17 Juni 2012

PLESIR

Hobi dengan ojek sepeda?

Ojek sepeda adalah andalan saya jika berburu foto di kota tua.  Kali ini saya ingin Asyar merasakan nikmatnya membonceng sepeda onthel, menerabas keramaian jalanan yang macet dan panas sambil mencium aroma kali ciliwung yang menyengat.

Berdua, ibu dan anak ini bersiap meninggalkan sawangan menuju Jakarta Kota.  sepatu sendal dengan kaus kaki untuk melindungi jari kaki dari kotoran dan sengatan matahari, berikut ransel, jaket dan camera Cannon Ixus 230 HS, si hijau kecil andalan saya.  Berjuang dengan macetnya sawangan menuju stasiun kereta.  

Sampai stasiun pas kereta datang, buru buru membeli karcis dan naik kereta komuter...ternyata itu tujuan Tanah Abang,,,gedebugg!!!!  turun deh di Manggarai, menunggu kereta selanjutnya, yang ternyata adalah kereta ekonomi tanpa pintu....hihihihh....kalau gak inget bawa anak kecil, saya sudah lompat naik.  Untung gak berapa lama kereta komuter tujuan Kota datang,,,buru buru naik....ternyata itu kereta komuter dari Bekasi, walaupun itu tujuannya Kota juga, tapi saya deg-degan, karena karcis yang saya punya kan dari depok..boleh gak sih, tadi lupa tanya.oh, ya sudah lihat nanti deh,,,pikiran jahil mulai muncul...sampai Mangga Besar sih kondektur belum datang..amannn, eh, sial..memasuki sawah besar sosok berseragam biru itu muncul..waduh...males ambil resiko, saya tarik Asyar turun...hahahah....nunggu kereta lagi...muncul kereta komuter yang entah dari mana....naik...sampe Kota.

Di stasiun Kota, ada perubahan di sisi sepanjang rel dalam yang dulu ruang ruang kantor PJKA kumuh, sekarang disewakan jadi gerai tempat makan, ada CFC, bakwan malang..dll...better lah,,,jadi lebih rapi...gitu dong....tapi keluar stasiun masih aja manual antri nyerahin tiket...#nyengir.

Keluar stasiun langsung ke kanan, menyusuri gang senggol menuju lorong bawah tanah menuju Museum Mandiri, mencari ojek sepeda, dan menuju Pelabuhan Sunda Kelapa,,,,saya tidak ke Fatahillah, sudah sering sih...jadi mencari tempat yang jarang dikunjungi, more adventurous.  

Matahari bersinar dengan kejam, lagi boros borosnya cahaya nih, untung saya sudah bersiap dengan kemeja flanel bertudung berlengan panjang juga Asyar dengan jaketnya, menggunakan kaus kaki juga sangat membantu mengurangi sengatan panas.  hanya kulit muka yang terasa pedih, selain oleh matahari juga debu polusi.  Asyar senang sekali dengan ojek sepeda ini, saya memotretnya saat sedang tertawa lebar di atas boncengan

Melewati toko merah, bangunan bangunan ini tetap mempesona saya.  Melewati pangkalan truk,,baru sadar, kalau pelabuhan itu kan wilayah para lelaki...wadowww...perempuan sendirian dengan anak kecil ngapain ke sana?....hahahhhah..kepalang tanggung lagian kan ada 2 bapak tukang ojek ini....
 
Sebentar saja sepeda sudah masuk pelabuhan, ternyata sedang ada muatan semen...hiyahhhh debunya,,,,panas, ...top deh..dari terlihat debu semen yang putih mengepul di udara...tapi menarik sekali menyaksikan kapal kapal kayu besar sedang bongkar muat....Tak lama ada cowok yang juga menumpang ojek sepeda datang membawa kamera fotografi...

Puas berkeliaran di sana, si abang menggenjot menuju Menara Syahbandar,,,ihiyyy..karcisnya hanya 2,600 perak berdua...masuk dan naik tangga menuju puncak menara menyaksikan pelabuhan dari atas menara.  saya sempat bertemu bule bule yang tampaknya juga sedang berpesiar.

Eh Asyar kebelet pipis,,,pas nanya ke yang jaga,,ternyata airnya sedang mati...hidiiiihhhh,  gimana nih bang Fauzi,,,masa Museum gak ada fasilitas air bersih....Maaf seribu maaf terpaksa Asyar pipis di depan pagar museum, sungguh saya malu karena gagal menjaga kebersihan museum...tapi kondisi darurat, Asyar sudah hampir menangis.

Dari menara Syahbandar ke museum Bahari hanya sepelemparan batu saking deketnya..karcisnya hanya 3,000 perak berdua..murah amat sih karcis museum kita. Di halaman museum ada penyewaan sepeda yang berwarna warni.  Bangunan Museum itu sendiri bagus banget,,khas Belanda


Museum bahari isinya seputar dunia kebaharian Indonesia, ada replika perahu dari daerah daerah di Indonesia....bagus...cuma seperti biasa kelemahan museum Indonesia adalah perawatan yang ala kadarnya..juga penataan informasi yang juga ala kadarnya....

Puas melihat lihat, banyak anak anak muda yang berkunjung ke museum,,apa lagi jadi mode yah? soalnya kebanyakan cuma buat foto foto doang.  Asyar sudah mulai kecapekan, ternyata sudah jam satu siang, pantesan ini anak pasti kelaparan.

Akhirnya ojek kembali mengangkut kita balik ke depan museum bank Mandiri, dengan nekat para pilot ojek ini melawan arus....haduuhhhh...keren..hhehehehh...selesai, dan bayar lalu menyeberangi jalan bawah tanah, oh...ada pemain biola yang sedang melantunkan lagu "Tanah Air"...asyiikkkk,,,,buru buru melangkah maju sambil mencari uang sawer.

2 orang yang mukanya merah kepanasan dan terbakar matahari ini akhirnya memasuki stasiun kota,,,membeli karcis dan masuk ke restoran siap saji...memesan minuman dingin,,,aduh enaknya...Saya bisa merasakan setiap lubang pori pori terasa memuai dan meneteskan keringat, saking panasnya.  Muka juga terasa tebal karena debu semen dan asap buangan kendaraan tanpa ampun menempel dengan erat.

Sekarang tinggal naik kereta,,, yang penuhnya juga auzubillah, dan mengambil pose berdiri sampai Depok...



Tidak ada komentar: