26 Juni 2009

Siapakah Tuhan

Siapakah Tuhan....?

Dalam kata ganti bahasa Indonesia, disebut sebagai DIA (dengan huruf besar di awal). Dalam bahasa Inggris disebut sebagai HE yang berkonotasi lelaki.

Jika ingin mendapat sedikit gambaran tentang Tuhan, pandanglah bumi dan seisinya, lihatlah manusia yang menurut pandangan sebagian umat adalah gambaran dari citra-Nya. Tapi rasanya tidak terlalu tepat pula pendeskripsian tersebut, mengingat sifat manusia yang penuh dengan segala kemungkinan dan fana. Mungkin tetap di jalan lurus atau tersesat dalam pencariannya. Sedangkan sifat Tuhan adalah pasti dan wajib serta serba Maha.

Untuk manusia pertama yaitu Adam, tentu ia mengenal Tuhan karena Tuhan berbicara sendiri dengannya, begitu pula dengan para Nabi dan Rasul setelahnya. Tapi bagaimana dengan manusia lainnya yang hidup ratusan hingga ribuan tahun kemudianl Tentu Tuhan menjadi sesuatu yang abstrak, bisa dibayangkan melalui ciptaan Nya namun tetap tidak terlihat.

Bagi para teolog, Tuhan adalah sesuatu yang final, sedangkan bagi filosof Tuhan dapat diperbincangkan dan digali dari segala segi. Jika Aristoteles menyebut-Nya sebagai Penggerak Pertama, Ibnu Sina menyebutnya sebagai Al Wajib Al Wujud (yang pasti ada). Namun apapun itu kelihatannya para teolog dan filosof sudah mencapai satu titik persamaan mengenai Tuhan dari bahasa mereka masing-masing.

Jika penafsiran tentang Tuhan sudah mencapai titik temu, tidak demikian dengan penciptaan alam semesta.

Para filosof seperti Ibnu Sina dan Al Farabi mengatakan bahwa terbentuknya alam semesta adalah secara emanasi dengan perantaraan akal akal. Tuhan sebagai akal murni menciptakan akal pertama, akal pertama melahirkan akal kedua dan membentuk jiwa langit pertama dan seterusnya sampai terbentuknya planet planet dalam tata surya.

Saya sebagai orang awam dalam filsafat tentu saja bingung, karena akal akal tersebut hanya membentuk tata surya dalam galaksi bima sakti saja, padahal bima sakti adalah sebagian kecil dari alam semesta.

Begitu pula dalam kitab suci, secara teologi dikatakan alam semesta diciptakan dalam 6 hari, lagi lagi hanya menegaskan langit dan bumi. Apakah dalam langit tersebut telah tercakup alam raya di luar bumi? Demikian pula dengan Quran yang mengatakan langit dan bumi dulunya adalah satu kemudian dipisahkan dan berturut turut diciptakan isi bumi. Dalam Veda pun hampir sama dengan pernik yang berbeda.

Tentu akan berbeda lagi jika kita melihat teori Dentuman Besar dari Stephen Hawking, dimana alam semesta yang semula seukuran atom dengan kerapatan massa ratusan kali lipat massa air ini terus memuai membentuk galaksi, bintang dan planet.

Apakah isi kitab suci itu salah? Tidak ada yang salah dalam kitab suci, kitab suci bukanlah buku pengetahuan. Tuhan berbicara menurut bahasa jaman tersebut dimana ilmu pengetahuan belum seperti sekarang.

Satu lagi pertanyaan, apakah Tuhan hanya menciptakan manusia sebagai satu satunya mahluk berakal penghuni bumi? bagaimana dengan alam semesta, tidak adakah mahluk berakal budi lainnya?

Tampaknya mubazir jika dalam alam semesta yang luas ini hanya diciptakan satu komunitas manusia penghuni bumi.

Tentu Tuhan menyimpan rahasianya sendiri. Manusia hanya bisa berusaha menemukan jawaban yang paling mendekati.

Alangkah susahnya menemukan jawaban tentang asal usul alam semesta yang merupakan ciptaan Tuhan. Apalagi jika kita mencoba menjawab tentang asal usul Tuhan.

Tidak ada komentar: