09 Mei 2018

Di antara tebing Godzilla


Seorang bocah berkaus kuning dengan nomer punggung 18 segera memacu sepedanya saat kami membayar karcis masuk di loket.  Sebelumnya ia lebih dulu membuat isyarat agar kami mengikutinya.

Dengan perasaan geli kami menuruti kemauan bocah tersebut.  Kecepatan mobil menyesuaikan dengan kayuhan sepedanya memasuki jalan sempit menuju tebing Koja.

Dikenal juga sebagai kandang Godzilla, tebing ini masih berada di wilayah Tangerang tak terlalu jauh dari danau biru Cisoka.  Riwayatnya pun hampir sama, bekas penggalian pasir yang telah ditinggalkan sekian lama.


Begitulah, tempat ini akhirnya dikelola oleh masyarakat,  Tempat parkir disediakan tak jauh dari loket.  Namun karena hari masih cukup pagi maka mobil kami bisa melenggang masuk jauh sampai dekat lembah dan parkir di depan rumah penduduk sesuai dengan arahan bocah itu.

Bocah berkaus kuning yang bernama Ridwan itu akhirnya menemani kami naik turun dan keluar masuk tebing.

Dengan kondisi yang masih pagi, sinar matahari menyorot lembut menerangi dinding tebing, bagus untuk penggemar fotografi.


Bila turun ke bawah kita bisa melihat danau kecil dengan perahu yang bisa dipakai berkeliling,  Tidak jelas berapa kedalamannya.  Ada celah sempit di antara 2 dinding tebing yang hanya dapat dilewati oleh satu orang.  Celah itu membawa kami ke bagian lain dari tebing Koja, sayang ada coretan di satu bagian dinding.



Ridwan mengarahkan kami menuju sebuah cekungan mirip goa sebelum kami berjalan menuju puncak batuan di mana pandangan bisa diarahkah ke arah lembah.  Agak curam dan sempit tapi cukup menarik.


Di seberang, di atas perbukitan tampak rombongan sepeda sedang berfoto sebelum akhirnya mereka turun ke lembah tempat kami berada dan bersilangan di celah sempit tebing.  Ternyata mereka rombongan dari Maja.  Tak terlalu jauh dari sini.


Tak lama kemudian mulai berdatangan pengunjung, rata-rata berswafoto.  Di beberapa tempat sudah ditata titik-titik untuk berfoto, seperti biasa yang lagi mewabah adalah bentuk hati lengkap dengan dermaga kecil.


Tempat ini memang masih dikelola masyarakat secara swadaya. Lapak-lapak tempat jualan dikumpulkan di luar tebing.  O ya untuk masuk ke lembah akan ada retribusi sebesar Rp 5.000/per orang.  Semoga saja lapak-lapak tersebut tidak diijinkan masuk ke lembah.

Sejauh ini tempat tersebut masih cukup bersih, semoga tetap dapat terjaga kebersihannya.  Tempat wisata yang dikelola dengan baik secara swadaya sudah tentu akan menguntungkan masyarakat sekitarnya.

Tidak ada komentar: