30 November 2012

Rindu



Terduduk, menikmati keterpukauan akan pendar cahaya keemasan menuju kelam.

Menatap tajam bulatan jingga yang tertatih pasti menyentuh lidah ombak.  Menikmati cubitan angin yang betah menyelusup di pori-pori kulit yang sedari tadi terbakar mentari.

Cahaya keemasan itu terasa lembut membelai bumi, menjadi latar bagi sepasang kekasih dari seberang lautan yang saling berjanji.

Pernahkah aku berjanji padamu, janji yang tidak dapat ditepati tapi tetap terpatri.  Di sini aku leluasa menghitung untaian kata yang pernah kubagi.

Masih banyak kisah yang ingin kusampaikan dengan perantara angin, sayang sang waktu tidak lagi bersabar.

Sang waktu yang tidak pernah bersahabat dengan masa lalu menyeretku, sebelum aku sempat mengirim jejak padamu.


Tidak ada komentar: