Takdir memang punya rute sendiri, ia mandiri tak terikat dengan jejak keringat manusia yang menginginkan takdir sesuai dengan impiannya.
Begitu pula dengan perjalanan hidup Mayor Jenderal Pranoto Reksosamodra.
Orang di masa kini mungkin tidak mengenal mantan perwira tinggi ini. Namanya kalah bersaing dengan teman-teman sejamannya baik yang di pihaknya maupun yang berseberangan. Ia pun tidak sevokal rekan-rekannya dalam menuntut keadilan.
Bagi para penonton setia film G30S pasti ingat adegan saat Soekarno memunjuk Pranoto sebagai caretaker Menteri Panglima Angkatan Darat menggantikan Ahmad Yani yang terbunuh namun Soeharto secara halus menolak keputusan itu. Yang luput dari perhatian bagaimanakah nasib Pranoto pasca penolakan itu karena perhatian kita terfokus pada tokoh-tokoh utama G30S.