17 September 2012

Serunya PILKADA

Ribut-ribut Pilkada DKI kali ini seru sekali.

Pendukung 2 kandidat gantian saling bikin lagu yang bisa dilihat di youtube, bolehlah buat hiburan.  Segala bentuk social media juga dipakai masing-masing team sukses.

Sebagai komuter, pastilah sering melihat spanduk-spanduk yang pating melintang berisi ucapan dukungan pada salah satu kandidat.  Walaupun kata-katanya sering bikin jidat mengkerut, tapi untuk bahan ketawaan sih sah aja...
gambar dari SH News

Saya bukan warga Jakarta, dan saya juga gak ingin mendukung salah satu calon. Kalo saya dukung juga percuma wong gak punya hak pilih.  Lagian masing-masing kandidat juga ada kelebihan dan kekurangan.

Cuma ingin keluh kesah di blog ini tentang transportasi masal di Jakarta.  Saya sih gak bermasalah dengan banjir, kan saya ber-KTP di daerah pengirim banjir jadi gak masalah jika Jakarta banjir, paling kantor diliburin karena jalan tertutup air..kan enak di saya juga kalo begitu.

Jakarta ini emang aneh, saat negara lain sibuk meng-up to date sistem transportasi masal-nya eh kota ini masih glibetan sama jalan layang.  Pmerintah pusat juga gak peduli sama jumlah kendaraan pribadi yang makin meningkat.  Sepanjang apapun jalan yang dibangun pasti gak akan ngejar volume kendaraan.  Emang berapa ribu rumah lagi yang mau digusur?, berapa hektare tanah lagi yang harus dibebasin?

Layanan kereta api misalnya, seperti dianaktirikan padahal jika ditata dengan baik manajemennya, PTKAI sudah pasti untung, kan bisnisnya gak kenal kata sepi.  Keuntungannya jika dikelola bisa membantu pemerintah bikin rel baru misalnya yang lebih hemat lahan dibanding bikin jalan layang. yah secara KAI itu BUMN, harusnya menteri BUMN yah yang berkepentingan.

Lagi-lagi tentang Trans Jakarta, carut marut manajemennya, jalur yang diserobot pengguna kendaraan pribadi sebenarnya harus jadi perhatian khusus, karena menyangkut kepentingan masal.

Atau pegawai Pemda DKI (dan kota kota besar lain) yang berjumlah ribuan, tapi kualitas pelayanannya tidak pernah membaik dari waktu ke waktu, pemborosan APBD kan?

Sebenarnya jika Gubernur bisa menyelesaikan salah satu masalah aja dari sekian puluh masalah Jakarta, itu bisa jadi pencapaian besar kan.  Pilih aja salah satu, masalah banjir, transportasi masal, kemacetan atau pemukiman kumuh misalnya.

Sekarang kita dipaksa melihat dua kandidat saling bantah di TV, yang senang sih televisi ya...kita mah udah mau muntah...habis dialognya kampungan,,,saling sindir gak jelas.

Dua-duanya juga didukung preman dan cukong kok...jadi siapapun yang jadi Gubernur dipastikan akan ada cukong yang siap menagih janji yang dulu ditebar.  Jadi siap-siap aja warga untuk dibelakangkan kepentingannya dengan seribu satu alasan jika kepentingan cukong dan warga saling bertentangan.

Memilih incumbent dengan melihat track record sebelumnya terlihat menyebalkan, sama menyebalkannya jika memilih kandidat baru hanya dengan berbekal harapan apa yang diterapkan pada Jakarta akan menuai hasil sama bagusnya dengan kota kecil tempat dimana ia mengelola, padahal masalah Jakarta berbeda jauh dengan kota tersebut begitu juga dengan budaya dan tingkah laku orang-orangnya.

Dan akan semakin menyebalkan jika Gubernur yang terpilih tidak dapat memenuhi janji-janji yang diumbar saat kampanye dengan berbagai alasan.

Ah kita sudah banyak pengalaman bukan, dicekoki dengan segala janji dan segera diingkari selama 1 sampai 2 periode jabatan, begitu seterusnya.

Jadi, yah selamat mengikuti Pilkada buat teman-teman berKTP Jakarta.  Semoga siapapun yang terpilih bisa membawa Jakarta jadi lebih manusiawi.

Tidak ada komentar: