04 Januari 2010

Tradisi Ksatria Indonesia kuno

Setelah membaca novel bersetting sejarah Sunda pada masa Padjajaran mengenai Puragabaya, yang ternyata setelah dicari datanya selalu berhubungan dengan kependekaran.

Dalam novel itu sendiri Puragabaya berarti ksatria pilihan pengawal kerajaan yang berasal dari putra kaum bangsawan.

Bisa dibilang Kerajaan Sunda yang diwakili oleh Padjajaran pada masa itu mempunyai tradisi pengawal elit yang pada jaman Indonesia merdeka di lingkup lebih luas mungkin bisa dianalogikan dengan RPKAD pada jaman Bung Karno atau mungkin sekarang Kopasus.

Yang menarik dalam novel tersebut dikatakan bahwa seorang yang terpilih menjadi Puragabaya harus melepaskan minatnya dalam bidang ketatanegaraan, dengan kata lain seorang Puragabaya dilarang keras mencampuri urusan pemerintahan. Urusannya hanya menjadi pengawal pilihan sekaligus seorang mumpuni dalam agama.

Tentu saja berhubung minimnya sejarah Padjajaran kita tidak dapat memastikan apakah memang seperti itu prinsip prinsip seorang Puragabaya.

Lain lagi dengan Majapahit. Dalam kitab Decavernana atau yang lebih populer dengan Negarakertagama banyak disebut nama Bhayangkara sebagai kelompok pengawal berkemampuan khusus. Namun sekarang Bhayangkara identik dengan polisi.

Tradisi angkatan laut Majapahit yang kuat dengan pemimpin legendaris mereka Arrya Wira Mandalika Laksamana Mpu Nala tentu akan sangat menarik jika diteliti secara khusus.

Mungkin Majapahit dan Sunda sebenarnya mempunyai tradisi militer yang unik dan tidak kalah dengan Three Musketer atau ksatria Inggris yang lebih populer. Hanya sayang minimnya manuskrip yang menceritakan sejarah pengawal elit tersebut. Mungkin hanya Negarakertagama yang menjadi sumber walaupun tidak banyak.

Bagaimana dengan Sumatera barat, apakah silat harimau yang terkenal itu dulunya merupakan tradisi pendekar pengawal raja raja Minang?

Di pulau Seram dahulu terdapat semacam perkumpulan kuno para pembela tanah air yaitu Kakehan dimana para pemuda mendapat gemblengan khusus secara rahasia. Konon anggotanya dikenali dengan adanya rajah kelelawar hitam di wajah mereka.

Semestinya Sriwijaya sebagai bekas kerajaan besar juga mempunya kelompok pasukan elitnya sendiri, sayang jejak Sriwijaya sebagai imperium laut nyaris terkubur, hanya ada catatan catatan perjalanan para musafir sebagai bukti keberadaannya. Dengan sendirinya kita tidak dapat berharap untuk detil detil lain seperti angkatan perang.

Di Aceh dikenal pasukan Inong Balee sekitar abad 16 yang terdiri dari janda janda untuk melawan Belanda di garis depan. Adalah Keumala Malahayati yang menjabat kepala barisan pengawal Istana sekaligus Panglima rahasia yang memimpin angkatan perang Aceh pada masa Sultan Alaudin Ri'ayat Syah.

Malahayati mencapai pangkat Laksamana setelah memimpin angkatan laut kerajaan Aceh mencegat kapal perang Belanda yang dipimpin Cornellis de Houtman. De Houtman tewas setelah berperang satu lawan satu dengan Malahayati.

Di Bone ada Arung Palakka, Sultan Bone sekaligus laksamana yang tangguh. Mungkin dalam kondisi ke-Indonesian sekarang sosok Arung Palakka adalah seorang kolaborator VOC. Tapi apabila kita memandang kondisi Bone pada abad ke 16 maka Arung Palakka adalah seorang pahlawan bagi rakyat Bone yang menderita dibawah jajahan kerajaan Gowa. Arung Palakka lah yang bisa dikatakan membangun angkatan perang Bone

Namun alangkah bagusnya jika ada dokumentasi khusus tentang pasukan pasukan elit Indonesia kuno berikut para pemimpinnya. Jangan cuma ksatria Templar saja yang dijadikan acuan.

Akan sangat menarik apabila para Indonesianist masa kini melanjutkan tradisi pendahulu mereka seperti Clifford Geertz, Bernard Vlekke, Ricklefs yang telah menghasilkan karya karya menakjubkan tentang Indonesia untuk mulai merintis proyek ini.

Pada masa yang lebih lampau Raffles telah membuktikan kecintaannya terhadap Indonesia melalui bukunya History of Java.

Terus terang saya khawatir apakah sejarah ke Indonesiaan kita akan hilang begitu saja. Saya iri dengan lengkapnya data tentang Hannibal, panglima perang Cartago Romawi yang hidup di abad 3 SM atau Sun Tzu, seorang Jenderal yang hidup pada tahun 2500 SM yang keahlian perangnya bahkan dijadikan kitab acuan.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

nyasar kesini gara2 guglig: arya mandalika pu nala
such an interesting blog, ndak banyak org yg tertarik dan mengulas tema2 sejarah, terimakasih atas ilmu2 baru yg diberikan ke saya
glad for stopping by here :)
thanks for sharing

Anonim mengatakan...

nyasar kesini gara2 guglig: arya mandalika pu nala
such an interesting blog, ndak banyak org yg tertarik dan mengulas tema2 sejarah, terimakasih atas ilmu2 baru yg diberikan ke saya
glad for stopping by here :)
thanks for sharing

Novra Hadi mengatakan...

pendekar Silat harimau di Minangkabau (sumbar) adalah kelompok pasukan khusus untuk perang rimba, perang dg mobilitas tinggi, serang, bunuh, dan menghilang dg cepat, pasukan ini juga berperan dalam perang padang sibusuk, ketika itu pasukan pagaruyung mengalahkan pasukan besar majapahit dan membantai mereka, sehingga majapahit gagal menaklukkan Swarnabhumi dan minangkabau. daerah peperangan ini dinamakan padang sibusuk karena bangkai2 pasukan majapahit yang terbunuh.