12 Maret 2010

NONTON KONTES BAKAT

Berhubung sedang kelelahan, maka copy paste aja tulisan saya yang pernah dimuat detik.com sekalian utk file:

Tergila gila dengan American Idol? Siapa yang menurut anda justru menjadi pusat daya tarik dari acara itu. Apakah peserta, juri atau segala tragedi tawa dan tangis saat acara itu berlangsung.

Lalu pada saat penjurian apakah anda benar benar mengharapkan kontes dihadiri oleh peserta dengan kualitas suara bagus sehingga acara berlangsung tenang layaknya kontes nyanyi atau justru malah mengharapkan ada peserta yang bertingkah aneh, yang pe-de dengan kualitas suara pas pas-an tapi heboh tidak karuan sehingga memancing Simon Cowell si lidah silet mengeluarkan komentar yang terdengar lucu buat penonton tapi menyulut emosi bagi yang dikomentari.

Kalau pertanyaan itu disodorkan kepada saya, dengan jujur saya berkata bahwa saya lebih tertarik melihat tayangan audisi yang berkat kerja keras team produksi dan bagian editing berhasil mengeksploitasi penampilan para peserta yang sering sekali aneh dan lucu. Bayangkan jika reality show ini berlangsung aman dengan kata lain semua peserta tampil sesuai standard, pasti garing jadinya. Buat saya ekspresi aneh dan komentar para juri saat menyaksikan penampilan kacau peserta audisi malah menjadi highest point acara ini. Walaupun saya senang juga melihat penampilan para peserta yang memang berbakat nyanyi.

Ingatkah dengan penampilan William Hung di season 3 American Idol, betapa ia membuat bengong para Juri dan penonton dengan lagu She Bangs nya Ricky Martin saat audisi dan komentar Simon yang keras “You can’t sing, You can’t dance, so what do you want me to say” setelahnya membuat adegan ini sangat populer saat ditayangkan. Saya yakin ribuan penonton saat itu gempar melihat caranya bernyanyi dan justru bagian inilah yang menangguk rating sangat tinggi .

Setelah dipermalukan seperti itu, William Hung justru menjadi bintang dengan adanya permintaan dari ribuan pemirsa agar ia balik ke AI sehingga dibuatkan episode tersendiri dengan judul Uncut, Uncensored and Untalented. Bagi saya bintang AI 3 adalah William Hung dan bukan Fantasia Barinno sang juara pertama.

Masih ada lagi Sanjaya Malakar, kontestan AI season 6 yang menyulut kontroversi . Pemuda bersuara ngepas, cederung cempreng tapi bisa melaju sampai 10 besar karena besarnya dukungan penonton.

Juri sekejam Simon Cowell pun sampai kehilangan kata kata. Wajah memelas Malakar menghadapi serangan para juri tampaknya mengundang simpati para warga keturunan India. Suka atau tidak, kenyataannya para penonton menunggu moment itu walaupun akhirnya Malakar tertendang juga. Lah, siapa sih pemenang AI season 6, saya nggak ingat.

Jangan lupa, juri pun menjadi daya tarik tersendiri. Simon Cowell dan Randy Jackson setia menjadi juri dari AI 1 sampai sekarang. Cowell mempunyai nilai jual tinggi justru karena lidahnya selain kapasitasnya sebagai seorang eksekutif di recording company terkemuka sedangkan karakter Jackson yang sopan merupakan antithesis-nya.

Walaupun memang kontes AI akhirnya benar benar menemukan bibit bibit baru berkualitas secara cepat, tapi kita selalu mengingat dan mengharapkan drama drama konyol saat peserta dan juri berinteraksi. Dan setelah acara ini berakhir para pemenang 1 dan 2 kemungkinan besar akan beredar di panggung musik dunia, bahkan meraih Grammy seperti Kelly Clarkson, yang sekedar finalis mungkin akan kembali ke hidup masing masing atau mungkin bernasib baik dilirik oleh produser rekaman.

