08 Juli 2009

Bhisma Dewabrata

Matahari baru saja terbenam sempurna di padang Kuru.

Malam ini adalah hari penghabisan dari perang maut tersebut. Esok segalanya akan ditentukan.

Bhisma Dewabrata menghembuskan nafas perlahan, ia melangkah keluar memandang cakrawala hitam terbentang. Terdengar lengkingan burung pemakan bangkai berpesta mayat korban barata yudha.

"Hampir tiba waktunya, Amba"....ia berdesis. Ia memejamkan mata, lintasan kenangan hampir 50 puluh tahun silam berpendaran. Masih tercium jelas wangi tubuh yang lunglai di pangkuannya, Sekar Kedaton keraton Kasi.

Mata indah Sang Dewi sayu memandangnya, "Aku menunggumu, Kakang...kelak sukmaku akan menjemputmu."

Bhisma membuka matanya, kembali ia menengadah dan berbisik "Maafkan aku Amba, aku terlalu bangga dengan sumpahku untuk wadat seumur hidup sehingga aku tidak mau menerima kenyataan bahwa kau sudah mengguncangkan gairahku. Panah itu terlepas tanpa sengaja, karena keangkuhanku."

Perlahan ia pun kembali ke perkemahan, sekali sekali matanya menjelajah langit seakan mencari sosok yang selalu dirindukannya sebelum kembali larut dalam semadi.

Menjelang tengah malam ia terjaga, terlintas senyum dibibirnya. "Dewiku..." bisiknya, teringat pertemuan dalam semadi. Bhisma yang selama ini teguh menjaga kewadatan, mengikat angan angannya kini luruh. Ia kembali menjadi manusia dalam semadinya, membiarkan hasratnya bertemu dengan Amba menjelang akhir tugasnya sebagai senopati pamungkas dalam perang suci ini.

Lelaki itu bersiap lahir batin, telah berkeramas dan digelungnya rambut dengan rapi. Fajar pun menyingsing, dengan kereta perang dan dada tengadah ia memimpin pasukan Hastinapura menuju kurusetra.

Bhisma Dewabrata, ksatria istimewa pilihan dewata itu mendongak sekali lagi dan tersenyum ya,..Amba, kekasihnya tersenyum, menunggu di pintu gerbang Nirwana. Sementara dari kejauhan Srikandi memandangnya dengan tajam.

"Sebentar lagi..Amba.." bisiknya pasti.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

perspektif lain ttg Bhisma ya...keren jg.

jufrizal mengatakan...

artikel menarik dan di tulis dengan menarik juga.