13 Februari 2009

Karena Kami Perempuan


Memang kami dilahirkan dengan perbedaan jasmani dan fungsi dasar yang sangat berbeda dengan lelaki. Ya, fungsi kodrati kami adalah mengandung, melahirkan dan menyusui.


Secara kasat mata kalian para lelaki lebih kuat dari kami, kulit kami sangat gampang tergores dan betapa banyak penyakit yang dapat membahayakan fisik kami. Tapi pernahkan kalian merasakan susahnya berjalan saat mengandung tua tapi harus tetap mencari nafkah? Bukankah kami tak kalah perkasa.


Pandangan kalian tentang kami sangat unik dari jaman ke jaman. Kedudukan kalian relatif ajeg sebagai pemimpin dalam suatu kaum. Kami adalah kaum lemah tapi sekaligus kuat. Kami dapat menyebabkan pertikaian di antara kalian. Maka ada suatu jaman dimana kami dianggap sebagai asal dari dosa tapi juga dipuja sebagai dewi. Kami juga bagian dari pampasan perang.


Pembunuhan pertama karena kami terjadi di jaman Adam dan Hawa dimana Habil dibunuh oleh saudaranya Qabil atau Kain karena Habil akan dinikahkan dengan saudara kembar Qabil yang cantik, Ikrima.


Kerlingan mata kami sanggup menundukkan panglima perang termasyur, Julius Caesar yang tunduk di bawah kaki Cleopatra, Pangeran Edward yang sanggup melepaskan haknya atas tahta Inggris demi seorang janda bernama Wallis Simpson.


Adalah Matahari, perempuan eksotis yang juga double agent untuk Jerman dan Perancis. Ia adalah pelacur elit yang digila gilai para perwira kunci.. Ratusan ribu tentara tewas akibat bocoran informasi ke pihak lawan

Tanah ini juga mencatat, dimana Ken Arok tergila gila dengan kecantikan Ken Dedes sehingga sanggup membunuh Tunggul Ametung. Tak kurang Raden Wijaya menikahi 4 putri Kertanegara yang jelita demi tegaknya negara Majapahit. Beratus tahun kemudian kembali Raden Sutawijaya terpukau oleh kecantikan Rara Semangkin, calon selir dari ayahanda angkatnya Sultan Hadiwijaya, Raja Pajang. Dan itu belum cukup, ingatkah akan murka Sunan Amangkurat I terhadap putranya Pangeran Adipati Anom karena berani menjalin hubungan dengan Rara Hoyi, keponakan Pangeran Pekik yang akan dijadikan selir sang Sultan.


Betapa banyak tragedi yang disebabkan oleh kami. Kami adalah sumber legitimasi dan lambang kejantanan tapi kami juga penyebab perpecahan. Kekuatan kami bagaikan pisau bermata dua. Kadang kami pun tidak sanggup mengendalikan kekuatan itu.


Tubuh kami menghasilkan banyak uang di lokalisasi tapi sekaligus sumber penyakit mematikan.


Kami adalah lambang kesuburan sekaligus juga bencana, Seperti halnya Bhairawa yang merupakan manifestasi dari Syiwa sebagai perusak, kami adalah Durga, wajah lain dari Parwati.


Siapa yang tidak bergidik bila bertemu Kuntilanak, kaum kami dari dunia halus. Berapa banyak film yang dibuat mengatasnamakan kami sebagai kaum halus.


Sesungguhnya kamilah Sang Empu peradaban, kamilah yang bertugas untuk mengukir jiwa kalian agar tidak kosong, menampung benih sekaligus menghidupinya.


Segala sesuatu atas kami adalah titah yang Maha Kuasa, yang berlaku atas kalian juga berlaku bagi kami.

Tidak ada komentar: