19 Juli 2012

Zulkifli Lubis

Kolonel Zulkifli Lubis,

Dahulu nama ini sangat diwaspadai oleh Angkatan Darat.  Salah satu peletak dasar dunia intelejen Indonesia.  Latar belakangnya sebagai perwira PETA satu angkatan dengan Supriyadi kelak akan membawanya dalam perseteruan dengan para perwira yang berlatar belakang KNIL.

Tokoh yang berseberangan dengan Jenderal Nasution ini, pernah menjadi KSAD dan WAKASAD, dan kemudian menjadi tokoh sentral PRRI.

Ia pula yang pernah mengusulkan pada Soekarno agar Nasution dipecat dari jabatannya sebagai Panglima Tentara saat Agresi Militer Belanda II terjadi, karena Nasution dianggap mengabaikan informasinya untuk waspada dan malah pergi ke Jawa Timur.

Zulkifli Lubis pula yang dituding berada dibalik pemboman terhadap sekolah Cikini saat Soekarno sedang berkunjung ke sana.  Walaupun ternyata pemboman tersebut dilakukan oleh kelompok lain yang tidak berhubungan dengan pemberontakan PRRI pada saat itu.

Membaca buku tentang Zulkifli Lubis, seperti membaca carut marut pertikaian Militer-Sipil pada saat itu. Mosi yang dilayangkan oleh Manai Sophian, membuat berang para perwira. Dalam Angkatan Darat sendiri terdapat perpecahan, Pengangkatan Bambang Utoyo sebagai KSAD mendapat tentangan, Zulkifli Lubis melarang anak buahnya menghadiri pelantikan yang dilakukan oleh Presiden Soekarno.

Tentara juga dipusingkan oleh masalah re-organisasi laskar yang digagas oleh Nasution dan Sultan HB IX serta Moh. Hatta.  Mengingat dana republik yang sangat terbatas tidak mungkin membiayai laskar rakyat yang berjumlah ratusan ribu, diperlukan tata organisasi baru yang berpatokan pada kemampuan profesional tentara. 

Belum lagi pertentangan antara Nasution dengan TB Simatupang yang saat itu menjabat sebagai KSAP.

Manajemen yang berantakan membuat Markas Besar kehilangan kendali terhadap para panglima di daerah.  Minimnya dana membuat para panglima melakukan penyelundupan barter, kondisi yang akhirnya menciptakan warlord di daerah.

Di sisi lain, menelaah buku Kapitalis Orba-nya Soeharto, sepertinya ada garis merah yang menghubungkan cikal bakal tentara yang berbisnis yang akhirnya menimbulkan kapitalis-kapitalis pribumi dan non-pri pada akhirnya.

Proses nasionalisasi yang melibatkan tentara dalam bisnis sepertinya merupakan kelanjutan dari bisnis tentara yang semula ditentang oleh sebagian perwira.  Akhirnya menimbulkan kerancuan fungsi antara militer,birokrat dan pengusaha.  Karena banyak militer yang juga menjadi pengusaha karena nasionalisasi, birokrat yang menjadi pengusaha dengan imbalan kemudahan perijinan.

Dari buku buku ini setidaknya kita mendapat gambaran tentang persekongkolan, konspirasi politik dan ekonomi yang ternyata diciptakan tanpa sadar oleh pemerintahan Soekarno dan berganti baju saat Soeharto ganti berkuasa.

Motif ekonomi akhirnya menjadi latar belakang penuh setelah politik.  Motif yang menjadi tujuan akhir para birokrat dan militer.

Jika di tahun 1950-an masih ada perwira perwira militer yang risih dan berusaha mencegah masuknya militer dalam dunia bisnis, segera setelah tahun 1965, Bisnis para perwira menjadi sesuatu yang amat sangat wajar dan sayangnya tidak dibarengi oleh kapabilitas yang cukup.

Dan Zulkifli Lubis, akhirnya terjun ke dunia bisnis setelah pensiun dini dari dinas ketentaraan.  Suatu keniscayaan bagi para pensiunan untuk tetap menyambung hidup.

Tidak ada komentar: