01 Mei 2011

Baasyir

Secara tak sengaja membaca artikel tentang Abu Bakar Baasyir.

Hari itu di perpustakaan, saya iseng membaca Sabili, sebuah majalah Islam. Saya sengaja meluangkan waktu untuk membaca media media Islam, tidak ada hubungan dengan iman, tapi lebih ke pengetahuan.

Ada profil Abu Bakar Baasyir. Kisahnya selama di penjara, setelah bebas dan keinginannya agar Indonesia berlandaskan hukum Islam.

Pada point ini rasanya saya masih meraba raba Indonesia yang berlandaskan hukum Islam itu seperti di Arab. Apakah negara lain seperti Malaysia misalnya yang berlandaskan hukum Islam sudah sesuai di mata Baasyir atau Arab Saudi misalnya.

Sedikit banyak saya berkeyakinan, negara Islam yang diangankan itu adalah negara pada masa Nabi Muhammad SAW. Tapi pada titik tertentu ada keraguan apakah dengan mengambil masa ideal pemerintahan beliau bisa memecahkan permasalahan kompleks yang ada di dunia, saat ilmu pengetahuan demikian berkembang, kebutuhan yang lebih canggih dari masa lalu serta konflik antar manusia, antar negara yang sedemikian rumit.

Mungkin dalam pikiran Baasyir, yang penting negara berlandaskan hukum Islam, hal hal lain akan disesuaikan dengan hukum Islam. Dengan begini Ulama yang berwenang memutuskan segala sesuatunya. Jika dipandang menyalahi hukum Islam akan ditolak mentah mentah.

Lalu jika ditemukan teori teori baru yang mungkin di luar bidang yang dikuasai Ulama, bagaimanakah ia dapat memutuskan sesuatu diluar ilmu yang dikuasainya dan atas dasar apa ia memutuskan.

Atau bisa juga, Ulama tetap dalam koridor keagamaan, namun hal hal di luar masalah keagamaan diserahkan kepada ahlinya yang juga Muslim atau jika non Muslim, mereka harus berkonsultasi dengan rekannya yang Muslim.

Baasyir menambahkan Umat Islam bebas menjalankan kewajibannya sebagai Muslim tapi tidak ada paksaan bagi yang tidak ingin. Untuk umat lain juga bebas untuk menjalankan ajaran agamanya.

Bagus, tapi tetap belum dapat menjawab keraguan saya, apakah dengan negara berlandaskan hukum agama, umatnya dapat lebih baik. Sudah banyak terbukti, mengaku taat beragama tapi melakukan kegiatan tercela.,

Saya teringat tulisan dari Nader Hashemi, seorang asisten profesor dalam bidang kajian Timur Tengah dan Politik Islam dari University of Denver bahwa Islam mengalami masa sekuler sebelum masa religiusitas agama. Dalam masa religius itu kualitas umat meningkat begitu juga dengan penguasaan ilmu pengetahuan.

Sementara Kristen justru terbalik, mereka mengalami masa masa kegelapan akibat kekuasaan tanpa batas pemuka agama dari Paus sampai Pastur, masa kegelapan itu berangsur terang saat umat Kristen sendiri menemukan dan meyakini sekularitas yang memisahkan agama dari politik dan pemerintahan.

Dengan teori seperti itu tidak heran banyak yang merindukan kegemilangan Islam masa lalu. Jika menyimak khotbah para Ustad, abad pemerintahan Muhammad SAW selalu menjadi acuan.

Tapi memang banyak yang harus dijawab oleh Baasyir tentang negara yang berlandaskan hukum Islam. Bahwa masalah yang dihadapi tidaklah sesederhana yang diduga. Ada banyak point yang harus ditelaah ulang, dan yang terpenting bagaimana kualitas para Ulama jika diserahi tanggung jawab yang begitu besar.

Tidak ada komentar: