18 Juli 2011

BRAGA, BRAGA

Minggu ini saya menghabiskan week end di Bandung...
Bandung lagi ya,,,,ternyata saya menyukai Bandung belakangan ini.
Ada tempat yang selalu saya tuju jika berada di Bandung....BRAGA....
Saya jatuh cinta dengan jalan Braga yang dipenuhi bangunan kuno.
Parkirlah mobil di jalan Asia Afrika di parkiran bank NISP, bisa berjalan kaki melewati hotel Savoy Homann yang legendaris....Braga berada di di depannya, NISP sendiri merupakan gedung kuno yang terawat dengan sangat baik dan bank ini memang berasal dari Bandung, didirikan tahun 1941.
Mulai Museum KAA dan di seberangnya ada Apotek Kimia Farma yang mengawali jalan Braga.  Berjalan sedikit di sisi kiri ada toko sumber Hidangan, karena tidak ada petunjuk mencolok,saya selalu saja kelewatan.  Ah, saya selalu cinta dengan aura toko roti kuno jaman belanda ini, perabotnya kusam dimakan usia, ada timbangan kue kuno yang besar . Untuk ibu saya, selalu saya menyempatkan diri mampir untuk membeli kastengel yang rasa Belanda banget. 
Hari ini masih cukup pagi, belum genap pukul 10 sehingga toko kue itu belum membuka pintu ruang makan yang ada di sebelahnya, namun sudah ada risoles ayam dan kroket yang rasanya bintang lima.  Baiklah saya membeli itu untuk bekal anak dan suami, sambil memakan bekal itu, kita berjalan menyusuri Braga.  Satu yang sangat disayangkan, Braga seharusnya hanya untuk pejalan kaki, sayang sekali batu andesit hitam yang melapisi jalan tengahnya harus dilalui mobil dan bahkan bis pariwisata.
 
Braga juga langganan untuk foto pre wedding, pagi ini saya melihat sepasang calon pengantin sedang berfoto, iseng saya ikutan mengambil foto pasangan itu.  Akhirnya langkah kaki sampai di depan resto kuno lainnya, Braga Permai, ke sanalah kami duduk beristirahat memesan makanan. 
Melihat sekeliling Braga, saya hanya bisa menyayangkan, ada Aston Hotel di Braga yang rasanya tidak cocok dengan konsep Braga keseluruhan.   Konsep Braga citiwalk yang lebih cenderung ke arah mall juga tidak perlu.  Harusnya Braga Citiwalk adalah konsep dari Jalan Braga itu sendiri, Bragalah yang harus menjadi citiwalk.
Sangat menyenangkan duduk di sisi jalan Braga sambil mengamati mojang bandung yang modis.  Rasanya itu juga yang membuat saya suka dengan Bandung.  Ada gadis, mengenakan sepatu kain yang cantik sedang menunggu angkot, ada juga yang sedang berjalan dengan celana pendek dan menggunakan pasmina dan alas kaki yang cantik.
Saya bukan orang yang tergila gila dengan fashion, namun saya suka mengenakan pakaian modis dengan aksesoris sederhana yang cantik. Rasanya hari itu semangat fashion saya sedang mendaki.  mengenakan  baju terusan coklat polkadot putih, sandal polkadot yang sewarna serta kacamata coklat besar untuk aksesori saya hanya mengenakan cincin bulat  bermotif kotak semi  coklat  dan hijau yang saya beli di Paris Van Java.
Teman saya menyarankan agar mengunjungi The Secret, factory outlet di jalan Riau, sebuah bangunan kotak berwarna hitam, ternyata memang ok, saya sempat naksir dengan clutch bag mirip design Anna Sui. 
Tatkala menuju hotel, tanpa sengaja saya melihat gedung terpencil dengan plang Gedung Indonesia Menggugat, mendadak sontak saya teringat dengan pledoi Soekarno, ah di gedung itu ternyata tempatnya, sialnya gedung itu terlanjur terlewati, dengan arus lalu lintas yang satu arah, terpaksa harus mencari jalan untuk mencapai gedung tersebut.  Kesialan kembali terjadi saat sudah hampir mencapai gedung itu, saya sudah siap membidik dengan Lumix saya, ternyata baterai kamera yang sudah sekarat tidak bisa bertahan lagi, mati tepat saya menekan tombol.  Mengesalkan sekali.
Tapi sekarang saya tahu apa yang membuat saya jatuh cinta dengan Bandung.  Gedung tua, sejarah dan semangat fashionnya.

Tidak ada komentar: