin pengen balik lagi...mahal juga kali


05 Januari 2012

Apa Aja

Kebetulan baca tentang mobil Esemka, hebat ya...anak SMK, SMK loh udah bisa bikin mobil sementara anak SMA favorit gak bisa apa apa tuh, selain tawuran..eh ada ding yang menang olimpiade.

Dan kebetulan..lagi, yang membuat itu anak SMK di Solo, yang walikotanya Joko Widodo.  Keuntungannya sudah pasti, dapat publisitas.  Suka atau tidak sosok Joko Widodo sudah menjadi brand image tersendiri, atau mungkin trendsetter kali ya.

Apapun yang dilakukan Jokowi, biasanya langsung mendapat kolom spesial dalam liputan dan biasanya positif. Namun bisa menjadi beban berat untuk Jokowi, karena biasanya orang sudah sedemikian jatuh hati dengan sosok ini sehingga tidak boleh melakukan kesalahan sedikit pun.

Termasuk keputusannya untuk menggunakan mobil Esemka yang dipuji oleh berbagai pihak dan berimbas pada banyaknya pesanan dari berbagai pihak, di sisi lain modal cekak dan prasarana yang minim menjadi hambatan produksi.

Sempat membaca sekilas running text di salah satu tv, tentang Dahlan Iskan yang menyarankan mobil Esemka diproduksi swasta. Tidak tahu akan sejauh apa keterlibatan pihak swasta, tapi apakah anak anak Esemka juga akan diikutsertakan jika memang diserahkan ke swasta, mestinya secara etika sih harus ya.

Ada lagi cibiran dari Bibit Waluyo, apa boleh buat rasanya brand negatif sudah terlanjur dilekatkan pada orang ini.

Namun yang bikin saya terpingkal pingkal adalah response dalam bahasa Jawa tentang comment negatif tersebut, bisa dibaca di beberapa media online.... kebanyakan adalah pisuhan.

Tiba tiba BB saya berbunyi, ada email masuk...dari teman saya "tolong tilpun dong......"  Lagi saya terkikik kikik...oalaahhh...Mas Hadi!!!, sampeyan kui wis gawe nang PBB, lambemu cas cis cus ngomong engselish neng ngomong telepon aja kok masih tilpun....

Yo wes, tak tilpun yooo.....