13 Januari 2013

Taipan Liem

Sebungkus Indomie rasa cabe hijau memicu rasa penasaran saya akan rasanya.  Protes dari orang-orang akan aroma langu dari bumbu juga berkontribusi menciptakan was-was.

Plastik kecil berisi bumbu cabe hijau berbentuk pasta kental memang berbau seperti bumbu mentah, tapi bukankah cabe hijau mentah seperti itu baunya?...


Irisan-irisan jamur dan sawi hijau atau bahkan cabe rawit bisa ditambahkan untuk mengurangi intimidasi yang diakibatkan oleh campuran pasta hijau dengan warna kuning dari mie.

Rasanya,,,mirip gilingan cabe hijau mentah yang dicampur ke mie.  Tapi tidak jelek-jelek amat kok.  Yang terbiasa dengan rasa cabe hijau matang mungkin bisa menggongseng bumbu pasta beserta mi-nya di penggorengan sebentar, sekedar mengeliminasi rasa langu.

Tambahkan telur ceplok supaya lidah bisa lebih mudah beradaptasi.  Kalau masih belum bisa juga, terpaksa balik ke Indomie rasa original dengan irisan cabe hijau...lebih masuk akal sepertinya


00000000000000000000000000 ********************** 00000000000000000000000000

Berbicara tentang Indomie, mau tidak mau pikiran melayang ke sosok bermarga Liem yang berada di balik serba serbi produk mie paling terkenal se Indonesia.  Saking terkenalnya sehingga menjadi makanan pokok penduduk Indonesia nomer 2 setelah nasi.

Perantau dari desa Fuqing, Fujian Cina ini dilahirkan tahun 1916 saat Cina belum lama memasuki era Republik.

Kehidupan yang serba sulit memaksa Liem muda hijrah ke Medan  tahu 1936, Saat Mao Zea Dong menapaki tonggak kekuasaan di Republik Rakyat Cina.  Bersama kakaknya Liem Soei Hie ia mencoba peruntungan dengan berdagang kacang-kacangan.




Kemudian ia pindah ke Kudus dan mulai menjadi penyalur cengkeh untuk pabrik rokok yang banyak terdapat di Kudus.  Saat itu memang masa kejayaan rokok produksi lokal.
Saat tinggal di Kudus inilah secara tak sengaja ia berkenalan dengan Hassan Din, tokoh Muhamadiyah yang juga ayah dari Fatmawati Soekarno.

Liem menampung Hassan Din yang sedang dicari-cari Belanda di rumahnya.  Hassan Din yang memperkenalkannya dengan para tokoh pergerakan saat itu.  Liem membantu perjuangan dengan menyalurkan senjata dan bahan makanan.

Liem juga menyalurkan obat-obatan untuk tentara.  Hubungan baik ini berlangsung terus selama masa perang.

Dasar nasibnya baik, Liem berkenalan dengan Overste Soeharto yang saat itu masih perwira biasa, yang nantinya akan menjadi tokoh berpengaruh dalam usahanya.

Hubungan tersebut kian erat saat Soeharto menjabat sebagai Panglima Kodam Diponegoro di tahun 1950-an.  Liem menjadi suplier sabun untuk TNI.  Soeharto pun sempat tersandung karirnya karena terbukti menyelewengkan hasil barter gula dari Jawa Tengah dengan beras dari Thailand.  Ahmad Yani yang menjadi asisten Kasad mengusulkan pada Nasution untuk memecat Soeharto.

Belasan tahun kemudian, Yani menjadi salah satu Jendral yang tewas dalam peristiwa G30S yang misterius.

Bersama sahabatnya Sudwikatmono dan Ibrahim Risjad, mereka mendirikan PT Waringin Kentjana, cikal bakal kerajaan bisnis Liem.  Melalui perusahaan ini Liem mendapat monopoli impor Cengkeh.

Tak puas dengan hanya punya satu perusahaan, tahun 1957 Liem mendirikan BCA untuk menopang bisnisnya.

Saat Soeharto berkuasa, Liem pun mendapat keistimewaan karena hubungan dekatnya dengan sang Presiden.  PT Bogasari Flour Mills didirikan tahun tahun 1971 di Tanjung Priok menjadi bukti kemesraan hubungan sang Taipan dan Presiden.  Bogasari mempunyai hak monopoli distribusi tepung terigu dari Bulog.

Keistimewaan yang tentu saja tidak gratis, karena 26% dari keuntungan Bogasari harus diserahkan pada badan amal yang didirikan oleh Soeharto.

Tak lama setelah Bogasari didirikan, Liem dengan jeli melihat bahwa Indonesia yang sedang giat membangun tentu membutuhkan semen.  Maka dengan segera ia mendirikan Indocement tahun 1973.

Majalah Forbes memasukkan ke dalam daftar orang terkaya se Asia Tenggara.  Liem menempati posisi ke-25.

Indofood yang didirikan tahun 1982 semula bernama PT Sarimi Asli Jaya dengan mengeluarkan mie instant merk Sarimi.  Sedangkan mie fenomenal bermerk Indomie dikeluarkan tahun 1984 setelah join PT Sanmaru Food Manufacturing dan diikuti dengan mengakuisisi PT Supermie Indonesia.

Indofood sendiri mengklaim memproduksi sekitar 9,7 milyar bungkus mie per tahun.

Sementara BCA tercatat memiliki nasabah sampai saat ini sekitar 9,5 juta orang.

Indofood dan BCA menjadi mesin uang pada Liem dan juga partner bisnisnya, Soeharto beserta keluarga pada masa Orde Baru. 

Tak bisa diingkari Liem menjadi salah satu pilar Orde Baru untuk keuangan.  Jalinan kerjasama juga diturunkan kepada anak-anak Soeharto.  Desas-desus beredar bahwa keluarga Cendana juga menguasai saham BCA, entah benar atau tidak

Saat kerusuhan tahun 1998, kebencian masyarakat kepada Cendana dengan serta merta ditumpahkan kepada Liem.  Rumahnya di kawasan Gunung Sahari diobrak-abrik massa.  Liem sekeluarga bedol desa ke Singapura, sampai saat wafatnya.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Blm nyobain nich yg cabe hijau .....