26 Desember 2018
19 Desember 2018
04 September 2018
03 Agustus 2018
Pemeliharaan Bangunan Tua dan Permasalahannya
SAMPAI DETIK INI
Pemeliharaan bangunan tua masih merupakan masalah di Indonesia.
Pemberian label sebagai bangunan cagar budaya tidak berarti semua masalah teratasi terutama bagi bangunan yang dimiliki oleh perorangan sebagai warisan dari leluhurnya karena tidak ada insentif dari pemerintah yang diberikan kepada pemilik bangunan, baik pengurangan pajak maupun bantuan dana perawatan.
Keluhan-keluhan semacam itu yang terungkap saat workshop mengenai pemanfaatan bangunan cagar budaya tanggal 30 Juni lalu. Rudi, pemilik bangunan tua yang kini menjadi hotel Tiongkok Kecil di Lasem mempertanyakan partisipasi pemerintah daerah dalam pemeliharaan bangunan-bangunan tua di Lasem yang kini menjadi target pariwisata.
Para pengelola mesjid Langgar Tinggi di Pekojan yang merupakan bangunan cagar budaya juga memaparkan masalah kerusakan yang terjadi pada bangunan mesjid yang membutuhkan dana perbaikan tidak sedikit. Masalah ini pernah diajukan ke dinas pariwisata dan kebudayaan dengan dokumen lengkap baik RAB, foto kerusakan dan design konstruksi namun terbentur oleh masalah biaya. Dinas hanya sanggup membiayai maksimal Rp 200 juta sedangkan dana yang dibutuhkan mencapai dua milyar. Masalah ini terkatung-katung hingga sekarang.
09 Juni 2018
Diskusi "Peranan Tionghoa Dalam Perjuangan Kemerdekaan dan Nasionalisme Indonesia
Sore yang cerah, halaman Museum Perumusan Naskah yang biasanya lengang terlihat lebih ramai dari biasanya.
Spanduk dan X banner terpasang di bangunan sebelah kanan gedung utama. Di dalamnya terlihat kursi-kursi terisi nyaris penuh
Seorang perempuan tua berkursi roda yang didorong oleh ajudannya bergerak perlahan menyeberangi halaman dan terhenti di depan teras bangunan berspanduk itu. Sedikit payah ajudannya berusaha mengangkat bagian depan kursi agar dapat masuk ke dalam.
Yang sepuh bukan hanya perempuan itu. Sebelumnya seorang pria tua berjalan pelan dibantu kruk memasuki ruangan. Para sepuh yang bersemangat menghadiri acara sore itu membuat panitia tergopoh-gopoh mencarikan tempat duduk yang lebih nyaman karena ruangan dengan cepat dipenuhi oleh para peserta.
![]() |
Foto: Kecapi Batara |
09 Mei 2018
Di antara tebing Godzilla
Seorang bocah berkaus kuning dengan nomer punggung 18 segera memacu sepedanya saat kami membayar karcis masuk di loket. Sebelumnya ia lebih dulu membuat isyarat agar kami mengikutinya.
Dengan perasaan geli kami menuruti kemauan bocah tersebut. Kecepatan mobil menyesuaikan dengan kayuhan sepedanya memasuki jalan sempit menuju tebing Koja.
28 April 2018
Hijau Biru di Cigaru
Kalau kantong lagi cekak tapi kebutuhan piknik tidak bisa dihindari maka piknik ke daerah yang tidak terlalu jauh adalah solusi aman dan ternyata banyak lokasi yang belum pernah didatangi atau hanya populer di kalangan tukang jalan-jalan yang masih single, karena kalau sudah berkeluarga kebanyakan tidak akan sempat ke mana-mana.
31 Maret 2018
15 Februari 2018
11 Februari 2018
Tegal dan Teh
Bermula dari ajakan untuk membantu penelitian teh yang sedang dilakukan oleh seorang rekan dan tampaknya menarik sehingga perjalanan ini dilakukan.
Dengan menumpang kereta ekonomi plus Tegal Bahari yang cukup nyaman dan tepat waktu, kami menuju Tegal. Kota Tegal sendiri walaupun akrab di telinga namun selama ini saya hanya sekedar melewati dan belum pernah menyinggahinya sama sekali .
Tegal yang dilewati rute jalan Anyer - Panarukan yang digagas oleh Daendels kini dikenal karena produksi tehnya, selain warteg yang bertebaran di seantero Jakarta. Tercatat pabrik teh Tong Tji, teh 2 Tang dan teh Poci berada di kota serta kabupaten Tegal.
02 Januari 2018
Bersyukur Lewat Onde
Banyak waktu untuk bersyukur.
Oey Bowo menyalakan lilin di atas meja
altar dan membuat gerakan pai pai, membungkuk. Ia mengenakan pakaian
tradisional khas Tionghoa berwarna biru gelap. Ia memanjatkan doa yang
ditujukan pada Dewa Langit (Kong Ti Kong), Dewa Bumi (Hot Tek Ceng Sin) dan
Dewa Dapur (kong Bun Kong)
Langganan:
Postingan (Atom)