06 September 2012

Unduh Gratisan

Cuma pengen corat coret hari ini.

Setelah blogwalking, ngalor ngidul kemana mana, ngulang baca e-book Api di Bukit Menoreh yang saya download gratis dari sebuah situs yang khusus didedikasikan bagi pecinta karya-karya SH Mintardja.

Hah? e-book gratisan...? sebenarnya itu sama dengan bajakan gak sih?

Inget gak waktu jaman sekolah dulu...karena orangtua kita gak punya uang, maka kita foto copy buku pelajaran buat belajar....itu sama dengan membajak gak?

Jaman dulu sepertinya tidak jadi masalah ya, gak punya uang buat beli buku asli bisa foto copy.

Jaman sekarang?

Jadi ingat sambat seorang teman yang istrinya seorang penulis baru baru ini, waktu menemukan buku buku novel istrinya dapat diunduh gratis.

Saya yang membaca time line-nya jadi senyum sendiri, karena saya tahu beberapa situs yang dikhususkan untuk mendown-load gratis novel novel yang beredar sekarang. Sebutlah novelnya Dan Brown, Sydney Sheldon, Thareeg Ali sampai novel Harry Potter dan Laskar Pelangi.

Bahkan saya termasuk yang rajin mengunjungi (sambil mendown-load, tentu).

Biarpun di luar sana dunia berkoar koar tentang kesadaran untuk menghormati hak cipta, tapi saya sebagai konsumen tentu saja tidak akan melewatkan yang gratisan kayak gini.

Mungkin kalau saya yang bikin novel atau lagu, saya pasti juga akan teriak teriak jika nemu karya saya digratisin kayak gitu tentunya sambil mengenang masa lalu saat sibuk memfoto copy buku pelajaran.

Ini baru bicara situs yang nyedian gratisan loh, wong yang punya situs malah rugi tenaga, waktu dan bandwith...serta uang tentu!!... kan butuh duit untuk bayar koneksi internet apalagi untuk upload butuh bandwith lebih gede.  Tapi saking ngetopnya situs tersebut, bisa saja iklan online masuk sehingga jadi pemasukan bagi pemilik situs.

Sempat ngobrol dengan teman, tentang pilihan antara download gratis atau beli barangnya.  Gini jawabannya :

"Kalau memang gue butuh banget,...gue akan beli bukunya dan juga download e-booknya (gratis atau beli) karena buku bisa rusak, sementara e-book lebih awet."

Tapi ia juga tidak menyangkal selalu mencari film film yang bisa di download secara gratis.

Di satu pihak download gratis menguntungkan bagi konsumen, tapi sangat merugikan bagi pencipta, produser yang sudah mengeluarkan uang untuk karya tersebut.

Di titik ini saya merasa dilema, bagaimanapun saya merasa diuntungkan dengan adanya download gratisan.

Untuk menghindari pembajakan, beberapa penerbit  membuat e-book resmi yang bisa diunduh tentu dengan membayar. 

Saya kira yang teriak teriak tentang hak cipta itu bisa jadi diam diam ikutan mengunduh secara gratisan karya orang lain, tapi bisa juga konsisten tidak mau mengunduh yang kayak gitu. 

Nah,ini cuma download gratisan, yang mengupload tidak merubah apapun juga tidak meminta biaya apapun.  Lain apabila yang punya situs minta fee untuk karya karya orang yang sudah ia jadikan file.

Sekali lagi saya sih masih belum punya kesadaran untuk menolak unduh gratis, tapi saya juga gak keberatan membeli buku apabila memang benar bagus secara saya memang pengkoleksi buku.  

Sebenarnya yang gratisan itu juga gak banyak kok, jadi penerbit gak usah terlalu kuatir kayaknya.

Kalau tentang etika?..ah sudahlah sobat....masih banyak etika lain yang perlu dipertimbangkan...Kalau sekedar download atau foto copy gratis rasanya tidak perlu membuat kita merasa paling berdosa sedunia kan?



Tidak ada komentar: