26 Februari 2015

IMLEK DI BOGOR - Merayakan Keberagaman

Imlek tanggal 19 Februari kemarin memang ditemani oleh hujan sepanjang hari.

Namun cuaca mendung dan suram itu tidak menyurutkan semangat warga yang terus berdatangan ke klenteng-klenteng untuk memanjatkan doa.

Klenteng Jin De Juan di kawasan Petak sembilan misalnya dipenuhi oleh warga Tionghoa dan juga pengemis di luarnya.

Saya memilih Bogor untuk menyaksikan kemeriahan Imlek, tepatnya di vihara Dhanagun atau klenteng Hok Tek Bio di kawasan Suryakencana.  Gara-gara iseng mengikuti GPS, padahal tidak perlu juga, kita malah nyasar ke kawasan Ciampea,,,di tengah pasar Ciampea memang ada klenteng bernama Ho Tek Bio...hahhaha..Sial!!

  Tapi akhirnya sampai juga di tempat tujuan.walau sudah siang sekali. Namun masih banyak warga yang datang bersembahyang.




Letak klenteng yang berada di kawasan padat, berdekatan dengan Kebun Raya Bogor dan minus lahan parkir memang menyulitkan apalagi jalan Suryakencana adalah jalan satu arah.  Setelah memutar karena tidak bisa parkir akhirnya mobil bisa juga diparkir di seberang kebun raya, dekat pasar. Jadi bisa berjalan kaki menuju klenteng. Tidak terlalu kelihatan bangunan asli klenteng karena tertutup tembok tinggi yang merupakan area mall.


Di dalam klenteng ternyata banyak anak2 muda dengan kameranya, siap memotret tiap momen menarik.

Lilin-lilin yang lebih tinggi dari badan saya disusun berderet.  Di sebelahnya ada barisan lilin-lilin setinggi paha. Bau hio mengilik-ngilik lobang hidung.  Asap tipis bergerak perlahan menyelimuti bagian dalam klenteng.

Orang-orang di sana terlihat tidak terganggu dengan adanya fotografer amatir, mereka dengan khusyu memejamkan mata sembari mengangkat batang-batang hio berwarna merah menyala dan melafalkan doa-doa dalam hati.


Menarik, tidak ada yang marah-marah melarang kami memotret dengan alasan mengganggu ibadah, kaminya yang memang harus tahu diri, memotret dengan hening dan berjarak.

Sementara di luar hampir tak terlihat pengemis yang biasa mangkal kala Imlek tiba.


Tak bisa lama-lama berada di sana karena dikejar waktu, anak saya juga mulai gelisah.  Walaupun takjub dengan lilin-lilin besar berwarna merah menyala tapi ia belum terbiasa dengan harumnya aroma hio dan asap yang memedihkan mata.


Akhirnya saya memutuskan perburuan klenteng dilanjutkan lain hari, toh masih ada waktu sampai hari Cap Go Meh tiba.

Kesempatan itu datang dua hari sesudahnya saat week-end.  Kali ini walaupun masih di kawasan Suryakencana, tapi klenteng lain yang disambangi. Menumpang angkot 02 dari stasiun Bogor, dalam waktu singkat sampailah saya di area Suryakencana.

Melewati klenteng Hok Tek Bio ada bangunan serupa yang bergaya Eropa.  Vihara Dharmakarya.
Saat saya tiba di saat matahari bersinar terik, tumben padahal dari kemarin mendung terus.  Suasana vihara tampak sepi.  Saya terus saja melangkah masuk, ternyata ada mas penunggu vihara yang muncul, dengan ramah ia mengijinkan saya mengambil foto bangunan.  Bahkan mas Jabrik, demikian akhirnya ia memperkenalkan diri akhirnya duduk mengobrol di tangga teras vihara.

Vihara Dharmakarya

Ternyata vihara ini dulunya adalah rumah tinggal keluarga Tionghoa yang merupakan tuan tanah di situ.  Bangunan ini didirikan tahun 1914.  Akhirnya keluarga tuan tanah tersebut menyerahkannya pada yayasan Dharmakarya untuk dijadikan klenteng.


Dalam ruangan vihara

Bentuk bangunan masih asli, begitu pun kayu-kayunya nampak terawat baik dengan ubin tegel asal Jawa. Begitu pun barang-barang di dalamnya masih nampak utuh terpelihara.

Sebenarnya dulu bangunan ini tepat menghadap ke gunung Salak, tanpa penghalang.  Sekarang?...sudah dihalangi dealer Honda dan gedung-gedung lainnya..  Saya beruntung bisa masuk dan melihat-lihat sampai puncak menara, mungkin karena sendirian, jadi tidak merepotkan.  Bayangin kalo satu rombongan ujug-ujug datang tanpa pemberitahuan.

Ruangan Depan Vihara

Mas Jabrik ternyata pindahan dari klenteng di Semarang, dari percakapan singkat kami saya menangkap beliau adalah seorang Budhis, hanya memang penampilan luarnya tidak menunjukkan hal itu. Wajahnya yang beneran khas Jawa makin membuat tidak kentara bahwa ia memeluk Budhisme.

Dari mas Jabrik pula saya mendapat keterangan tentang klenteng yang lebih tua, bahkan tertua di Bogor yaitu di Pulo Geulis.  Petunjuknya sederetan dengan vihara Dharma Karya tapi berlawanan arah ada Indomaret nah masuk saja ke jalan kecil di situ nanti tinggal tanya-tanya.

Karena ingin tahu, akhirnya saya mengikuti sarannya dan jalan kaki berlawanan arah menuju Indomaret. Ternyata jalan kecil itu bernama Gang Roda, saya masuk mengikuti jalan, bertanya sebentar pada seorang bapak yang sedang duduk-duduk, ternyata terus saja ikuti jalan.

Jadilah saya terus menyusuri jalan, setelah beberapa lama saya kembali bertanya, disuruh mengikuti jalan,,,Akhirnya bertanya kepada tukang sampah dan ditunjukkan belokan gang.  Ternyata masih belum berakhir.  Gang makin menurun dan menyempit, menyeberangi sungai besar ternyata di seberang itulah yang bernama Pulo Geulis dan masih harus bertanya-tanya lagi...entah sudah berapa belokan dilalui masih belum sampai juga.

Akhirnya sampai pada ujung gang, beberapa anak-anak langsung menunjukkan gang kecil yang berbelok ke kiri..."Di situ kak".   Jalaannnn lagi...Duh, kaki serasa mau copot.

Tapi memang tak lama ada bangunan warna merah-kuning terselip di antara kepadatan ruman penduduk..Itu dia.  Ada papan peringatan sebagai bangunan cagar budaya di halamannya.  Ternyata klenteng ini bernama Pan Kho Bio, atau vihara Maha Brahma.

Klenteng Pan Kho Bio

Ada beberapa orang sedang mengerjakan sesuatu di teras klenteng, namun dengan ramah mereka mempersilakan masuk untuk melihat-lihat.  Katanya bangunan ini sudah berusia lebih dari 300 tahun, namun sayang bentuk aslinya sudah tidak terjejak, semuanya bangunan baru,

Yang unik klenteng ini mempunyai 4 fungsi, sebagai klenteng, vihara, musholla dan petilasan.


Ruangan utama, ada petilasannya

Ya, musholla....tiap malam jumat selalu diadakan pengajian di bagian dalam, sebuah ruangan kecil setelah ruang utama.  Di situ tergelar sajadah, beberapa bingkai kaligrafi tergantung di dinding.  Dalam ruangan itu juga ada batu hitam demikian juga di ruang utama tempat hio dan persembahan ditaruh.  Ternyata itu adalah petilasan yang dipercaya sebagai orang yang menguasai daerah ini.

Makam keramat yang dianggap berkaitan dengan trah prabu Siliwangi

Terletak di halaman samping, ada 2 makam, salah satunya dipasang gambar harimau.  Wah, kalau ada harimaunya berarti makam ini dianggap masih ada kaitannya dengan keraton Pajajaran.  Benar atau tidaknya, ya entah.

Ruang sholat dalam klenteng
Yang jelas kata ibu yang mendampingi saya makam-makam ini selalu ramai dikunjungi saat Mauludan dan Lebaran.

Si ibu dengan ramah mempersilakan saya menuang teh yang memang selalu tersedia di meja untuk para pengunjung.  Teh tawar hangat ini ternyata bisa mengembalikan kesegaran badan.

Tapi saya malas berjalan kaki untuk balik ke jalan utama, mengingat tadi sudah berjalan jauh dan lupa belokan-belokannya, jadi saya minta tolong salahpada  satu anak muda yang sedang bekerja di klenteng untuk mengantarkan.  Ternyata ada jalan lain yang lebih dekat..hahahah....

Akhirnya saya sampai kembali di jalan Suryakencana, jalan sedikit ke arah kebun raya dan ketemu warung soto kuning pak Yusup.  Idihhh...laku banget dan enak banget...mampir deh ke situ.  Soto kuning pak Yusup memang salah satu kuliner andalan di Suryakencana.

Soto Kuning pak Yusup

Makan setelah mondar-mandir jalan kaki di tengah teriknya matahari memang paling bener ya..dan ya, soto kuningnya juara, walaupun secara harga memang agak mahal.

Kelar makan, kelar juga jalan-jalannya.  Siap balik dengan commuter line.  Kaos saya sudah basah, kering dan basah lagi, aduhai aromanya.  Kulit juga pasti merah hitam gak karuan, tapi puas.

Sampai ketemu Cap Go Meh nanti!!!

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Halo Admin / Blogger :)

Saya sangat suka dengan postingan foto-fotonya di blog, dan info yang disampaikan sangat bermanfaat.

Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi foto-foto,video,menggunakan disk online yang lain dengan tujuan berbagi informasi ? :)
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.

Anda bisa dengan bebas mengupload/download foto-foto,video,music dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

Terima kasih.
Salam.