Sukses American Idol tentu saja berlanjut dengan dijualnya license right acara ini ke berbagai Negara, salah satunya Indonesia dengan format sama namun tentu disesuaikan dengan kultur setempat.

Bagi saya Indonesia Idol season 1 merupakan yang terbaik dibanding season berikutnya. Terlalu banyak bakat bagus di II 1. Namun tetap saja yang membuat seru adalah penampilan seorang peserta pria yang bergaya seperti Inul Daratista saat audisi.

Seperti juga kontes Idol lainnya, finalis Indonesia Idol hanya beberapa saja yang exist, mungkin saya kurang mengikuti, tapi nama nama seperti Delon dan Joy mulai tenggelam. Mungkin ini yang disebut Easy Come Easy Go. Kontes bakat ini memang gabungan dari reality show dan pencarian bakat baru secara instant sehingga harus fun, dramatis, heboh dan mungkin juga konyol serta dangkal; bayangkan dari bukan siapa siapa menjadi pribadi yang diekspos habis habisan oleh media hanya dalam beberapa minggu saja. Maka tidak heran kalau mental mereka terkadang tidak siap untuk cepat terkenal dan juga tidak siap untuk cepat padam.

Apa boleh buat pasar Indonesia cepat melupakan mereka begitu season berikutnya dimulai dan pemenang baru diumumkan. Atau mungkin juga banyak tipe penonton yang seperti saya tidak begitu peduli dengan pemenangnya (secara banyak penyanyi lain yang lebih bagus tanpa ikut ikutan Idol).

Tapi bagi sebagian besar anak muda inilah cara cepat untuk merubah nasib, tanpa harus susah susah membuat demo rekaman. Tapi cara instant seperti itu juga mempengaruhi kualitas. Ada musim dimana hampir semua peserta yang lolos kualifikasi mempunyai mutu yang bagus, tapi di musim berikutnya lebih banyak peserta yang bersuara biasa biasa saja sehingga juri tidak punya pilihan.

Sukses kontes Idol ini sudah pasti menjadi lokomotif bagi munculnya sejumlah kontes bakat seperti Got Talent, Mama Mia, KDI, dll yang selalu dipenuhi oleh para pemuda yang ingin mencicipi ketenaran dalam waktu singkat. Memang ada idiom anak muda harus selalu bermimpi, tinggal bagaimana cara meraih impian tersebut, apakah mereka lebih suka jalan pintas atau memilih pelan tapi mantap dan pasti.

Bagaimana untuk anak kecil?..oh, tidak perlu kuatir,,,bagi Ibu Ibu yang ngebet ingin melihat anaknya ngetop ada kontes Idola Cilik dan lagi lagi bakat yang disodorkan adalah bakat yang tinggal buka mulut alias nyanyi. Tapi jangan berharap kita melihat anak kecil menggemaskan dengan nyanyian murni kanak kanak.

Bersiaplah melihat orang dewasa dalam tubuh mini. Yup, anak kecil yang didandani dan bertingkah laku seperti orang dewasa, serta menyanyikan lagu lagu dewasa. Jangan harapkan mendengar lagu lagu AT Mahmud, Ibu Soed atau lagu anak lainnya. Yang terdengar adalah lagu GIGI, Peterpan dan lagu dewasa lainnya.

Herannya jurinya kok diam saja ya.....KPI juga adem ayem aja tuh, dalam hal ini sungguh saya sangat prihatin. Yah…ini memang hanya kontes sekaligus reality show, tapi tidak ada salahnya bila juri juga lebih ketat dalam menyeleksi kontestan sehingga penonton mendapatkan bakat yang bermutu dan entertainment yang berkualitas. Untuk kontes bakat dengan peserta anak anak sebaiknya sesuaikan lagu dan penampilan dengan umur mereka.

Setidaknya acara TV kita mendapat variasi selain sinetron, hanya saja jangan sampai aspek drama terlalu mendominasi sehingga tidak jatuh menjadi sinetron Idol.

Tidak ada komentar: