Duileeeh...hari kejepit gini harus masuk kantor, sementara kambing dan sapi sudah dari seminggu lalu dipingit, gak boleh panas-panasan di jalan untuk menyambut datangnya hari istimewa.
Tapi memang selalu ada kebaikan dibalik kesusahan,,justru karena disuruh masuk jadi bisa sekalian nengok festival malam religius atau Jakarta religious night festival.
Menurut media massa, festival ini digelar mulai jam 19:00, diawali oleh Pawai dari bunderan HI dengan tujuan akhir Monas karena akan ada panggung di sana.
Karena malam ini adalah malam religius apakah para kupu-kupu malam juga libur? atau mereka tetap
beroperasi hanya saja berpakaian lebih tertutup?
Yang pasti, tiba-tiba nongol email bahwa jam 14:00 jam kantor berakhir karena ada penutupan jalan-jalan utama sehubungan dengan festival.
And..yakkkk cabuutt!....
Berhubung masih jam 14:30 akhirnya keluyuran gak jelas dulu dan makan di sekitar jl. Thamrin. Seiring berjalannya waktu mulai bermunculan mobil-mobil bak terbuka mengangkut properti beduk sekaligus penabuhnya. Jalan pun sudah ditutup, akhirnya saya berjalan pelan-pelan menuju bundaran HI. Sepanjang jalan mulai dibangun tenda-tenda kecil sepertinya untuk para peserta nasyid saling berlomba melantunkan Shalawat.
Di depan bundaran HI sudah ramai dengan para peserta pawai, hampir semua berpakaian putih-putih.
Masing-masing kelompok mengusung beduk lengkap dengan ondel-ondel, maskot Jakarta.
Di seputaran kolam pun sudah di pasang beduk-beduk kecil siap untuk ditabuh. Para Habib dan Kyai terlihat hilir mudik...mentang-mentang pakai sorban semua dianggap Habib dan Kyai
Seperti biasa para gerobak kaki lima sudah mangkal di seputaran HI, begitu pula pasukan kopi dengan sepedanya.
Sambil menanti, saya duduk-duduk di tepian kolam, melihat-lihat warga berbondong-bondong datang, bukan cuma warga lokal, turis asing pun terlihat menghambur berfoto dengan ondel-ondel.
Pembawa acara mengumumkan bahwa pawai akan mulai bergerak jam 19:00 karena pak Gubernur Jokowi dijadwalkan akan membuka acara jam 18:45.
Sebenarnya sambil duduk bengong begini paling enak ditemani segelas kopi panas, sempat ingin memanggil tukang kopi yang berseliweran namun teringat pada suatu pagi melihat gelas-gelas plastik dicuci di selokan depan gedung MNC, entah itu punya tukang kopi keliling atau bukan membuat saya mengurungkan niat untuk menikmati kopi.
Maghrib telah lewat, obor-obor telah dinyalakan, kontras dengan cahaya gedung-gedung pencakar langit di sekitarnya.
Bosan menunggu akhirnya saya pelan-pelan berjalan ke arah Sarinah, sambil membuang waktu. Sepanjang jalan warga berlalu lalang dengan sepeda, atau anak muda dengan skate board. Rasanya memang tidak sepadat waktu HUT Jakarta lalu, lebih lengang kali ini tapi tetap semarak.
Saya menoleh ke belakang, nampaknya pawai sudah mulai bergerak perlahan. Kaki saya sudah melangkah sampai halte Trans Jakarta di Sarinah, saya segera naik ke atas jembatan dan bersiap mengambil gambar. Di samping saya berdiri 2 orang dengan lensa super tele mereka...sementara saya lagi-lagi malas membawa DSLR dan memilih membawa kamera saku
Dan, memang iring-iringan bergerak menuju Monas, ratusan orang berpakaian putih-putih dengan beduk, ondel-ondel dan obor meneriakkan takbir dan shalawat, eh ada penyembur api juga loh..pasti itu jawara Banten....:)
Baru saja mulai memotret, serombongan orang berlarian menaiki jembatan, rupanya mereka para fotografer yang tadi berjalan bersama pawai. Jembatan beton itu bergoyang-goyang cukup keras, sampai saya kuatir rubuh.
Buru-buru saya mengambil beberapa foto saat iring-iringan melewati jembatan dan segera turun...daripada, daripada,..ya kaannn.
Rombongan terus bergerak ke arah Monas. Saya..? , pulang dong...tersaruk-saruk dengan kaki pegal mencari ojek menuju stasiun kereta.
Selamat berpesta semuaaaaa.......
Tapi memang selalu ada kebaikan dibalik kesusahan,,justru karena disuruh masuk jadi bisa sekalian nengok festival malam religius atau Jakarta religious night festival.
Menurut media massa, festival ini digelar mulai jam 19:00, diawali oleh Pawai dari bunderan HI dengan tujuan akhir Monas karena akan ada panggung di sana.
Karena malam ini adalah malam religius apakah para kupu-kupu malam juga libur? atau mereka tetap
beroperasi hanya saja berpakaian lebih tertutup?
Yang pasti, tiba-tiba nongol email bahwa jam 14:00 jam kantor berakhir karena ada penutupan jalan-jalan utama sehubungan dengan festival.
And..yakkkk cabuutt!....
Berhubung masih jam 14:30 akhirnya keluyuran gak jelas dulu dan makan di sekitar jl. Thamrin. Seiring berjalannya waktu mulai bermunculan mobil-mobil bak terbuka mengangkut properti beduk sekaligus penabuhnya. Jalan pun sudah ditutup, akhirnya saya berjalan pelan-pelan menuju bundaran HI. Sepanjang jalan mulai dibangun tenda-tenda kecil sepertinya untuk para peserta nasyid saling berlomba melantunkan Shalawat.
Di depan bundaran HI sudah ramai dengan para peserta pawai, hampir semua berpakaian putih-putih.
Masing-masing kelompok mengusung beduk lengkap dengan ondel-ondel, maskot Jakarta.
Di seputaran kolam pun sudah di pasang beduk-beduk kecil siap untuk ditabuh. Para Habib dan Kyai terlihat hilir mudik...mentang-mentang pakai sorban semua dianggap Habib dan Kyai
Seperti biasa para gerobak kaki lima sudah mangkal di seputaran HI, begitu pula pasukan kopi dengan sepedanya.
Sambil menanti, saya duduk-duduk di tepian kolam, melihat-lihat warga berbondong-bondong datang, bukan cuma warga lokal, turis asing pun terlihat menghambur berfoto dengan ondel-ondel.
Pembawa acara mengumumkan bahwa pawai akan mulai bergerak jam 19:00 karena pak Gubernur Jokowi dijadwalkan akan membuka acara jam 18:45.
Sebenarnya sambil duduk bengong begini paling enak ditemani segelas kopi panas, sempat ingin memanggil tukang kopi yang berseliweran namun teringat pada suatu pagi melihat gelas-gelas plastik dicuci di selokan depan gedung MNC, entah itu punya tukang kopi keliling atau bukan membuat saya mengurungkan niat untuk menikmati kopi.
Koalisi 3 Habib |
Bosan menunggu akhirnya saya pelan-pelan berjalan ke arah Sarinah, sambil membuang waktu. Sepanjang jalan warga berlalu lalang dengan sepeda, atau anak muda dengan skate board. Rasanya memang tidak sepadat waktu HUT Jakarta lalu, lebih lengang kali ini tapi tetap semarak.
Saya menoleh ke belakang, nampaknya pawai sudah mulai bergerak perlahan. Kaki saya sudah melangkah sampai halte Trans Jakarta di Sarinah, saya segera naik ke atas jembatan dan bersiap mengambil gambar. Di samping saya berdiri 2 orang dengan lensa super tele mereka...sementara saya lagi-lagi malas membawa DSLR dan memilih membawa kamera saku
Dan, memang iring-iringan bergerak menuju Monas, ratusan orang berpakaian putih-putih dengan beduk, ondel-ondel dan obor meneriakkan takbir dan shalawat, eh ada penyembur api juga loh..pasti itu jawara Banten....:)
Baru saja mulai memotret, serombongan orang berlarian menaiki jembatan, rupanya mereka para fotografer yang tadi berjalan bersama pawai. Jembatan beton itu bergoyang-goyang cukup keras, sampai saya kuatir rubuh.
Buru-buru saya mengambil beberapa foto saat iring-iringan melewati jembatan dan segera turun...daripada, daripada,..ya kaannn.
Rombongan terus bergerak ke arah Monas. Saya..? , pulang dong...tersaruk-saruk dengan kaki pegal mencari ojek menuju stasiun kereta.
Selamat berpesta semuaaaaa.......
1 komentar:
Dan ini yang bikin macet ampe gw tertahan lama banget :-)
Tapi kata nya seru juga acara nya, pak jokowi pake sorban yaaa
Posting Komentar