17 Agustus 2010

17 Agustus yang menyedihkan

Tahun ini 17 Agustus terasa lesu untuk saya, selain karena puasa tentunya. Tahun ini saya tidak memasang bendera merah putih di depan rumah. Biarlah bendera itu terlipat rapi di tempatnya.

Tahun ini sungguh mengecewakan melihat tingkah Presiden, DPR dan aparat pemerintah lainnya.

Dari Lapindo yang tidak dipedulikan, coba dibandingkan dengan kasus minyak British Petroleum yang bocor sehingga mencemari teluk Mexico, Barack Obama turun tangan menekan BP agar cepat menyelesaikan masalah tersebut. Sedangkan dalam kasus Lapindo, SBY diam seribu bahasa.

Gas elpiji sudah meledak berkali kali, sedang Presiden sibuk curhat tentang rencana pembunuhan seri kesekian. "Pak, rakyat sudah gosong...mau curhat kemana?"

Apakah Presiden masih mempunyai wibawa saya juga kurang jelas,,,yang bisa dilakukan cuma menghimbau...apa kekuatan dari himbauan, tidak ada payung hukum yang kuat.

Pagi tadi upacara di Istana benar benar memuakkan, saya lebih memilih melihat upacara bendera di Tugu Proklamasi yang lebih menarik dan manusiawi.

Buat saya lebih bermanfaat mendengarkan uraian Anhar Gonggong dan Asvi Warman Adam dibandingkan mendengar pidato omong kosong dari Istana Negara.

Bagaimana kalau pilpres dihapuskan? rasanya kita tidak butuh Presiden dan Menteri apalagi DPR.

Tidak ada komentar: