25 Oktober 2008

NATSIR

Selesai sudah cicilan baca buku 100 Tahun Mohammad Natsir.

Natsir, yg dijuluki oleh George T. Kahin sbg The last giants among the Indonesia’s nationalist and revolutionary political leaders adalah Perdana Menteri pertama Indonesia….loh!....bukannya Mohammad Hatta?....Hatta itu adalah Wapres…
NKRI yg selama ini kita kenal, diproklamirkan tgl 17 Agustus 1950..loh!...bukannnya 1945? 1945 itu adalah pernyataan bahwa Indonesia telah bebas dari penjajahan Kolonial.

Jangan lupa, Belanda semula tidak mengakui proklamasi 1945 itu, makanya muncul Agresi Militer Belanda th 1948 yg menyerang Yogyakarta sbg ibukota RI pada masa itu, dan berakibat ditangkapnya dwitunggal Soekarno-Hatta, sehingga munculah PDRI alias Pemerintahan Darurat Republik Indonesia yg diketuai oleh Syafruddin Prawiranegara dan berkedudukan di Bukit Tinggi.

Setelah itu munculah KMB th 1949 yg menghasilkan Republik Indonesia Serikat dimana Indonesia terdiri dari 16 negara bagian. Disitulah timbul pertentangan, ada yg menginginkan negara2 bagian itu menggabungkan diri ke dlm Negara bagian Yogyakarta, pun ada yg tidak ingin tunduk dibawah Yogya.

Akhirnya Natsir mengusulkan mosi integral, yg menyatakan agar semua Negara bagian termasuk Yogyakarta berintegrasi kedalam 1 kesatuan NKRI. Akhirnya tgl 17 Agustus 1950 Soekarno sbg presiden RIS menyatakan berdirinya NKRI. Mohammad Natsir diangkat menjadi PM pertama.

Selama pemerintahan Soekarno, kabinet jatuh bangun silih berganti…muncul ketidakpuasan dari daerah2 yang selama ini menyokong perjuangan melawan penjajah tapi ditelantarkan. Soekarno kian sibuk dengan ide2 revolusionernya, shg mengabaikan pembangunan.

Muncullah pemberontakan2 di daerah, salah satunya adalah PRRI/Permesta pd th 1958.

Selama ini PRRI ditulis dlm buku2 pelajaran adalah semata2 pemberontakan thd pemerintah yang sah. Padahal bila ditelusuri pangkalnya,,,,ini adalah semacam koreksi atas pemerintahan Soekarno yang kian melenceng.

Para pemimpinnya, Mohammad Natsir, Syafruddin Prawiranegara, Ventje Sumual…ditahan tanpa diadili….

Setelah Soekarno jatuh,,,orde penggantinya tetap mewaspadai sepak terjang para pendiri Republik ini shg mereka mengalami semacam pengucilan. Rupanya para sesepuh ini memang terlalu besar bagi para kurcaci kerdil yg memimpin bangsa Indonesia.

Tidak ada komentar: