24 Desember 2012

Petak 9, sebuah pentas budaya

Matahari bersinar tidak begitu terik saat kami tiba di Petak 9.

Memasuki vihara Petak 9, tampak warga-warga pribumi yang tergolong fakir miskin sedang duduk duduk di pelataran menanti angpao.


Kawasan Petak 9 ini dikenal sebagai wilayah Pecinan, merupakan satu mata rantai dengan kawasan Glodok.  Dari Petak 9 berjalanlah menyusuri pasar yang dipenuhi dengan barang-barang khas budaya Tion
ghoa dan juga bahan makanan unik seperti teripang, kaki kodok, dan siput.  

Pasar ini tembus ke kawasan Gloria yang penuh dengan kuliner khas Cina.

Jika menggunakan GPS untuk menuju Petak 9, kendaraan akan diarahkan masuk dari jalan Kemurnian.  Sedangkan bila menggunakan Trans Jakarta, turunlah di halte Glodok di sambung dengan naik angkot sebentar jika malas berjalan kaki.

Bagi pengguna mobil pribadi, jika ingin memasuki kawasan Petak 9, lebih mudah jika memakai mobil kecil.  Namun jika telanjur menggunakan mobil besar sebaiknya parkir di Gloria saja dan dilanjutkan dengan jalan kaki.

Di jalanan pasar, selain motor, bajaj pun berseliweran dan kadang ada becak pula.

Singgahlah di kedai kopi legendaris, Tak Kie di jalan Pintu Besar Selatan, gang Gloria.  Sebuah kedai kecil, kuno dan lusuh, letaknya nyempil di antara kios-kios buah.  Pesanlah es kopi susunya...segar dan jujur.  Starbuck kalah jauh..

Di depannya ada kios yang menjual Pi oh, sejenis bulus.  Tak jauh dari Tak Kie ada bihun kari terkenal, namanya Kari Lam.  

Namun jika ingin bersantai-santai menikmati aroma masa silam, silakan duduk di Tak Kie, sambil menyaksikan pengunjung yang kebanyakan berusia lanjut atau mengobrol dengan kasir kedai yang sama tuanya.

Petak 9, sebuah warisan akulturasi budaya Cina di tengah kota Jakarta.










1 komentar:

Unknown mengatakan...

ada yang jualan bakso dan rasa nya juara banget di petak sembilan ini