Siapakah perempuan yang paling merana nasibnya dalam perselisihan para putra keturunan bangsa Kuru?....dialah Gandhari.
Permaisuri Dasarata yang buta itu harus kehilangan 99 orang putranya, para Kurawa yang tumpas tapis dalam perang di padang Kuru setra.
Gandhari bukanlah Kunti, nasib buruk seakan telah menjadi takdir saat Pandu, pewaris tahta Hastinapura menyerahkannya untuk diperistri sang kakak yang tunanetra, Dasarata. Seakan belum cukup malang, sang adik, Sangkuni yang culas juga mati mengenaskan dalam perang besar tersebut.
Sedangkan Kunti, walaupun sempat berpisah selama 12 tahun dengan Pandawa, sang putra agung; dialah perempuan bersama Madrim yang melahirkan 6 ksatria utama; Pandawa lima dan Karna. Ia hanya kehilangan Karna, putra sulung yang tidak pernah diakui secara terbuka. Karna lebih memilih sikap seorang Kumbakarna yang memilih membela negaranya saat diserang.
Pandu Dewanatha tidaklah dapat memberikan keturunan, akibat sumpah seorang resi ia tidak akan dapat berhubungan dengan istrinya. Melalui rapalan mantra untuk mengundang Dewa, Kunti dan Madrim dapat memperoleh 5 orang putra.
Keturunan Bharata tidak bisa lepas dari peran para perempuan di sekitar mereka.
Siapa menyangka, Bhisma sang pewaris tahta Hastina rela hidup selibat dan menyerahkan haknya untuk memenuhi permintaan Setyawati dan demi kebahagiaan Sentanu, ayahnya. Kelak, Pandu; keturunan Abyasa anak Setyawatilah yang akan menduduki tahta
Saat Bhisma Dewabharata, benteng terakhir Hastinapura harus melepaskan nyawanya di tangan Srikandi akibat kutukan Amba, runtuh pulalah kekuatan Kurawa.
Drupadi pun bersumpah bahwa Dursasana harus membayar perbuatan kejinya dengan nyawa. Ia juga harus kehilangan ayah, kakak dan anaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar