09 Agustus 2012

Si Pejalan

Semangkok tahu campur surabaya, mengepul di hadapan saya, potongan daging dan kikil yang empuk, tahu, selada hijau dan toge terendam dalam kuah panas dengan rasa petis yang sopan.


Saya mengerjapkan mata, eitss..ini bulan puasa, belum waktunya buka....belum lagi rujak cingur-nya

Entah kenapa saya menyukai masakan Jawa Timur. Pas saya ke Surabaya, sempat mampir di rawon setan seberang hotel JW Marriot, yang di jalan Embong itu...dan memesan rawon kikil,,sluurrpp...enak banget.  Kikil berenang-renang di kuah rawon yang wangi, hangat dengan guratan minyak di dalamnya. Saya memang penggemar kikil.  Sayang tidak sempat mampir di es krim Zangradi yang terkenal itu.

Berhubung itu bulan puasa, hanya bisa meneguk air liur saat melewati sate kelopo ondomohen yang ngetop itu...yang punya Bu Asih,,,tidak jauh dari situ ada plang Pangsit mie dan lemper ayam,,,,, sungguh hari yang penuh godaan.  

Tapi sempat mampir ke pasar genteng, tempat oleh oleh itu.  Rambak di plastik ukuran besar tergantung dimana-mana, segala jenis olahan laut terpampang di hadapan.

Ah, saya selalu bersemangat mengadakan perjalanan lagi,,,,dengan mobil mengelilingi kota kota pesisir.  

Teringat kembali saat menyusuri jalan Rembang-Lasem bulan puasa tahun lalu.  Adzan Magrib sudah beberapa saat berkumandang, matahari pun cepat sekali menghilang.  Namun saya yang dapat giliran menyetir kesulitan mencari rumah makan yang buka sampai akhirnya menemukan rumah makan bergaya Cina dan berhenti di sana untuk makan sekedarnya sebagai pembatal puasa.



Sebelumnya kami bertiga sempat berbelok di pantai Rembang, entah apa namanya sekedar meluruskan kaki menikmati senja, melihat matahari jingga menggantung di langit, pantai itu sepi ternyata pantai itu ditutup untuk umum, hanya ada sekelompok pemuda bermotor yang juga sedang menikmati senja.  Sementara truk truk besar silih berganti melewati

Sayang sekali waktu yang singkat membuat kami harus menggeber kendaraan untuk pulang ke Jakarta.  Sayang...saya hanya bisa mengeluh dalam hati, saya masih ingin berlama lama menikmati kota-kota ini.  Inilah akibat  rencana yang disusun terburu-buru dengan persiapan minim, karena saya ingin menghabiskan cuti sebelum pindah ke kantor baru.


Teringat waktu di Riau, mengunjungi pasar bawah untuk mencari bolu kemojo, kue dengan bentuk segi lima yang legit.  Saat itu menjelang kantor saya ditutup :).

Atau saat nongkrong menikmati soto banjar di tepi sungai Martapura, setelah keluyuran dengan perahu kelotok di pagi hari menyusuri sungai Barito.  Soto asli di Banjar ini lebih kental dan garang dibanding soto yang ada di kawinan itu.  Sate ayamnya juga besar besar dan gurih.

Di Semarang, Berdesak-desakan menikmati lumpia gang lombok yang sedap itu.  lalu duduk-duduk di toko Oen dan mencicip katetong keju yang enaknya keterlaluan yang diambil dari toples kuno berukuran jumbo....teman saya menyeret untuk menikmati nasi gandul dan bakmi Ateng di sana.

Menikmati sedapnya ikan lempah kuning di restoran Mister Asui, Bangka.  ditambah tumis buncis yang krenyes.  Ikan kakap berendam dalam kuah lempah yang harum.  Rasa kuahnya yang ringan tanpa santan namun dengan rempah yang intens..cabe rawit merah utuh mengapung di tengah.  Serasa di surga.

Teringat di Medan, di tengah museum Cong Afi duduk menikmati pisang goreng manis legit yang dicolek dengan selai serikaya..sambil mengamati nuansa cina kolonial di dalam museum.

Ah, tak sabar rasanya melakukan perjalanan kembali dan mencicip makanan yang sederhana namun jujur


Tidak ada komentar: