11 Desember 2010

Kyai Merah Dari Surakarta

Mungkin Kyai Misbach adalah satu satunya anggota Komunis yang berpredikat Haji. Dukungan Misbach pada komunis seakan untuk membuktikan bahwa ajaran komunis dan ajaran Islam bisa berjalan selaras.

Haji Misbach yang dikenal kemudian sebagai Haji Merah berasal dari keluarga perjabat keagamaan di kraton Surakarta. Misbach pernah menjadi saudagar batik yang cukup sukses. Saat itu lazim jika para saudagar pribumi bergabung dengan Syarikat Islam yang dipimpin oleh Tjokroaminoto.

Misbach yang berwatak radikal tidak puas dengan sikap SI yang moderat dan non politik. SI sebagai organisasi yang besar saat itu menarik perhatian ISDV (cikal bakal PKI) untuk menempatkan anggotanya dalam jajaran pengurus SI.

Anggota anggota ISDV yang berwatak revolusioner dan anti kapitalis dengan cepat menarik perhatian Misbach. Ia pun mulai mempelajari komunisme dan merasakan adanya kesesuaian antara ajaran komunis dan Islam yaitu sama sama memperjuangkan masyarakat non kelas, dan membela rakyat dari penindasan.

Pengaruh komunis yang meluas di kalangan anggota SI tentu membuat gerah Tjokroaminoto, sehingga keluar kebijakan disiplin bahwa anggota SI dilarang berpolitik dan menjadi anggota organisasi lain, dalam hal ini lebih ditujukan kepada komunis.

Atas pelarangan ini Misbach pun berang, SI segera terpecah menjadi SI merah dan SI putih. SI merah dipimpin oleh Semaun, tokoh komunis utama waktu itu selain Tan Malaka.

Misbach juga menerbitkan koran Medan Muslimin tahun 1915, ia juga menjadi redaktur koran Islam Bergerak, 2 surat kabar ternama saat itu. Tulisan tulisannya banyak mengupas ajaran komunis dan Islam, dengan caranya ia mengingatkan kaum muslimin tentang tugasnya di dunia.
Bagi Misbach komunisme merupakan nyawa untuk menerapkan perjuangan masyarakat tanpa kelas. Baginya kapitalis adalah ajaran serakah, dimana setiap orang mengejar keuntungan tanpa mempedulikan orang lain.

Anggapannya tentang kapitalis ini bertentangan dengan Tjokro yang berpendapat adanya kapitalis yang baik dan kapitalis buruk.

Misbach juga terlibat dalam pemogokan kaum tani di klaten sebelum tahun 1920 yang menyebabkan ia diseret ke penjara. Di Surakarta ia ikut membidani kelahiran PKI. Kegiatan kegiatan radikalnya menyebabkan ia dibuang ke Manokwari sampai akhir hayatnya.

Misbach tidak pernah gentar dalam memperjuangkan masyarakat anti kelas, anti penindasan. Apa yang dipelajarinya memberikan keyakinan bahwa Islam dan komunisme sesungguhnya dapat berjalan beriringan walaupun berangkat dari awal yang berbeda.