17 April 2010

Tragedi Pemimpin Agama

Pesantren Nurul Hidayah di Surabaya diserbu warga yang geram mendapati sang pendiri pesantren mencabuli sejumlah santriwatinya.

Di Lampung, Ustadz Agus dari pesantren Miftahul Ulum diperiksa polisi karena kasus pencabulan terhadap sejumlah anak dibawa umur.

Baru baru ini Paus Benedictus XVI meminta maaf atas sejumlah kasus pencabulan anak anak yang dilakukan oleh para Pastur Katolik Irlandia.

Sementara Gereja Katolik di San Diego setuju dengan ganti rugi sebesar US$198 juta terhadap 144 kasus gugatan pencabulan yang dilakukan para Pastur.

Apa boleh buat Kyai dan Pastur adalah orang biasa, walaupun kemana mana mereka tidak pernah lepas dari kitab suci dan mulut mereka fasih mendendangkan mana benar mana yang dosa. Hanya memang ironis bila kita menyerahkan anak kita untuk dididik di pesantren sementara sang Kyai ternyata bermental cabul, atau kita melakukan pengakuan dosa di hadapan pastur yang ternyata malah mempunyai dosa yang lebih gawat.

Demikian pula dengan para pemimpin tertinggi umat, Baik Paus atau Khalifah juga hanya manusia biasa.

Ingat saja sejarah Paus abad pertengahan yang hobby memelihara gundik dan juga para Khalifah yang mempunyai ribuan selir.

Sebagian beranggapan bahwa tradisi selibat cukup memberikan pengaruh terhadap perilaku para Pastur, tapi di sisi lain para Kyai yang tidak selibat juga melakukan hal asusila. Ada pihak yang menyalahkan kehidupan sekuler yang memang sedang marak. Tapi bukankah sudah menjadi tugas orang orang itu untuk menyiapkan mental menghadapi segala macam bentuk kehidupan.

Pengetahuan sejarah seperti itu yang selalu membuat saya menjaga jarak dengan pemuka agama. Ritual ritual keagamaan yang rumit selalu membuat saya terheran heran. Harus sesusah itukah untuk bertemu Tuhan. Kadang institusi agama membuat agama menjadi sekedar formalitas dan bukan lagi pengalaman batin

Daripada memusingkan kelakuan para pemuka agama tersebut. Saya lebih tertarik dengan sejarah Islam dan Katolik.

Benarkah Maria Magdalena adalah the hidden apostle melebihi Petrus, bahwa ia menyebarkan ajaran Kristus sampai dengan Marseille, Perancis sana sesuai dengan document yang ditemukan di Nag Hamadi. Atau apakah benar Paus Joan atau yang dikenal dengan John Anglicus itu ada.

Sementara tentang Islam, tentu saja sangat menarik mengetahui mengapa Arab Saudi sebagai representasi dari Islam kelihatan acuh tak acuh dengan Islam. Ah, ya bukankah para emir kerajaan tersebut merupakan sahabat kerajaan Inggris. Tidak heran jika mereka selalu mendua. Belum lagi aliansi mereka dengan aliran Wahabi.

Ya, memang agama adalah hal yang privat memang konsep yang paling tepat untuk saya. Saya menolak debat Islam-Kristen yang sering dilakukan oleh milis milis tertentu atau DVD DVD tentang perbandingan 2 agama tersebut atau ajakan untuk mendukung sesuatu yang berbau agama yang marak di facebook.

Saya tidak pernah mendeklarasikan diri sebagai fans of Nabi Muhammad di facebook. Nabi Muhammad, Yesus Kristus atau Bunda Maria sudah banyak fansnya, tidak perlu dibawa bawa ke ranah facebook segala.

Perang Salib yang memakan korban ribuan umat Muslim dan Kristen di abad 11 sampai 13 cukuplah menjadi pelajaran berharga. Perang Salib bukan sekedar perang antar agama, tapi juga memperebutkan kekuasaan atas suatu daerah. Perang itu juga menjadi bukti betapa tangan Paus dan Khalifah juga berlumuran darah umat mereka.

Jadi siapa bilang Paus dan Khalifah itu suci? Hati hatilah menilai pemimpin kita, jangan silau dengan gelar yang dilekatkan secara resmi kepada seseorang.

Tidak ada komentar: