"Isih penak jamanku toh Le", tulisan dengan gambar muka lelaki tua tersenyum ramah memang kerap berseliweran, memancing senyum siapa saja yang melihat.
Sesaat tulisan itu memang seperti lelucon, namun lama kelamaan terasa seperti pariwara tentang jaman di mana sandang-pangan-pendidikan dapat dijangkau oleh rakyat kebanyakan, kira-kira seperti itulah pesan yang ingin disampaikan. Toh tagline populer itu sempat masuk menjadi tema kampanye Golkar yang mengundang Mamiek Soeharto sebagai juru kampanye
![]() |
dari google |
Bagi Chris Siner Key Timu, mantan dosen Universitas Atmajaya, kalimat bernada olok-olok seperti ini terasa mencemaskan. Ia masih ingat saat dipecat dari jabatannya sebagai dosen sekaligus pembantu rektor di Universitas tersebut gara-gara ikut menandatangani Petisi 50 ditahun 1980.
Petisi 50 adalah petisi dari kelompok yang berawal dari forum komunikasi dan studi Angkatan Darat lalu berkembang menjadi Lembaga Kesadaran Berkonstitusi yang diikuti oleh sipil dan para purnawirawan. Tercatat para penanda tangan Petisi ini adalah sejumlah tokoh negarawan yang amat dihormati integritasnya. Di antaranya adalah Ali Sadikin, Mohamad Natsir, Sjafruddin Prawiranegara, AH Nasution, Burhanuddin Harahap, SK Trimurti dan Hoegeng Iman Santosa. Nama petisi 50 berasal dari Ali Moertopo