07 September 2008

LELUHUR


Raden Anggadipati, ..

Sekilas terbaca dalam buku yg saya pegang di Gramedia, sebuah nama Sunda...pikiran saya tiba2 melayang ke Tatar Parahiyangan.

Dalam darah saya mengalir darah Jawa Sunda dan Palembang. Saya tahu banyak tentang sejarah Jawa, tapi miskin pengetahuan tentang leluhur yg berasal dari Sunda apalagi Palembang.

Hanya 1 buku ttg Sriwijaya dlm koleksi saya.

Begitupun ttg Sunda. Pengetahuan hanya sebatas kerajaan Tarumanegara, Maharaja Linggabuana Sang mokteng Bubat (gugur saat perang Bubat) dan Niskala Wastu Kencana yg merupakan anak dari Lingga Buana.

Pengetahuan yang cetek itulah yang mendorong utk mencari referensi tentang Sunda kuno. Agak susah krn buku2 yang banyak beredar adalah tentang kerajaan Jawa Tengah.

Mungkin sifat orang Sunda yg lembut dan cinta damai yang membuat kerajaan di wilayah Sunda tidak menonjol seperti Majapahit. Gaya bicara yg mengalun seperti bernyanyi semakin menegaskan kesan tersebut. Bala tentara kerajaan Sunda tidak seperti Majapahit atau Demak, mereka cenderung mengedepankan perdamaian.

Dari wikipedia, ada yg cukup mengejutkan bahwa pendiri kerajaan Sriwijaya adalah keturunan Sunda...dan hei...! bukankah Raden Wijaya atau Nararya Sanggramawijaya sang pendiri Majapahit (bagus banget namanya),,,menurut sejarawan adalah anak dari Dyah Lembu Tal denganRakeyan Jayadarma dari Sunda Galuh.

Karena itulah ada perjodohan antara Hayam Wuruk dgn Dyah Pitaloka yg dimaksudkan utk mempererat persaudaraan yg sayangnya malah berujung dg terbantainya keluarga raja Lingga Buana.

Gara2 buku Langit Kresna Hadi yg salah satunya mengedepankan perang Bubat, sempat dibahas di berbagai milis, dendam lama diangkat kembali.

Apabila bagi orang Jawa,Gajah Mada adalah pemersatu Nusantara, bagi sementara rakyat sunda ia adalah seorang Agitator. Kisahnya bisa dikembangkan dg berbagai macam versi.

Bagi saya, percampuran darah leluhur ini justru banyak membawa berkah. jadi lebih tertantang utk mengetahui lebih dalam sejarah Indonesia.

Tidak ada komentar: