Tahun 1882 pemerintah Kolonial membangun jalur kereta api yang menghubungkan Bogor-Cianjur-Sukabumi dan Bandung untuk mengangkut hasil bumi yang seperti teh dan kopi yang tumbuh subur sepanjang jalur tersebut. Tidak itu saja penduduk eropa pun mulai berdatangan dari Batavia ke Sukabumi.
Banyak perkebunan teh dan kopi yang membutuhkan akses cepat dan terukur untuk memastikan hasil panennya terangkut dengan lancar. Itu dapat dipenuhi oleh lokomotif uap yang dapat melaju dengan kecepatan 30 km/jam. Daerah Cigombong, Cicurug, Parungkuda dan Cibadak merupakan pos-pos pengumpul hasil bumi
Tak pelak jalur kereta Bogor-Sukabumi-Cianjur-Bandung dan Batavia-Bandung via Purwakarta pernah menjadi jalur tersibuk dan juga termodern di jaman itu. Ditambah dengan wacana pemindahan ibu kota dari Batavia ke Bandung membuat pembangunan infrastruktur dikebut habis-habisan.
Sekarang jaman kolonialisme telah berlalu, jalur-jalur yang dulu sibuk dan semarak kini terbengkalai. Kita lupa bahwa infrastruktur jaman kolonial itu sebenarnya adalah jawaban dari kemacetan yag kian parah.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi248mUQJE09qfcHgK5G3tzoqwbd-heLqWfGUPSoYFYHEF4jCqBylDz119KxKt6maq1rI3qQYOHGh76taBHhbV_H_ks55Zf1snhw2adipgmbF2UEGTrlSNgmSB_TRyU5tRC_Otlp1vK-lYI/s320/C360_2013-12-27-12-43-03-286.jpg)
Tak pelak jalur kereta Bogor-Sukabumi-Cianjur-Bandung dan Batavia-Bandung via Purwakarta pernah menjadi jalur tersibuk dan juga termodern di jaman itu. Ditambah dengan wacana pemindahan ibu kota dari Batavia ke Bandung membuat pembangunan infrastruktur dikebut habis-habisan.
Sekarang jaman kolonialisme telah berlalu, jalur-jalur yang dulu sibuk dan semarak kini terbengkalai. Kita lupa bahwa infrastruktur jaman kolonial itu sebenarnya adalah jawaban dari kemacetan yag kian parah.