26 Juni 2016

Tarumanegara, sebuah permulaan

Sampai saat ini sejarah kerajaan Taruma masih belum tersusun dengan jelas.  Para ahli mendapatkan potongan-potongan keterangan mengenai kerajaan tersebut melalui berita Cina maupun pembacaan prasasti.

Berdasarkan tempat temuan prasasti-prasasti dan tinggalan arkeologi lainnya yang dapat diidentifikasikan sebagai tinggalan dari masa kerajaan Taruma dapat diduga bahwa kerajaan ini memiliki wilayah yang luasnya meliputi sebagian besar Jawa Barat.

Salah satu candi di komplek percandian Batu Jaya

Berita tertua yang dianggap membicarakan kerajaan Taruma ialah berita Cina yang berasal dari Fa Hsien.  Berita ini terdapat dalam buku laporan perjalanan yang ditulis tahun 414 yang berjudul Fo-Kuo-Chi.  Laporan ini mengisahkan perjalanan Fa Hsien dari Cina ke India dan kembali ke Cina melalui Ceylon.   Dalam perjalanan, kapal yang ditumpangi dari Ceylon ke Cina rusak dan selama 5 bulan ia terdampar di Ya-wa-di

13 Juni 2016

Dongeng Geologi di Ciletuh

Layar GPS tiba-tiba memutih menandakan jalur yang sedang kami lewati ini tidak terlacak lagi.  Saat itu mobil kami sedang oleng ke kiri ke kanan mencoba menaklukan jalan tanah bercampur batu di daerah Waluran.  Waluran adalah kecamatan yang terletak di Sukabumi, tepatnya di Jampang Kulon.

Jalur Waluran adalah salah satu rute potong jalan apabila ingin menuju ke kawasan Lindung Geologi Ciletuh atau yang biasa disebut Geopark Ciletuh.  Sebenarnya kami tak sengaja menemukan jalur ini saat mengikuti sinyal GPS di jalan raya Sukabumi-Jampang Kulon, mata saya tak sengaja tertumbuk pada papan penunjuk arah di sebelah kanan.  Panah menuju arah Ciletuh menunjuk mendaki lewat perkebunan teh.


Kendi Kuno Kini

Kali ini membahas tentang pentingnya tempat air di masa lalu. 

Tentu saja tempat air masih penting di masa kini, dengan bentuk dan bahan yang umumnya dari plastik keras dan dapat dibeli bebas di mana saja.

Di masa lalu kita mengenal kendi sebagai tempat menaruh air.  Kendi dipakai baik dalam kegiatan keseharian maupun dalam kegiatan upacara sakral.  Dari kendi juga tercatat pengaruh budaya berdasarkan bentuk, ukiran/goresan yang tertera di atas permukaan sebagai hiasan.  Kendi pun termasuk dalam muatan kapal yang menyampaikan sepenggal kisah kepada para arkeolog bagaimana dan kemana muatan tersebut akan menuju.  Sekaligus memberitakan betapa masyarakat kita benar-benar menyatu dengan laut pada masa lalu.