12 April 2014

Sentul yang Sentul City

Ada yang aneh dengan Sentul...

Kenapa? Tentu saja, saat saya menjelajah ranah maya dengan mengetikkan kata Sentul, maka yang muncul adalah Sentul City diikuti dengan property di daerah Sentul dan sekitarnya seperti Babakan Madang yang terkenal dengan sate kiloan.


Penasaran, saya mengetik lagi "sejarah sentul", lagi-lagi Sentul City yang muncul.  Segitu misteriusnya Sentul sehingga saya tidak dapat menemukan asal muasal kota Sentul kecuali merupakan bagian dari kabupaten Bogor.  Seakan Sentul adalah Sentul City.

Asal muasal rasa ingin tahu itu saat melihat taman rekreasi baru Jungle Land dan iklan tentang hunian di Sentul City yang wira-wiri secara masif di salah satu TV swasta


Sementara mengenai Sentul City sendiri dulunya bernama Bukit Sentul yang mendapat ijin untuk mengelola lahan sekitar lebih dari 3000 ha.

Topografi daerah Sentul yang berbukit-bukit dengan ketinggian 300 meter dpl memang belakangan menarik minat pengembang untuk membangun pemukiman menengah ke atas dengan fasilitas lengkap.



Akan halnya dengan Jungle Land, tempat hiburan ini terlihat memapas barisan perbukitan, udara terasa panas karena tidak ada pohon-pohon besar yang menaungi walaupun pemandangannya cukup elok karena tempat ini dipagari oleh bukit.  Wahana permainan yang tersedia cukup menarik.  

Oh ya sepertinya mereka bisnis foto juga, pengunjung saat baru datang diminta pose oleh para pasukan Nikon (mereka pakai kamera nikon :)), begitu juga di tiap wahana ada spesialis tukang potret. Setelah itu pengunjung diberikan semacam tanda terima untuk mengambil foto. Gratis?  tentu tidak....ternyata sekali cetak ditarik biaya Rp 30,000.- jadi kalo dipotret di 5 wahana dan ingin dicetak semuanya ya kalikan 5 saja..150 ribu. :).  Kalo saya sih tidak ada yang saya cetak,,wong gak doyan foto narsis :)

Tempat ini bisa jadi alternatif untuk penduduk daerah Bogor dan sekitarnya yang tidak ingin jauh-jauh ke Dufan. Yang jadi pertanyaan apakah perbukitan hijau di Sentul akan terus dipapas untuk digantikan dengan hutan beton?

Apa pun itu, sekarang nikmati saja foto-foto yang sempat saya ambil saat singgah ke tempat yang bernama Jungle Land yang bukan hutan pohon melainkan hutan untuk permainan dan juga sponsor karena tebaran logo-logo produk makanan dan minuman di tiap wahana.  Seperti teh Sosro pada kincir, logo Sari Roti pada wahana truk makanan.  Serta produk-produk makanan ringan dari Dua Kelinci.


Selamat Datang












Selain Jungle Land, masih di kawasan Sentul City ada tempat bernama Ah Poong yang ternyata penataannya mengingatkan pada tempat wisata pinggir sungai Clarke Quay di Singapore sana.
Ah Poong berada di pinggir sungai Cikeas, berupa bangunan yang adalah stand-stand makanan dari Cakwe sampai makanan berat seperti Soto dan berbagai jenis camilan dan minuman modern lainnya

Ada 2 jembatan yang menghubungkan jalan raya ke Ah Poong yang dapat dilewati pengunjung. Jembatan biasa dan jembatan gantung mirip di kebun raya Bogor.

Untuk menambah rasa tertarik pengunjung disediakan perahu-perahu untuk melayari pinggir sungai sekitar Ah Poong.  Mirip dengan pasar terapung di Banjarmasin.

Nampaknya Ah Poong mendapat sambutan sangat baik, terlihat dari padatnya pengunjung.  Semakin malam semakin padat.

Jangan lupa di tengah jalan menuju jembatan, kita akan bertemu dengan anak-anak kecil penduduk sekitar yang menyewakan payung kala hujan dan menjual makanan kecil seperti keripik pisang atau keripik lainnya yang mereka bawa dalam keranjang.  Sisi lain dari kesemarakan Sentul City sebagai kota baru untuk kalangan berpunya.

Ah Poong
Hujan deras yang baru saja turun tidak menyurutkan minat untuk datang ke Ah Poong walaupun harus berhati-hati untuk menggunakan perahu mengingat arus yang bisa tiba-tiba naik kencang.

Jadi apa boleh buat, Sentul sekarang ini adalah Sentul City





Sungai Cikeas

Jembatan Gantung menuju Ah Poong

Tidak ada komentar: