07 Juli 2009

Harta Karun Soekarno

Mistis......itu yang tercermin jika muncul pembicaran tentang harta karun Soekarno. Topik yang sengaja atau tidak telah berkembang menjadi komoditas sensasi belaka.

Hari ini saya kedatangan seorang kerabat. Seperti biasa koleksi buku buku saya dibongkar untuk dibaca sambil menonton TV. Menjelang sore beliau pun pamit pulang, sebelum pulang saya sempat melirik sebundel laporan yang dijilid berbahasa Inggris, sekilas judulnya mengenai investigasi perburuan emas dunia yang tentu saja membuat saya gatal bertanya.

Tanpa sengaja pembicaraan tentang emas menyinggung tentang harta Soekarno. Ketika saya iseng bertanya benarkah ada harta karun Soekarno, beliau hanya mengangguk pendek. Penasaran, karena saya tahu pasti orang ini bukanlah tipikal manusia yang percaya mistis, bahkan cenderung teramat rasional.

Sambil tersenyum, seakan menguji pengetahuan sejarah saya. "Masih ingat tentang New Emerging Forces? " tanyanya. Spontan kepala saya mengangguk, tentu saja itu adalah gerakan negara negara baru merdeka yang dipelopori Soekarno pada tahun 60-an untuk menghadapi kekuatan kapitalis Amerika dan sekutunya.

Kembali beliau mengangguk ngangguk dan menambahkan "Nefo atau New Emerging Forces -nya bung Karno memang untuk melawan kapitalis barat, bahkan lebih jauh lagi ingin membuat gabungan mata uang sendiri melawan dollar seperti halnya Euro pada masa kini."

Melihat saya ternganga, kembali meluncur pertanyaan "jadi apa yang dibutuhkan untuk mata uang baru itu?"................."cadangan emas yang besar..." jawab saya lemah.

"Tapi itu berarti bukan harta Soekarno, karena cadangan emas itu didapat dari negara negara dalam Nefo..yang berarti para kepala negara waktu itu seperti Norodom Sihanouk juga terlibat dalam pengumpulan." tambah saya ngotot.

"Memang bukan, tapi emas itu memang ada, dokumennya tersimpan rapat di Union Bank of Switzerland. Entah siapa yang telah ditunjuk sebagai yang berwenang untuk membukanya, tidak ada yang tahu." kata lawan bicara saya tersebut.

Tentu saja kening saya makin berkerut...Nefo adalah forum resmi yang didirikan oleh para pemimpin terkemuka Asia pada masa itu. Jadi jika ada pengumpulan cadangan emas yang besar sudah tentu didokumentasikan resmi oleh masing masing negara donor. Aneh rasanya jika hal sebesar itu hanya dipegang oleh satu orang misterius. Lagi pula seberapa kaya negara negara dunia ke 3 pada masa itu, Indonesia jelas sedang melarat, Kamboja masih merangkak, Nehru masih menghadapi pergolakan di India, sementara Josip Broz Tito masih harus menjaga Yugoslavia agar tidak terlalu menjadi pengikut Stalin

Tapi nampaknya pertanyaan itu harus saya telan sendiri karena lawan bicara saya tergesa gesa pamit setelah tertunda karena pembicaraan ini.

"Berkunjunglah ke rumah kalo ingin melihat dokumen hasil penyelidikan sementara ini, memang masih banyak hal hal yang jadi pertanyaan,,," kata beliau lagi.

Tentu saja saya akan segera berkunjung, bukan hartanya yang menjadi fokus perhatian tapi latar belakang penyimpanan dan kemisteriusannya yang menjadi pertanyaan. Tapi tanpa bisa dicegah benak saya tiba tiba teringat dengan para pemimpi yang keblinger seperti Soenuso Goroyo dan Said Agil Al Munawar yang dengan gilanya menggali situs batutulis demi harta Soekarno.

Tidak ada komentar: