27 Maret 2011

Maritime Security

Bagi yang kemarin sempat menyimak dialog tentang security defense dan national interest dengan narasumber Connie Rahakundini akan mendapat sedikit pencerahan tentang arah tujuan negara negara dunia dengan segala keterbatasan sumber daya alam yang ada.

Bahwa sebaiknya Indonesia mulai mengedepankan national interest, daripada menjadi anak manis di bawah selubung politik bebas aktif (ini sih kata kata saya). Harus diakui bahwa Indonesia belum punya visi yang jelas tentang konsep pertahanan untuk mengamankan perairan dan udaranya. Apalagi untuk bersifat agresif ke luar.

Sementara ada negara adidaya yang tanpa malu malu menginvasi negara lain, demi kepentingan nasional. Lihat Libya? terlepas dari apakah pemerintahan Qadafy tidak sesuai dengan ajaran demokrasi modern, cukup memalukan melihat gabungan negara Eropa dalam NATO serentak menyerbu Libya dengan alasan melindungi rakyat sipil. Banyak tudingan sinis diarahkan pada Amerika yang terlihat bernafsu menurunkan Qadafy. Tentu saja ada kepentingan yang lebih besar dibanding sekedar melindungi rakyat Libya,,dan itu adalah Minyak Bumi.

Kembali pada Indonesia, tentu saja Indonesia tidak akan mengalami situasi seperti Irak atau Libya. Bukan karena kita mempunyai kedaulatan penuh atas negara melainkan karena banyaknya perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia. Blok blok migas kita dikuasai oleh korporasi International seperti Freeport, Exon atau BP.

Libya atau Irak diacak acak oleh Barat karena penguasaan hasil bumi dikuasai sepenuhnya oleh pemerintah Libya.

Sedangkan Indonesia, dengan kekayaan darat dan laut yang luar biasa malah membiarkan pihak asing mengambil manfaat dari situ. Bahkan ada yang mengatakan bahwa kapal kapal yang melintasi terusan Suez masih kalah dengan kapal asing yang melintas perairan Indonesia baik legal belum lagi yang ilegal.

Anehnya pemerintah Indonesia masih belum tergerak untuk memfokuskan perhatian kepada maritime security dan malah sibuk dengan terorism security. Angkatan Udara kita masih berkutat di wilayah Jawa dan Sumatera. Sementara angkatan laut tertatih tatih menjaga perairan yang begitu luas.

Malaysia dan Australia lebih serius dalam mengurus wilayah laut mereka. Begitu pula India. Indonesia akan terjepit di tengah 3 kekuatan.

Selama pemerintah tidak belajar dari beberapa pemerintahan sebelumnya dan tidak punya visi dalam mengusung national interest, maka tidak usah heran jika kita selamanya tetap menjadi mainan pihak barat.

Tidak ada komentar: