13 November 2009

Peradaban Agung Yang Terlupakan

Saya selalu terpikat dengan peradaban Asia yang misterius, kadang terkesan penuh mitologi, secara fisik terlihat suram, kumuh dan tidak berkilau seanggun budaya Eropa dalam kasus ini Romawi dan Yunani yang menampilkan sisi klasik aristokrasi.

Sangat mudah dimengerti mengapa orang selalu menoleh ke Perancis atau negara Eropa lain baik barat maupun timur dalam hal kebudayaan dan mencibir terhadap India yang lekat dengan kekumuhan dan kemiskinan.

Padahal jika kita mau sedikit bersusah payah membaca akan segera diketahui bahwa Peradaban yang tertua berteknologi tinggi ditemukan di wilayah India-Pakistan yang terkenal dengan "Peradaban Lembah Indus" berikut kota Mohenjodaro-Harappa. Setelah itu berturut turut muncul Mesopotamia, Mesir, Maya baru kemudian Cina, Yunani dan Romawi. Semua berawal dari Asia, Afrika lalu Eropa. Jadi Budaya Hellenistic ala Yunani dan Romawi yang menjadi cikal bakal peradaban barat dan selalu disanjung sanjung selama ini sebenarnya berusia muda.

Kitab suci Veda merupakan kitab suci tertua saat ini, menurut para ahli dikodifikasikan atau ditulis sekitar sekitar 3000 SM dan dapat disimpulkan budaya tulis di India telah ada 5000 tahun yang lalu. Jika Veda baru ditulis sekitar 5000 tahun yang lalu bisa diartikan bahwa Veda lisan harusnya telah beredar jauh sebelum itu. Yang berarti pulaIndia telah mengenal budaya tulis lebih dahulu dibanding bangsa lainnya.

Dari beberapa bacaan, saya mengerti bahwa Veda bukan saja kitab spiritual keagamaan namun juga merupakan kitab pengetahuan.

Cukup mencengangkan bahwa teori Big Bang mengenai penciptaan alam semesta yang baru diketemukan di abad 20 sebenarnya telah ada dalam Veda, teori relativitasnya Einstein pun telah ada. Mungkin yang dapat membacanya secara tepat adalah ahli Veda.

Seperti ini misalnya "Agnisomau bibhratiapa it tah” artinya air terdiri atas Oksigen dan Hidrogen.

Ada banyak hal yang menarik perhatian berhubungan dengan cerita tentang Mahabarata dan Bharatayudha di dalam Veda yang selama ini kita anggap sebagai dongeng. Berbagai penemuan arkeologis bermunculan seperti kerajaan Dwaraka milik Kresna yang dikisahkan tenggelam ternyata ditemukan situsnya di perbatasan laut India dan Arab. Perang Bharatayuda menurut catatan arkeologis kemungkinan besar memang terjadi karena ditemukan bekas zat radio aktif (nuklir ?) yang cukup besar di bekas wilayah Kurusetra.

Jika begitu apakah pada perang besar ribuan tahun lalu telah dikenal teknologi nuklir? Wallahualam.

Namun segala penemuan itu mudah mudahan dapat membuka mata manusia bahwa ada sesuatu yang tidak pada tempatnya telah terjadi.

Seperti ambisi Hitler akan adanya ras super bangsa Arya yang diklaim berambut pirang dan bermata biru. Klaim yang akhirnya dibantah oleh para ilmuwan dan arkeologis karena bangsa Arya itu adalah bangsa yang menurunkan bangsa Persia (sekarang Iran).

Begitu juga dengan Max Muller ahli sanskrit asal Jerman yang menyatakan bahwa Peradaban Lembah Indus hancur karena serangan bangsa Arya terhadap bangsa Dravida, bangsa asli India yang berkulit hitam. Suatu teori yang dibantah habis habisan oleh para ahli sejarah India karena manipulatif dan bertendensi adanya niat penghapusan sejarah asal usul bangsa India.

Memang pada akhirnya budaya selatan yang lebih tua tunduk saat Alexander Agung dari Macedonia memulai ekspedisinya menaklukan Persia dan akhirnya Hindustan sehingga menyebarnya budaya Hellenisme dan itu wajar karena setiap peradaban ada masanya. Tapi keagungan budaya selatan tidaklah luntur dengan adanya penaklukan tersebut.

Begitu pula dengan Indonesia yang notabene berada di asia dan lebih dahulu terpapar oleh budaya India, bahkan bukan tidak mungkin pusat Atlantis yang misterius berada di Indonesia (senyum senyum) seperti kata Profesor Aryoso Santos.

Mungkin dengan mengetahui serba sedikit tentang asal kebudayaan dunia bisa membuat mata kita lebih terbuka dan lebih bisa menempatkan budaya barat pada tempatnya. Bahwa sesuatu yang gemerlap tidak selalu unggul. Bisa jadi negara negara dunia ketiga yang miskin dan terbelakang menyimpan kegemilangan masa silam yang coba disembunyikan oleh pihak pihak yang tidak ingin posisinya tergeser oleh kebangkitan negara negara selatan.

Tidak ada komentar: