11 September 2011

Souvenir Miss Universe

Saya memfollow twitter yang beridentitas "PurePapua", twitsnya seperti namanya selalu berkisar pada masalah Papua.  Bagaimana kemiskinan mendera rakyat Papua di bawah kekuasaan Indonesia dan asing.

Satu twit yang menarik perhatian berbunyi : YUDHOYONO : Just kill all indigenous Papuans & other lesser races, so you & the Javanese Master race can have your 1000 year Jawa Reich.

Di situs Detik, saya juga membaca tentang Nadine Ames...semula saya tidak tahu siapa  itu Nadine, sampai seorang teman mengatakan bahwa ia adalah perwakilan dari Indonesia di kontes Miss Universe tentu saja dari ajang Putri - putrian.  Maaf saya kurang berminat mengikuti berita kontes kecantikan...:)

Terlepas dari keharusan memvote Nadine demi menunjukkan dukungan untuk masuknya nama Indonesia di ajang kontes kecantikan, tentu saja saya tidak bisa tahu apakah Nadine benar benar menguasai soal soal Indonesia, kalau bahasa Inggris sih sepertinya tidak masalah, tampaknya pihak Mustika Ratu belajar dari 2 kesalahan konyol sebelumnya,,,,mengirimkan wakil yang tidak fasih bahasa Inggris ke kontes yang native-nya adalah Inggris. 

Tapi ada yang membuat saya mengernyitkan dahi, adalah souvenir yang dibawa...batik dan wayang.  Okeeee.....memang itu souvenir khas Indonesia....tapiiiii kita kan punya ribuan pulau dengan souvenir yang bermacam macam, kenapa itu itu lagi yang dibawa.  Putri Indonesia mewakili Indonesia bukan pulau Jawa.  Apa karena Mustika Ratu identik dengan Jawa Keraton, sehingga tidak bisa melepaskan Jawanisasi di setiap eventnya.

Agak cerewet dan gak penting karena ribut soal souvenir, mungkin karena saya membaca twitter dari Papua yang "rasis" tapi rasanya ada kebenaran di situ.

Walau saya memiliki ikatan emosional dengan kebudayaan Jawa, namun saya tidak ingin negara ini menjadi Jawanesia.....Ada banyak pulau dan etnis yang harus diperhatikan dan diangkat...salah satunya Papua itu yang sudah menyumbang banyak sekali dollar untuk Indonesia namun seperti kata @PurePapua, hak asasi manusia di sana justru terabaikan oleh manusia Jawa.

Tidak ada komentar: