19 April 2009

Ngobrol

Hari Minggu ini akhirnya kembali ke tempat tongkrongan favorit..TB Gramedia Depok. Untung cuaca cerah...

Jl. Margonda benar benar sudah sampai pada batas kemampuan untuk menjadi pusat bisnis kota kecil ini. Tapi nampaknya ijin mendirikan tempat usaha tetap diberikan.

Saya sempat ternganga sewaktu melihat plang "The Harvest" di depan rangka rangka baja yang sedang dibangun. The Harvest adalah toko kue mahal di kawasan elit Jl. Senopati kebayoran hampir sekelas Pand'or. Nampaknya Depok mulai dikenal sebagai daerah sosialite baru.

Ngomong ngomong tentang sosialita, jadi teringat saat lunch dengan Nyonya Sosialita di coffee shop JW Marriot Jumat kemarin.

Secara khusus beliau sms ingin ketemu karena ingin berbicara ttg hal hal yg confidential. Sudah lama juga kita gak ngobrol. Ternyata selain membicarakan hal hal confidential yang berkaitan dengan rencana ke depan perusahaan. Ternyata ia juga berbicara ttg penyakit yang sedang dideritanya : Kanker Getah Bening.

Saya hanya bisa memandanginya setengah melamun, mendengarkan penjelasannya. Dengan tajam ia memandang saya..."Selama ini gue gak pernah ngerasaain sakit...Kanker getah bening gak ada hubungannya dengan life style, rokok, atau free sex..tapi ada begitu saja, karena ia ingin ada disitu." ..."Elo yang paling mirip dengan gue kondisi badannya...jarang ngerasain sakit..tapi justru harus lebih waspada."

Dengan lancar ia berbicara tentang kemoterapi yang harus dijalaninya..Perempuan tangguh itu justru tertawa waktu ditanyakan siapa yang akan menungguinya selama perawatan.

"Nyokap, kakak dan adik gue udah tau...tapi gue gak kasih tau adik gue yang cowok,,dia lemah." Bukan main, pikir saya..Alwin adiknya adalah laki laki satu satunya dalam keluarga..tapi ternyata ia ternyata menjadi titik lemah.

Terakhir ia mewanti wanti bahwa ia tidak ingin orang orang ribut tentang penyakitnya..cukup orang2 terdekatnya yang tahu.

Tentu saja saya mengangguk, ia memang membutuhkan ketenangan dalam menjalani pengobatannya. Ia berhak untuk sembuh untuk kembali menjadi harimau betina.

13 April 2009

Pemilu

Pemilu Legislatif telah berlalu, partai pemenang sepertinya sudah diketahui walau penghitungan real count belum selesai.

Untuk Depok ternyata PKS meraih suara terbanyak, nampaknya cukup banyak loyalis PKS tapi tidak cukup mengantarkan partai tersebut meraih posisi 3 besar.

Namun nampaknya cukup banyak Pemilik suara mengambang seperti saya...mengambang terus sampai akhir. Kertas suara cukup diintip, lalu dicoret coret semaunya, hasilnya ya tidak sah!...

Saya tidak ingin menetapkan pilihan jika saya masih ragu ragu, lagipula dengan adanya 44 partai dipastikan tidak akan ada yang meraih 50% suara, pasti akan ada koalisi yang berujung pada bagi bagi jabatan.

Apakah sikap mengambang itu etis? menurut saya iya...Dengan maraknya skandal anggota Dewan dan Caleg dari beragam partai wajar jika pemilih mengalami keragu raguan luar biasa. Dan saya tidak ingin mengabaikan perasaan itu dengan dalih memilih yang terbaik di antara yang buruk. Jika dalih itu dibiarkan maka selalu akan ada excuse dari partai politik.

Kenapa harus kami sebagai empunya hajat yang dibebani untuk memilih sekeranjang telur busuk, justru kami seharusnya diberikan sekeranjang telur yang bagus sehingga kami merasa uang yang telah dikeluarkan tidak sia sia. Telur busuk seharusnya disingkirkan dan tidak dijadikan pilihan.

Masih ada waktu sampai Pilpres Juli mendatang, semoga kualitas telur yang disodorkan mengalami perbaikan

Percakapan Malam

"Tuhan sudah memberikan jalan yang terbaik..." begitu kata sahabatku suatu malam saat kumpul kumpul di Plaza Semanggi. Saya cuma nyengir, garuk garuk kepala lalu terbahak bahak mendengar celoteh si wanita lajang ini. Tentu saja, sepertinya baru kali ini saya mendengar kalimat religius terlontar dari mulutnya.

Si Miss W ini menceritakan keputusannya untuk berpisah dari Mas-nya, seorang pria dengan dua anak setelah berhubungan lebih dari 7 tahun. Saya masih ingat beberapa waktu yang lalu ia masih dengan pasrahnya menerima keadaan, bagaimana susah payahnya berhubungan tanpa diketahui istri si Mas. "Karena gak ada pria lain yang seperti dia..." katanya yakin waktu itu.

Saya tidak bertanya apa yang membuatnya mengambil keputusan itu, salah satu sumber mengatakan bahwa Mas-nya tersayang kemungkinan punya WIL lagi..halah*..


"Lalu sekarang?" tanya saya...."Ya gue lagi jomblo nih.." katanya sambil ngakak. Saya hanya berpandang pandangan dengan sahabat saya yang lainnya. Si Miss W buru buru melirik Blackberry barunya, ada pesan masuk ternyata.

Pembicaraan kami segera beralih kepada salah seorang member group yang sedang bermasalah pula dengan suami orang....Kembali kami tergelak geli, nampaknya kita adalah profil sempurna perempuan yang tertarik dengan suami orang lain, walaupun jelas ini bukan keinginan.

"Gue udah bilang sama dia...., kalo tetap aja kita di pihak yang salah..nggak bisa dong kita minta lebih dari istri pertama.." lanjut Miss W mengenai masalah perceraian salah satu sahabat kami yang menikah siri sebagai istri kedua. Kembali saya mengangguk maklum.

YA..Tuhan akan memberikan jalan yang terbaik, kini kalimat itu terdengar wajar di telinga saya.


08 April 2009

Pasar Tradisional dan Produk Dalam Negeri

Hari ini adalah hari terakhir minggu tenang sebelum Pemilu, tapi masih tertarik dengan iklan GERINDRA yang lampau mengenai himbauan untuk belanja di pasar tradisional untuk meningkatkan perekonomian rakyat.

Walaupun saya kurang yakin jika Prabowo juga belanja di pasar tradisional tapi memang iklan itu bagus. Salut untuk team kampanyenya.

Mungkin sama dengan iklan "Cintailah produk dalam Negeri" mudah dikatakan tapi sulit dilakukan.

Ibu ibu sekarang lebih suka belanja di Carrefour dibanding pasar tradisional, termasuk saya....Tapi kini saya benar benar membatasi item yang dibeli di Hypermart. Jika barang kebutuhan tersebut dijual di warung Nenek di komplek maka saya lebih memilih membelinya di warung itu seperti beras, sabun, odol, shampo. Demikian juga dengan sayur dan daging, saya lebih memilih membeli di tukang sayur keliling. Tapi saya percaya tukang sayur keliling dan pasar tradisional punya pangsa pasar sendiri. Kalau kita membaca tabloid kuliner disebutkan bahwa supply bahan bahan untuk suatu rumah makan diperoleh dari pasar tradisional.

Miris juga melihat hypermart dimana mana. tapi serba salah pegawai hypermart adalah orang Indonesia juga..jika tidak ada pembeli bisa terkena PHK ratusan orang.

Tidak bisa dipungkiri bahwa kita lebih tertarik membeli barang dengan harga murah, tidak peduli dari mana barang tersebut berasal. Harus saya akui saya sering bersungut sungut melihat baju mahal buatan Indonesia padahal itu handmade, jadi memang mahal. Seperti batik tulis misalnya, mahal karena butuh waktu berhari hari dalam pengerjaannya. Harus dihargai juga ketekunan mbok mbok yang mengerjakan dari proses pembuatan pola, melapisi dengan malam, pencelupan berkali kali. Saya sudah pernah membatik sebelumnya dan percayalah memang syuusaahhhhh.....!!!.

Batik dari Pekalongan yang diproduksi oleh keluarga Oei Soe Tjoen misalnya. Mereka hanya memproduksi 15 batik tulis setiap tahunnya. Hanya batik tulis, tidak ada batik cap. Hebatnya semua adalah pesanan orang dengan harga minimal 6.5 juta per lembar. Suatu karya yang dibuat dengan hati. Oei Soe Tjoen adalah mutu itu sendiri.

Memang lebih murah batik cap, asalkan dari Indonesia.

Belum lagi barang barang buatan Cina yang membanjiri pasar Indonesia dengan harga super murah. Sekali lagi saya sedang membangun kesadaran diri sendiri untuk setidaknya lebih memilih produk tekstil Indonesia dibanding produk Cina demi ekonomi kita sendiri. Kalau untuk makanan sudah pasti tidak akan memilih produk Cina, kan sudah banyak diberitakan banyak mengandung zat berbahaya.

Susahnya jika Indonesia keok dengan aturan WTO, semua barang dapat masuk, padahal bisa saja Indonesia menerapkan pelarangan impor bagi jenis barang tertentu jika itu membahayakan bagi warganya. Termasuk jaringan hypermart yang nampaknya bebas beroperasi di kota kota kecil. Depok yang sekecil itu sudah ada 3 hypermart dalam satu garis lurus jalan margonda. 1 Hypermart lagi di daerah cinere ditambah Indomaret besar di Depok Maharaja. Jika semuanya dikuasai pemodal besar, bagaimana yang tradisional dapat maju.

Bagaimana jika PemKot Depok juga menggalakkan pasar tradisional modern di Kemiri, Pasar Depok 1, Pasar Lama, Sawangan dan Parung?....pasti kita juga bersemangat belanja disana apalagi jika bisa menggunakan kartu debet dan credit. Makanan makanan tradisional unik juga harus dijual disana.

Tentu saja meremajakan pasar tradisional bukanlah pekerjaan makmur seperti halnya memberikan ijin pembukaan Carefour, tapi memang harus begitu jika benar benar mau menata ekonomi rakyat.

Kita bisa berpartisipasi dengan memilah milah mana yang harus dibeli di hypermart, mana yang bisa dibeli di warung milik pak Haji. Tidak usah membeli produk Cina. Tidak usah antri untuk discount sale sepatu merk Vincci dari Malaysia atau Charles & Keith Singapura, tapi beli buatan Bandung. Gitu kan?

Jangan beli mobil buatan luar tapi beli buatan nasional..seperti Timor?....hi,,hi ogah....itu mah mobil Korea ditempelin stiker mobnas.

Intinya mulai dari hal hal kecil dulu...liburan gak usah ke Singapura tapi cukup Yogya atau Bali saja jadi warga sana dapat pemasukan...masih banyak pulau di Indonesia yang belum dikunjungi...nampaknya Air Asia harus membuka line ke Ambon, Kalimantan, Sulawesi dll. jadi kita bisa dapat tiket murah. eh kenapa sih harus Air Asia?..itu kan punya Malaysia...Garuda kek yang buka penerbangan murah kayak Air Asia.




04 April 2009

Kisahku dan Teman Teman

Pertemuan dengan para sahabat semasa kuliah dulu yang masih melajang menambah perbendaharaan sikap dalam melihat kehidupan. Bahwa kehidupan tidak selalu hitam dan putih; jalan tidak selalu mendatar, ada banyak kelokan, tanjakan dan turunan yang tidak selalu dapat dilalui dengan mulus.

Ada yang baru berpisah dengan kekasihnya setelah 7 tahun karena lelah harus selalu berbagi dengan istri kekasihnya, ada yang baru berpisah dengan suaminya setelah kawin siri selama beberapa tahun karena desakan istri pertama. Ada pula yang kebingungan karena pacarnya yang WNA tampaknya tidak tertarik dengan pernikahan.

Aku hanya mendengarkan curahan mereka sambil tersenyum samar....andaikan mereka tahu bahkan kisahku tidak kalah menakjubkan jika mengenai pria. Dari mulai SMP sampai saat ini. Berbagai macam bentuk hubungan yang bahkan bukan atas kemauanku yang mungkin sudah digariskan.

Hubungan aneh yang berjalan sampai saat ini mungkin akan membuat mereka ternganga,,hilanglah kesan seorang perempuan yang di mata mereka selalu berjalan di garis horisontal.

Sekali lagi aku merenungi hubungan ganjil ini, dengan komunikasi yang kurang karena saat ini pun aku tidak tahu kemana harus menghubungi orang itu, memang terlihat janggal,,,apa yang aku peroleh juga tidak jelas,,,Tidak jelas juga apa yang ada di pikirannya. Mengerti atau tidak apa yang kuinginkan, siapa yang tahu.

Terpikir untuk sekedar mengirim email,,,tapi apa gunanya? paling hanya dibalas 1 kalimat. Nomor teleponnya? ah sudahlah,,,paling paling tidak berfungsi, hanya sekedar penghias agenda.
Apakah aku berhubungan dengan setan? bisa jadi.

Jika aku berhubungan dengan setan, mungkin memang teman temanku tidak usah tahu,,,mereka akan terkejut dan juga tertarik sekali.

Nampaknya aku memang harus menyimpan kisah aneh ini untuk diriku sendiri.